Fotokita.net - Pada tahun-tahun awal karirnya di lapangan, pada 1999 dirinya berada di tengah-tengah kekacauan Timor Timur.
Dialah Marie Colvin. Perempuan tangguh ini adalah seorang jurnalis Amerika Serikat yang berani dan sukarela bertugas di lapangan, di tempat yang tengah berkecamuk bagai lubang neraka di Bumi.
Colvin bekerja sebagaikoresponden luar negeridi surat kabar Britania, The Sunday Times, sejak tahun 1985 hingga meninggal dunia.
Waktu itu Timor Timur berjuang untuk kemerdekaan dari Indonesia, Colvin berada dalam PBB bersama 1.500 pengungsi.
Mereka dikepung oleh milisi Indonesia yang mengancam meledakkan gedung menjadi berkeping-keping.
Colvin terjebak selama 4 hari, namun publisitas yang dihasilkan ceritanya memberi tekanan besar pada dunia untuk bertindak.
Colvin selalu merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap orang yang tak punya suara.
Perang Sipil Sri Lanka
:quality(100)/photo/2019/08/13/1894856458.jpg)
Kisah Marie Colvin
Lalu pada tahun 2001, Colvin pergi bertugas di Sri Lanka di tengah perang saudara.
Dia melaporkan dari dalam wilayah yang dikendalikan oleh pemberontak Tamil untuk menunjukkan kepada dunia bagaimana penduduknya kelaparan.
Di sana Colvin sempat menyelinap di kebun dan terkena ledakan granat di sebelahnya.
Insiden itu bahkan melukai paru-parunya dan membuat mata kirinya hancur.
Tak berhenti di situ, Colvin pun dicurigai sebagai prajurit yang akan membunuh mereka.
Meskipun Colvin selamat, dia harus mengenakan penutup mata selama sisa hidupnya.
Kisahnya membuat Sri Lanka membuka pembatasan mereka terhadap jurnalis asing.
Baca Juga: Tak Terima Anjing Kesayangannya Mati, Seorang Lelaki Lenyapkan 3 Ekor Macan Tutul dengan Cara Ini
Itu membuatnya menjadi pahlawan bagi orang-orang Tamil.
Bahkan banyak orang Tamil yang menawarkan mata mereka untuk Colvin, namun Colvin menolaknya.
Penugasan Terakhir Marie Colvin
Penugasan terakhir Marie Colvin
Ketika berita tentang Musim Semi Arab masuk, Colvin ingin berada di lapangan, di zona perang Timur Tengah.
Meskipun pekerjaan itu akhirnya akan membunuhnya.
Dia memberikan laporan terakhirnya pada 21 Februari 2012, dari dalam kota Homs yang dikepung di Suriah.
Colvin menjadi sasaran tentara Suriah yang meledakkan markasnya.
Namun pemerintah Suriah mengklaim bahwa Colvin telah dibunuh oleh teroris.
Kisah Marie Colvin
Mereka mengatakan bahwa alat peledak improvisasi yang diisi dengan paku telah dipasang oleh para pemberontak dan membunuh Colvin.
Meskipun Colvin sudah pergi, orang lain menyebarkan ceritanya.
Pada tahun 2018, dua film muncul tentang hidup dan mati Colvin: satu, film dokumenter berjudul Under The Wire, dan yang lainnya adalah film berjudul A Private War, yang dibintangi Rosamund Pike. (Muflika Nur Fuaddah/Intisari Online)