Fotokita.net- Oknum polisi lalu lintas yang memukul sopir ambulans yang membawa pasien memang sudah menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan. Gara-gara emosi terhadap sirene yang digunakan ambulans saat kondisi jalan macet, oknum polisi itu terpancing emosi.
Kejadianpercekcokan antarasopir ambulans dan seorang polisi lalu lintas itu terekam dalam tayangan video yang kemudian menjadi viral setelah diunggah melalui media sosial. Warganet pun terkejut atas aksi emosional itu.
Kini, oknum polisi yang sudah menyelesaikan masalahnya dengan sopir ambulans setelah melakukan tindakan pemukulan rupanya harus menghadapi tuntutan lainnya. Ada pihak yang menyatakan urusan itu belum lagi selesai.
Dalam video itu terlihat seorang polisi mengucapkan beberapa kata yang tidak semuanya jelas terdengar.
Dia juga tampak merekam wajah sopir dengan ponselnya. Di video itu terdengar seseorang mengatakan, "Kami ambulans sedang distop polisi".
Belum selesai dia berbicara, polisi itu tampak memaksa untuk mengambil kunci mobil. Upaya polisi itu ditepis oleh sopir ambulans yang mengenakan kaus oranye.
Namun, polisi itu tiba-tiba memukul sang sopir.

:quality(100)/photo/2019/11/03/2324375182.jpg)
Perselisihan antara sopir ambulans dan polisi yang viral di media sosial
Merasa tak senang, sopir ambulans turun dan mendorong polisi itu. "Kami bawa pasien ini," ucap seorang pria yang juga tampak ikut turun dari ambulans.
Dalam videoberdurasi 23 detik yang merekam adu mulut antara sopir ambulans dan polisi viral di media sosial.
Beredarnya video perselisihan antara sopir ambulans dan polisi yang terjadi baru-baru ini di media sosial menjadi perhatian netizen.
Dalam videoyang kini telah viral di media sosial, terlihat seorang polisi mengucapkan beberapa kata yang tidak semuanya jelas terdengar.
Dia juga tampak merekam wajah sopir dengan ponselnya.
Di video itu terdengar seseorang mengatakan, "Kami ambulans sedang distop polisi."
Viral video polisi pukul sopir ambulans.
Belum selesai dia berbicara, polisi tersebut tampak memaksa untuk mengambil kunci mobil.
Upaya polisi itu ditepis oleh sopir ambulans yang mengenakan kaus oranye.
Namun, polisi itu tiba-tiba memukul sang sopir.
Merasa tak senang, sopir ambulans turun dan mendorong polisi tersebut.
Oknum polisi marah dan paksa ambil kunci mobil ambulans
"Kami bawa pasien ini," ucap seorang pria yang juga tampak ikut turun dari ambulans.
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu terjadi di Jalan KF Tendean, Tebingtinggi, pada Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Ambulans tersebut mengantarkan pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.
Oknum polisi yang memberhentikan mobil ambulans yang dikemudikan Zulfan pada Sabtu siang (2/11/2019) di simpang empat Jalan KF Tendean, Tebingtinggi, untuk sementara ini dinonaktifkan dari Satlantas Polres Tebingtinggi.
Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi mengatakannya kepada wartawan ketika dikonfirmasi pada Minggu (3/11/2019) siang.
Dijelaskannya, dengan dinonaktifkannya Brigadir UMP dari Satlantas, untuk sementara ini yang bersangkutan saat ini dibawa pembinaan Sie Propam Polres Tebingtinggi.
Polisi dan sopir ambulans di video viral akhirnya berdamai
"Terus dalam pemeriksaan untuk dilaksanakan sidang disiplin. Sidang itu menunggu kelengkapan dari berita acaranya setelah itu kita kirimkan ke Bidkum Polda Sumut untuk pelaksanaan sidang," katanya.
Berapa lama atau kapan sidang itu akan digelar, menurutnya tergantung pada dua hal tersebut. Pasalnya, lanjut dia, masih ada beberapa orang yang juga masih menunggu sidang terkait kasus disiplin.
"Kan banyak juga yang menunggu sidang. Ada beberapa orang lah, kasus disiplin meninggalkan tugas, mangkir, gitu," katanya.
Sunadi menambahkan, penonaktifan Brigadir UMP untuk memudahkan proses penyidikan dan kelengkapan berita acara.
Yang pasti, lanjut Sunadi, tindakannya telah menimbulkan preseden tidak baik di masyarakat terhadap Polri yang seharusnya melindungi dan menegakkan hukum.
"Itu untuk kebaikan bersama, sementara kami non-aktifkan dari Satlantas. Sesuai dengan hak dan kewajiban di Polri. Itu kan juga butuh kepastian hukum, seperti apa salahnya, tidak boleh terkatung-katung. Posisinya seperti apa," katanya.
Sunadi menambahkan, yang salah harus bertanggung jawab. Mengenai keputusannya, tergantung pada sidang disiplin, nantinya.
"Tidak boleh salah terus dibiarkan begitu saja. itu untuk dia sendiri juga, misalnya kenaikan pangkat. Kalau ada yang belum selesai di administrasi kan kasihan juga," jelasnya.
Oknum polisi terlibat keributan dengan sopir ambulans di Sumatera Barat.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi, Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi membenarkan peristiwa tersebut.
Dijelaskannya, kejadian itu bermula saat sang sopir ambulans menghidupkan sirene karena kondisi macet.
"Dari situlah kesalahpahaman dengan petugas kami," kata Sunadi, Sabtu sore (2/11/2019). Menurutnya, kedua belah pihak sudah dipertemukan di Taman Musyawarah, di Mapolres Tebingtinggi, beberapa saat setelah kejadian.
Pertemuan itu untuk penyelesaian secara kekeluargaan. "Keduanya sudah bersalaman, saling meminta maaf dan memaafkan, berangkulan," katanya. (Kompas.com)