Fotokita.net - Amerika Serikat dengan kekuatan adidaya yang dimilikinya bisa mengubah sejarah sebuah bangsa berikut pemimpinya. Lihat saja dengan apa yang terjadi di Irak. Di negeri Mesopotamia itu, kita mengenal sosok Saddam Hussein sebagai diktator yang kejam.
Berkat Amerika Serikat pula, dunia pun akhirnya lebih banyak mengenal Saddam Hussein sebagai diktator barbar yang sewenang-sewenang.
Sosok pemimpin karismatik asal Irak namun nasibnya berakhir tragis dengan dihukum gantung pada 2006 lalu.
Kepemimpinannya di Irak baru bisa tumbang setelah Amerika Serikat melakukan penyerangan ke Irak.

:quality(100)/photo/2018/07/10/2292146521.png)
Saddam Hussein
Tapi, seorang tentara Amerika yang ditugasi menjaga Saddam di hari-hari terakhirnya, menyimpan kisah mengejutkan soal sosok Saddam Husein.
Tentara itu bernama Will Bardenwerper.
Ia merupakan 1 dari 12 tentara di kesatuan 551 Polisi Militer Amerika, yang memang ditugaskan menjaga haru-hari terakhir Saddam Husein.
Kesaksian Bardenwerper, diungkapkan lewat buku berjudul 'The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid'.
Saddam Hussein dengan pakaian miliiternya.
Lewat buku ini, Bardenwerper mengisahkan sisi-sisi humanis Saddam, yang selama ini selalu ditutup-tutupi oleh Amerika.
Bardenwerper mengatakan, di penghujung hidupnya, Saddam dilihatnya sebagai sosok yang sopan dan bersahaja.
Jauh dari kesan seorang diktator barbar yang didengung-dengungkan selama ini.
Bardenwerper, melihat Saddam sebagai sosok bapak yang normal-normal saja.
Buku The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid
Bila selama ini Saddam dilihat sebagai sosok Islam garis keras, yang begitu anti terhadap kebudayaan dunia barat, tidak begitu dengan yang dilihat Bardenwerper.
Di penjara, Saddam suka mendengar musik R n B dari penyanyi Amerika, Mary J Blige.
Meski sudah tua, tapi Saddam tak punya pantangan makanan. Ia suka makan kue muffin yang manis-manis.
Meski, soal makanan juga, Saddam terkadang bisa sangat menjengkelkan.
Bila sarapan misalnya, Saddam kerap memesan omelette atau telur dadar. Tapi, bila omelette itu sobek, ia ngambek dan tak mau makan.
Entah mengapa, mungkin ia takut bila makanan itu diracuni.
Saddam pun sangat menggemari cerutu Kuba. Di penjara, cerutu Kuba itu ia simpan di kotak tisu basah.
Hal lain, adalah kesukaan Saddam terhadap tanaman. Ia kerap merawat tanaman di penjaranya.
Will Bardenwerper
Bardenwerper bahkan menganggap Saddam sebagai orang terbaik yang pernah ia temui.
Pernah suatu ketika, perawat pribadi Saddam, yang juga orang Amerika, yakni Ellis, berduka.
Ellis ditinggal mati kakak yang sangat ia sayangi.
Reaksi Saddam membuat Bardenwerper kagum.
"Ia memeluk Ellis, dan mengatakan : Aku yang sekarang akan jadi kakakmu," ujar saddam.
Yang mengejutkan, saat Bardenwerper mengisahkan hari dimana Saddam dieksekusi mati.
Bardenwerper menyebut, 12 tentara penjaga Saddam tanpa kecuali, semua merasa berduka dan kehilangan Saddam Husein.
"Aku hampir merasa seperti seorang pembunuh, seperti aku disuruh membunuh sahabatku sendiri," ujar Adam Rogerson, salah satu tentara, kepada Bardenwerper.
Pada 9 April 2003 dikenang oleh masyarakat Irak sebagai hari Kejatuhan Baghdad dengan diruntuhkannya patung perunggu Saddam Husein di Baghdad
"Rasanya seperti aku kehilangan anggota keluargaku," ujar Bardenwerper.
Bardenwerper juga mengisahkan adegan mengharukan ketika Saddam diarak menuju tiang gantung.
Saat itu, para pembelot Saddam memukuli dan meludahi Saddam.
Karena sedih melihatnya, salah satu tentara AS penjaga Saddam, bahkan ada yang hendak melompat ke kerumunan untuk menghentikan itu.
Tapi, aksinya itu dihentikan oleh tentara lain, karena dinilai bisa membahayakan dirinya. (Aji Bramastra)
Artikel ini sudah tayang di Grid.Id dengan judul "Bikin Amerika Malu, Tentara AS ini Ungkap Pengakuan Mengejutkan Soal Sosok Saddam Husein".