Bukti Visual Penggalian di Makam Kuno Cina Ini Nyatakan Manusia Isap Ganja Sejak 2500 Tahun Silam

Rabu, 24 Juli 2019 | 06:18
Metro

Penampakan ganja yang ditanam di ruangan.

Fotokita.net– Pada Selasa, (23/7/2019), terbetik kabar artis peranJefri Nichol dikabarkan ditangkap oleh Polres Metro Jakarta Selatan terkait kasus narkoba. Hal ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

"Ya, betul ditangkap," ujar Argo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/7/2019). Argo membenarkan jika polisi telah melakukan tes urine kepada yang bersangkutan. Berdasarkan hasil tes, Jefri dinyatakan positif mengkonsumsi narkoba. "Ya (positif konsumsi narkoba)," sebut Argo.

Rupanya dari keterangan resmi pihak polisi, Jefri Nichol kedapatan menyimpan ganja di rumahnya. Polisi menemukan barang bukti ganja di dalam rumah Jefri Nichol dengan berat sekitar 6 gram.

Baca Juga: Punya Tampang Imut, Jefri Nichol Pernah Jadi Kelinci Percobaan dalam Pemotretan Eksklusif untuk Majalah Remaja Pria Legendaris Ini. Lihat Foto-fotonya!

iStockphoto
rezkrr

Ganja

Apabila kita melihat sejarah, manusia telah mengisap ganja sejak ribuan tahun silam.Proses penggalian yang dilakukan pada makam kuno Cinamembuktikan bahwa manusia sudah mengisap ganja sejak 2.500 tahun lalu.

Para peneliti menemukan jejak tetrahydrocannabinol (THC)–bahan kimia psikoaktif dalam ganja–di pemakaman Jirzankal, pegunungan Pamir dekat Himalaya.

Diduga mereka menggunakan ganja agar mengalami high saat melakukan ritual pemakaman. Itu dianggap dapat memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan arwah.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Kompetitor, Sony Siapkan Hape Berkamera 10x Zoom

Raja Umar

Tanaman ganja.

Tanaman ganja mulai ditanam di Asia Timur untuk mengambil serat dan biji berminyaknya sejak 4.000 SM. Namun, tidak diketahui dengan pasti sejak kapan manusia memanfaatkan tanaman tersebut demi zat psikoaktifnya.

Jejak THC pada sumbu kayu di delapan kuburan di pemakaman Jirzankal ditemukan oleh para ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences dan Max Planck Institute.

Jejak zat yang ditemukan memiliki THC lebih tinggi dibanding yang ada pada tanaman ganja liar. Menunjukkan bahwa orang-orang zaman dulu kerap membakar varietas ganja tertentu yang memiliki kadar lebih tinggi.

Baca Juga: Berjalan Menembus Hutan Aceh, Polisi Musnahkan Ganja. Lihat Fotonya

Xinhua Wu

Jejak kayu ditemukan pada alat bakar kayu di pemakaman kuno.

Penemuan ini semakin menguatkan bukti sebelumnya, yakni tentang penggunaan ganja pada ritual pemakaman di wilayah Xinjinag Cinadan pegunungan Altai di Rusia. Ganja diperkirakan menyebar melintasi rute perdagangan di sepanjang jalur Sutra.

Robert Spengler, ahli purbakala sekaligus pemimpin penelitian, mengatakan: “Rute pertukaran Jalur Sutra menempatkan Asia sebagai jantung dunia kuno.”

“Studi kami menyatakan bahwa pengetahuan tentang menghisap ganja sudah menjadi tradisi budaya yang menyebar di sepanjang jalur tersebut,” imbuhnya.

Baca Juga: Mau Coba Kamera Mini Seukuran Flashdisk Ini? Ternyata Bisa Rekam Video Juga Lho!

TNI AD
TNI AD

Ilustrasi- Foto TNI AD berada ddi sebuah ladang ganja yang berhasil mereka temukan.

Para ilmuwan menemukan jejak THC dengan mengekstrak materi organik dari serpihan kayu, kemudian menganalisisnya menggunakan kromatografi gas spektrometri massa.

Masih belum jelas apakah orang-orang yang dikubur di Jirzankal secara aktif menanam ganja atau mereka hanya mencari tanaman penghasil THC untuk merasakan high.

Baca Juga: Bukti Visual Suku-suku Kalimantan Berburu Kepala Manusia yang Bikin Ketakutan Penjajah Eropa

Gloria Samantha

Tanaman ganja.

Beberapa kerangka yang ditemukan di situs memiliki fitur yang mirip dengan orang-orang dari zaman kontemporer di Asia Tengah.

Profesor Yang Yimin, kepala analis untuk studi ini, mengatakan: “Penelitian mengenai penggunaan ganja ini membantu kami memahami praktik budaya manusia purba. Juga berbicara tentang intuisi manusia terhadap fitokimia alami tanaman.”

Spengler menambahkan, perspektif modern tentang ganja sangat bervariasi pada setiap budaya, tapi jelas bahwa tanaman ini memiliki sejarah panjang. “Ia telah digunakan manusia dalam waktu lama sejak ribuan tahun lalu, baik untuk keperluan medis, ritual, maupun rekreasi,” pungkasnya. (Gita Laras Widyaningrum/Nationalgeographic.co.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : The Independent

Baca Lainnya