Pantas Kabareskrim Bilang Cuma Tuhan yang Tahu, Begini Posisi Putri Candrawathi Saat Bicara ke Brigadir J, Foto Yosua Sudah Bikin Kering Air Mata

Selasa, 06 September 2022 | 10:58
Kompascom/Kristianto Purnomo

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

Fotokita.net - Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menyebutkan, peristiwa yang terjadi di rumah pribadi Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah cuma Tuhan yang tahu. Ternyata begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J atau Nofriansyah Yosua di dalam kamar rumah. Foto Yosua sudah bikin kering air mata.

Peristiwa di Magelang menjadi perbincangan hangat setelah Komnas HAM menyebutkan dugaan kuat pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi. Dugaan pelecehan ini yang disebutkan sebagai pemicu pembunuhan Brigadir J.

Namun, peristiwa Magelang yang melibatkan Putri Candrawathi dan Brigadir J masih menjadi misteri sampai saat ini. Sebab, istri Ferdy Sambo menutup diri terhadap orang-orang terdekatnya. Karena itu, Kabareskrim Komjen Agus bilang cuma Tuhan yang tahu atas peristiwa yang terjadi di rumah Magelang.

Komnas HAM menyampaikan kesimpulanterhadap penyelidikan kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Kadiv Propam dihuni Sambo saat itu, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Salah satu kesimpulannya, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi yang terjadi di Magelang.

"Terdapat dugaan kuat terjadinya peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC (Putri Candrawathi) di Magelang, tanggal 7 Juli 2022," terang komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara kepada wartawan dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat pada Kamis (1/9/2022).

Dalam konferensi pers,Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menjelaskan ada petunjuk-petunjuk awal soal kekerasan seksual yang perlu ditindaklanjuti oleh pihak penyidik. Namun Putri Candrawathi selaku korban sempat merasa enggan melaporkan peristiwa kekerasan seksual itu.

"Kami perlu menegaskan bahwa keengganan pelapor untuk melaporkan kasusnya (kekerasan seksual -red) sedari awal itu karena memang merasa malu, menyalahkan diri sendiri, takut pada ancaman pelaku, dan dampak yang mungkin mempengaruhi seluruh kehidupannya," terang Andy.

Dugaan pelecehan seksual yang disebutkan Komnas HAM itu menuai respons dari sejumlah pihak. Salah satunya, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Lembaga yang melindungi Bharada Richard Eliezer atau Bharada E inimengatakan dugaan pelecehan seksual atau pemerkosaan ke Putri Candrawathi patut dipertanyakan. Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu, menilai ada kejanggalan dalam dugaan pelecehan itu.

Baca Juga: Sebelum Pergoki Brigadir J Keluar Kamar Putri Candrawathi, Kuat Maruf Sempat Terinfeksi Penyakit Berbahaya, Foto Sopir Ferdy Sambo Dibahas

Youtube

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

"Makannya kok janggal, karena dua hal yang umumnya terjadi pada kekerasan seksual itu tidak terpenuhi. Pertama soal relasi kuasa karena posisi Yosua adalah bawahan dari ibu PC atau dari FS," terang Edwin kepada wartawan pada Senin (5/9/2022).

Edwin menyebut pada umumnya, pelaku pelecehan seksual akan mencari tempat yang aman tanpa sepengetahuan orang lain. Namun, di kasus ini masih ada saksi di rumah kawasan Magelang, yakni KM dan S selaku asisten di rumah.

"Biasanya pelaku memastikan tidak ada saksi, ini peristiwanya di rumah Ibu PC. Di situ ada KM dan ada S, Susi. Jadi terlalu apa ya, nekat ya. Kalau itu terjadi nekat banget ya," papar Edwin.

Kejanggalan ketiga, lanjut Edwin, perihal posisi PC yang disebutnya masih bisa memberikan perlawanan. Selain itu, saat di Magelang disebut PC masih bertanya soal keberadaan Yosua, bahkan Yosua juga menghadap PC di kamarnya.

"Ini kan tergambar di rekonstruksi, bayangkan saja bagaimana kok korban dari kekerasan seksual masih bertanya tentang pelakunya dan masih bisa bertemu dengan pelakunya secara fisik di ruang pribadinya yang merupakan tempat peristiwa dugaan itu," terang Edwin.

Menurut Edwin, umumnya, korban pelecehan seksual akan mengalami trauma atau depresi untuk bertemu kembali dengan pelaku. Kelima, korban masih berada satu rumah dengan pelaku di tanggal 7 dan 8 Juli.

"Yosua masih tinggal menginap di rumah itu. Itu rumahnya kalau kita pakai pendekatan kekerasan seksual itu rumahnya korban, korban punya kekuasaan, kok korban masih bisa tinggal bersama pelaku," tanyanya.

"Peristiwa terjadi di Magelang, dugaan peristiwa itu, kenapa tidak dilaporkan ke polisi? kalau ini benar, yang jadi korban kan istri Jenderal kalau dia telepon Polres, Polresnya datang. Polisi akan datang ke rumahnya nggak perlu sibuk-sibuk untuk datang ke kantor polisi," sambung Edwin.

Edwin melanjutkan, jika korban melaporkan dugaan tersebut ke polisi berpeluang besar mendapatkan bukti yang lebih akurat, yakni terkait dengan visum. Dia juga mempertanyakan posisi Yosua sempat dibawa ke rumah pribadi kawasan Saguling, Jakarta Selatan. Kejanggalan selanjutnya adalah hubungan baik yang dimiliki Yosua ke Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Baca Juga: 'Kalau Itu Terjadi Nekat Banget' Pelindung Bharada E Sentil Hubungan Unik Putri Candrawathi dan Brigadir J Selama Ini, Foto Sosoknya Jadi Sorotan

Youtube

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

"Yosua masih dibawa Ibu PC beserta rombongan ke rumah Saguling, artinya dia masih bisa bersama-sama dengan pelaku, itu uniklah. Ibu PC sudah menganggap Yosua anak, dan mungkin juga sebaliknya Yosua sudah menganggap Ibu PC sebagai ibu, jadi itu keganjilan yang kedepalan," kata Edwin.

Kejanggalan terakhir, menurut Edwin masih terkait dengan hubungan antara Yosua dengan Putri Candrawathi. Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan lantaran tak ingin mendahului penyidik. "(Kejanggalan) yang kesembilan masih saya tahan dulu. Kami sudah punya informasi tapi kami belum bisa sampaikan karena tidak mau mendahului penyidik," pungkasnya.

Komnas HAM kemudian merespons LPSK yang menyebut ada kejanggalan soal dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi, di Magelang. Komnas HAM menyatakan hanya bekerja sesuai dengan mandat undang-undang.

"Begini, saya kira yang pertama Komnas HAM mencoba untuk bekerja sesuai dengan mandat dan kewenangannya," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara kepada awak media pada Senin (5/9/2022).

Beka mengatakan pihaknya mencoba bekerja sesuai dengan mandat yang dimiliki Komnas HAM. Dia menyebut setiap lembaga juga harus menjalankan mandat dan wewenang yang dimiliki masing-masing. "Saya kira lembaga lain juga harus bekerja sesuai mandat dan kewenangan, itu aja," kata Beka.

Jika dirunut dari awal, kabar dugaan pelecehan seksual ini disebut-sebut menjadi pemicu peristiwa 'tembak-menembak' antara Brigadir Yosua dengan Bharada Richard Eliezer di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Saat itu, Yosua disebut melakukan pelecehan terhadap Putri hingga membuat istri Ferdy Sambo itu berteriak dan didengar Yosua. Baku tembak kemudian disebut terjadi hingga menyebabkan Yosua tewas. Dugaan pelecehan itu juga dilaporkan ke polisi.

Belakangan, laporan dugaan pelecehan di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga itu disetop polisi. Menurut polisi, tak ada dugaan tindak pidana pelecehan yang terjadi di Duren Tiga.

"Berdasarkan hasil gelar perkara tadi sore, dua perkara ini kita hentikan penyidikannya karena tidak ditemukan peristiwa pidana," ujar Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian kepada wartawan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jumat (12/8/2022).

Menurut Andi Rian, jika memang ada, dugaan pelecehan itu terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang. Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan timsus telah dikirim ke Magelang untuk mengusut peristiwa di sana. Dia menyebut hanya Allah, Putri dan Yosua yang mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di Magelang.

Baca Juga: Dihujat Satu Indonesia, Ini Sosok Penting yang Minta Putri Candrawathi Tak Ditahan, Foto Istri Ferdy Sambo Kena Getahnya

Youtube

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

"Yang pasti tahu apa yang terjadi ya Allah SWT, almarhum (Brigadir J) dan Bu PC. Kalaupun Pak FS dan saksi lain seperti Kuat, Riki, Susi dan Ricard hanya bisa menjelaskan sepengetahuan mereka," ujar Agus, Minggu (14/8/2022).

Proses penyidikan pun terus berlanjut. Rekonstruksi pun digelar pada Selasa (30/8/2022). Rekonstruksi itu dilakukan dengan memperagakan peristiwa yang terjadi di Magelang, rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan, serta rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga.

Berdasarkan kesaksian Bripka Ricky Rizal dalam sidang etik Irjen Ferdy Sambo beberapa waktu lalu, peristiwa Magelang terjadi pada Kamis,7 Juli 2022. Risalah kesaksian Ricky tercatat dalam catatan sidang yang sempat dilihat sejumlah wartawan, salah satunya detikX.

Ketika itu, Ricky bersama Bharada Richard Eliezer atau Bharada E sedang berada di luar rumah Magelang. Kedua ajudan Ferdy Sambo itu sedangsinggah di Masjid Agung dekat Alun-alun Magelang untuk menemui pamong atau pengasuh anak eks Kadiv Propam di SMA Taruna Nusantara.

Selagi menunggu, HP Bharada E berbunyi. Rupanya, Putri Candrawathi menelepon. Saat diterima, istri Ferdy Sambo menangis. Diameminta kedua ajudan tersebut segera pulang. Hanya sekitar 15 menit, Ricky dan Richard tiba di rumah mantan Kadiv Propam Polri di Puri Cempaka Residence, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang.

Tak ada seorang pun yang dijumpai keduanya ketika masuk ke lantai 1 rumah Sambo yang bercat kuning gading dan cokelat itu. Setelah naik ke lantai 2, keduanya mendapati sisa-sisa ketegangan yang masih terasa di rumah itu.

Ricky melihat Susi, asisten rumah tangga keluarga Ferdy Sambo, menangis di ujung tangga. Sementara itu, Kuat Ma’ruf, sopir sekaligus ART kepercayaan Ferdy Sambo, berdiri di depan pintu kamar tempat Putri beristirahat.

“Ada apa, Om?” tanya Ricky kepada Kuat penuh penasaran. Di kalangan ajudan dan ART Sambo, Kuat dipanggil dengan sebutan ‘om’. Pria asal Banyumas, Jawa Tengah, itu memang sudah bertahun-tahun bekerja pada keluarga Sambo. Kuat mengenal Sambo sejak bosnya itu menjabat Kasat V Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2009.

Ricky lantas mendengarkan cerita apa yang terjadi dari mulut Kuat. Kuat mengaku sempat melihat Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, ajudan dan sopir Putri, berdiri di tangga. Namun, ketika ia hampiri, Yosua justru berlari menghindar sambil menangis. Kuat kemudian menyuruh Susi untuk memeriksa kondisi Putri. Susi mendapati Putri di kamar mandi dengan posisi tergeletak.

Namun tidak jelas peristiwa apa yang baru dialami Putri. Ricky mengatakan, sempat bertanya langsung kepada Putri. Namun Putri enggan berterus terang dan justru menanyakan keberadaan Yosua. Ricky pun lalu mengkonfirmasi kepada Yosua, yang sudah pergi ke rumah tetangga.

Baca Juga: Saksi Kompak Bikin Brigadir J Terpojok, Bareskrim Ngaku Gagal Dapat Bukti Kunci di Rumah Magelang, Foto Sopir Putri Candrawathi Jadi Sorotan

Youtube

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

“Ada apa,sih, Yos?” Ricky bertanya. “Nggak tahu, Bang, kenapa Kuat tiba-tiba marah dengan saya?” jawab Yosua. Yosua diberi tahu Ricky bahwa ia dipanggil Putri, namun menolak. Setelah dibujuk, Yosua akhirnya bersedia. Menurut Ricky, Yosua diajak bicara empat mata oleh Putri. Ia tak bisa menguping karena berjaga di dekat pintu kamar.

Kuat juga tidak menyebutkan perbuatan apa yang telah dilakukan Yosua kepada Putri. Sebelum kejadian menjelang petang hari itu, menurut Kuat, S memberi tahu dia bahwa Yosua sempat marah-marah dengan membanting pintu dapur. Namun ia menanggapi seadanya aduan Susi itu karena sibuk menelepon.

Setelah selesai menelepon di teras rumah, Kuat menengok ke dalam dan melihat dari balik kaca Yosua sedang turun dari tangga. Merasa ada sesuatu yang ganjil, Kuat meneriaki Yosua sambil menggedor-gedor kaca. Yosua, yang bergeming dari panggilan Kuat, berlari ke arah dapur yang tembus ke garasi mobil. Ketika berhadap-hadapan dengannya di garasi, Yosua berbalik sambil berlari.

Ketika Kuat hendak mengangkat Putri dari kamar mandi bersama Susi, Yosua kembali mendatangi mereka. Tanpa dimintanya, Yosua berusaha menjernihkan perkara yang melibatkan dirinya. “Bisa saya jelaskan, Om. Bisa saya jelaskan,” kata Yosua seperti ditirukan Kuat saat memberikan kesaksian dalam sidang etik Sambo.

“Di situ saya emosi. Saya turun. ‘Ibu kamuapain?’ Tapi Yosua malah berlari ke arah dapur lagi. Di situ kan ada meja makan, saya spontan ambil pisau. Saya kantongi pisau itu dan balik lagi ke atas mengangkat Ibu bareng S. Karena S, kan, perempuan, saya bantu (mengangkat) dari belakang,” ucap Kuat.

Kuat mengaku juga ingin bertanya tentang perbuatan Yosua kepada Putri, namun tak berani. Putri pun banyak diam sambil terus meneteskan air mata. Putri hanya mengatakan Yosua telah berlaku sadis. Kuat lalu menyarankan agar Putri melaporkan kejadian pada hari itu kepada Sambo.

“Setelah sayangomongseperti itu, Yosua manggil-manggil saya dari bawah sambil menangis, ‘Om… Om….’ Yosua lalu berdiri di depan kamar. Saya bilang ‘tutup’ (pintu). Saya takut dia bawa senjatanembak aja,” kata Kuat.

Kuat menyebutkan, gelagat yang menurutnya tak baik sudah ditunjukkan Yosua pada Senin, 4 Juli, di rumah Sambo. Ketika itu, Putri, yang sedang sakit, berbaring di sofa ruang tamu. Tak berselang lama, Yosua masuk dan sekonyong-konyong hendak membopong Putri untuk pindah ke kamar.

Lho,kok, di sini? Kalau sakit, nggak di sinilah, di kamar,” kata Yosua seperti diceritakan Kuat. Kuat, yang kaget Yosua main angkat tubuh Putri, kemudian menegur. “Lho, ini Ibu, lho. Kamu (Yosua) siapa?” ucap Kuat kepada Yosua. “Saya tidak suka perlakuan Yosua,” begitu kata Kuat. Kuat mengklaim Putri juga tidak suka terhadap perlakuan Yosua.

Setelah peristiwa Magelang itu, senjata yang dikuasai oleh Yosua, yaitu pistol HS-9 dan senjata laras panjang, disita oleh Ricky. Putri menasihati Kuat agar tidak ribut dengan Yosua dan menyelesaikan masalah secara baik-baik. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta pada 8 Juli 2022, Yosua tidak lagi menyopiri Putri.

Baca Juga: Timsus Didesak Pakai Lie Detector, Saksi Ngaku Lihat Brigadir J Banting Pintu Dapur Rumah Magelang, Foto Adegan Putri Candrawathi Disorot

Youtube

Begini posisi Putri Candrawathi saat bicara ke Brigadir J di kamar rumah Magelang. Pantas Kabareskrim bilang cuma Tuhan yang tahu.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya