Biarpun Akui Kurang Pengalaman, Politikus Muda yang Bikin Anies Baswedan Geram Ini Bilang Punya 2 Kelebihan Tersembunyi

Selasa, 05 November 2019 | 07:58
KOMPAS.COM (RYANA ARYADITA UMASUGI)

William Aditya Sarana

Fotokita.net-Anggaran pembelian dengan harga fantastis itu sudah masuk di dalam sistemrancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

Lewat media sosial, William Aditya Sarana mengungah data rancangan anggaran yang menurutnya tak masuk akal alias aneh. Katanya, ada kejanggalan anggaran pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar. Ia pun menuai pujian dari publik.

Banyak orang kagum dengan keberanian anggota DPRD DKI JakartacWilliam Aditya Sarana dalam membongkar kejanggalan pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

Tidak hanya itu, William juga mengungkap anggaran tak wajar lain, seperti bolpoin dan komputer.

Hal itu disampaikan William melalui akun Instagram pribadinya, @willsarana.

Baca Juga: Unggah Rancangan Anggaran Janggal ke Media Sosial Jadi Heboh, Sebetulnya Ayah William Aditya Sarana Ingin Sang Anak Ikuti Jejaknya Tekuni Profesi Ini

Lantas, siapa sebenarnya William Aditya Sarana?

1. Anggota DPRD DKI termuda

William menjadi anggota DPRD DKI termuda periode 2019-2024.

Kompas.com/ Ryana Aryadita Umasugi
Kompas.com/ Ryana Aryadita Umasugi

Sosok William Aditya Sarana kini tengah menjadi sorotan publik lantaran unggahannya di media sosial terkait anggaran fantastis DKI

Ia merupakan satu dari delapan anggota terpilih Partai Solidaritas Indonesia.

Pria kelahiran 2 Mei 1996 ini baru saja diwisuda dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada akhir Agustus.

Sejak di bangku SMA, ia telah menggeluti dunia politik dengan menjadi anggota OSIS sebagai staf hubungan masyarakat.

Baca Juga: Sukses Bongkar Anggaran Pemprov Bernilai Fantastis ke Publik, Anggota DPRD DKI Termuda William Aditya Sarana Sempat Tak Dapat Restu Keluarga. Apa Alasannya?

Semasa kuliah, William juga sempat menjabat sebagai Ketua Mahkamah Hakim Konstitusi Universitas Indonesia.

Statusnya sebagai anak muda juga menjadi tantangan tersendiri ketika dirinya masih berkampanye.

William mengaku kerap diremehkan karena masih muda.

"Tantangannya yang pertama saya paling muda jadi diremehin. Anak muda bisa apa? Anak kemarin sore. Itu yang saya pernah bilang kalau anak muda itu kurang pengalaman, tetapi kita tuh bisa tambal dengan ilmu keberanian dan idealisme," ucap William.

WARTA KOTA/Angha Bhagya Nugraha
WARTA KOTA/Angha Bhagya Nugraha

Sempat Heboh Masalah Anggaran Lem Aibon, Kini DPRD DKI Pertanyakan Anggaran Cap Capai Rp 556 Juta Untuk Satu RW!

2. Merasa triple minority

William mengaku sering menerima label sebagai triple minority.

"Di kampus saya double minority. Politik kampus saya Kristen, saya Chinese. Pada saat masuk praktis saya triple minority, saya Chinese, muda, dan Kristen," katanya.

Masuknya William dalam ranah politik sempat ditentang oleh kedua orangtuanya.

Baca Juga: Gara-gara Heboh Usulan Anggaran Bernilai Fantastis, Anies Baswedan Kehilangan 2 Pejabat Terasnya. Siapa Saja Mereka?

Namun, ia tetap mengikuti panggilannya dan menjadi anggota DPRD DKI termuda.

Dengan label triple minority, dia sempat mendapat perlakuan tak menyenangkan saat melakukan kampanye ke salah satu basis.

Saat berkampanye, William tak ditanggapi, bahkan warga di basis tersebut enggan bersalaman dengannya.

Instagram @edy_jsm

Illustrasi Heboh Anggaran 5M 'Influencer', Kadis Pariwisata DKI Putuskan Mundur

3. Komitmennya di DPRD DKI

Pilihan William bergabung dengan PSI dilatarbelakangi oleh anggapannya bahwa ekosistem di PSI masih sehat.

Ia juga berkomitmen bahwa dirinya dan PSI akan jauh dari kata korupsi.

"Menurut saya, ekosistem parpol di partai lain itu sudah rusak. Sifatnya itu nepotisme sudah ada bekingan oligarkis tertutup. Kalau kita jadi orang baik sendirian di parpol yang lama misalnya itu enggak akan mengubah apa-apa," tuturnya.

Baca Juga: Bikin Heboh Gara-gara Masuk Anggaran Disdik DKI, Rupanya Lem Aibon Diimpor Keluarga Ketua Penasihat Ekonomi Jusuf Kalla dari Negara Ini

Dalam menjadi anggota legislatif, William memiliki tujuan utama untuk memperjuangkan air bersih bagi warga Jakarta Barat.

Selain itu, ia juga menekankan pada masalah polusi udara di Jakarta.

tangkap layar youtube

Anies Baswedan jelaskan anggaran dana ATK yang membengkak.

4. Penggugat atas kebijakan PKL oleh Anies

William menjadi salah satu perwakilan yang berhasil memenangi gugatan yang diajukan ke Mahkamah Agung (MA) atas Perda Pasal 25 ayat (1) tentang Ketertiban Umum.

Salah satu isi perda tersebut membahas wewenang gubernur untuk penetapan PKL di jalan dan trotoar.

Baca Juga: Sengaja Unggah Slip Gaji dengan Nilai Rp 5,9 Juta, Bupati Banjarnegara Sebut Upah Ideal Seorang Kepala Daerah: Biar Tak Nilap Anggaran!

William menganggap putusan tersebut seharusnya dijadikan momentum bagi Anies untuk menertibkan dan membuat solusi bagi PKL.

Pada akhirnya, putusan MA membatalkan Pasal 25 ayat (1) tentang Ketertiban Umum. (Hilel Hodawya)

IST

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan geram melihat anggaran belanja jual beli Alat Tulis Kantor yang diajukan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBongkar Anggaran Fantastis di DKI, Siapa Politisi Muda William Aditya Sarana?

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya