Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan, Siapakah Sosok Jenderal Bintang 2 yang Pernah Dipecat oleh Ikatan Dokter Indonesia Ini?

Rabu, 23 Oktober 2019 | 07:53
Cheppy A. Muchlis via gridhealth.id

Mayjen TNI Terawan Agus Putranto

Fotokita.net-Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Kesehatan. Terawan akan mundur dari keanggotaan TNI setelah dilantik.

Lantas siapa dokter Terawan ini?

Nama dokter Terawan sendiri sempat menjadi perbincangan hangat pada April 2018 saat dirinya diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode 'cuci otak' yang dikembangkannya.

Baca Juga: Dokter Bilang Sang Ibu Alami Sindrom Langka, Foto-foto Hasil Pemotretan Semasa Irish Bella Mengandung Bikin Kita Trenyuh

Saat itu, Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prijo Sidipratomo mengungkapkan, pemberhentian sementara dilakukan karena Terawan dianggap melakukan pelanggaran kode etik kedokteran.

"Pelanggaran kode etik itu yang pasti kami tidak boleh mengiklankan, tidak boleh memuji diri, itu bagian yang ada di peraturan etik. Juga tidak boleh bertentangan dengan sumpah doker," ujar Prijo dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (3/4/2018).

Bidik layar Kompas TV

Kepala RSPAD Gatot Subroto Mayjen TNI dokter Terawan Agus Putranto.

Namun, Prijo belum menjelaskan lebih detail terkait pelanggaran kode etik yang dilakukan Terawan.

Dalam surat IDI yang beredar, pemecatan sementara terhadap Terawan sebagai anggota IDI berlaku selama 12 bulan, yaitu 26 Februari 2018-25 Februari 2019.

Selain diberhentikan sementara, rekomendasi izin praktik Terawan juga dicabut.

Terawan selama ini diketahui sebagai orang yang mengenalkan metode "cuci otak" untuk mengatasi penyakit stroke.

Baca Juga: Usia Sudah Lewat Setengah Abad, Dokter Ini Sukarela Layani Warga di Pelosok Papua. Sayang, Kisahnya Berakhir Tragis dalam Kerusuhan Wamena

Warta Kota
Warta Kota

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dr Terawan Agus Putranto

Terapi "cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA) diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.

Namun, metode "cuci otak" yang dikenalkan Terawan menuai pro kontra.

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie melalui akun Instagram-nya mengatakan, metode "cuci otak" oleh dokter Terawan telah mencegah maupun mengobati puluhan ribu orang dari penyakit stroke.

Baca Juga: Di Kutub Selatan Dokter Era Soviet Ini Terpaksa Operasi Dirinya Sendiri. Simak Kisah Heroiknya yang Dapat Pernghargaan Itu

"Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan," tulis Aburizal di akun Instagram-nya @aburizalbakrie.id.

Di sisi lain, terapi "cuci otak" dinilai belum melalui uji klinik dan belum terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mengobati stroke. (Dian Maharani/Kompas)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya