Fotokita - Berita Foto Dengan Fakta Sebenarnya

Seragam ASN Saat Ini Dianggap Peninggalan Belanda, Anggota DPR yang Pernah Dituding Berbuat Klenik Itu Justru Sebut Celana Cingkrang Adalah Budaya Nusantara

Selasa, 05 November 2019 | 09:40
Grid Networks Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kompas.com/Christoforus Ristianto
Kompas.com/Christoforus Ristianto

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN)

Fotokita.net-Belum lama ini kita sempat dibuat heboh soal rencana pelarangan pemakaian cadar dan celana cingkrang di lingkunganAparatur Sipil Negara (ASN). Rencana itu pertama kali diungkapkan oleh Menteri Agama Fachrul Razi hingga memicu perdebatan warganet.

Kini, seorang anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta Menteri Dalam Negeri bersama-sama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Menteri Agama mengubah aturan pakaian ASN.

Model seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) yang biasa kita lihat sekarang ternyata merupakan warisan dari peraturan seragam ASN sebelumnya.

Baca Juga: Tak Lagi Galak Pada Pemerintah, Anggota DPR Ini Bongkar Sosok yang Usulkan Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Jokowi

Biasanya kita kerap melihat paraASN mengenakan seragam bernuansa coklat terang dengan bahan cukup tebal.

Bukan tanpa alasan Dedi Mulyadi, yang juga merupakan tokoh budaya Jawa Barat ini meminta perubahan peraturan itu.

Grid Networks Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan seragam harian
Tribunnews.com
Tribunnews.com

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan seragam harian

Dedi meminta agar pakaian ASN disesuaikan dengan basis budaya nusantara.

Sebab, Dedi melihat selama ini ketentuan tentang pakaian ASN dan pejabat DPR hingga DPRD merupakan warisan kolonial Belanda.

Misalnya, kata Dedi, pakaian seragam harian (PSH) ASN tangan pendek yang berbahan wol atau biasa disebut jas tongki adalah pakaian yang biasa digunakan orang Belanda untuk berburu.

Namun di Indonesia, pakaian ini dijadikan seragam formal untuk bekerja harian.

"Itu pakaian gaya Belanda yang biasa dipakai untuk berburu," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (4/11/2019).

Halaman Selanjutnya

Selain warisan kolonial B...
Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya