Timsus Didesak Pakai Lie Detector, Saksi Ngaku Lihat Brigadir J Banting Pintu Dapur Rumah Magelang, Foto Adegan Putri Candrawathi Disorot

Minggu, 04 September 2022 | 13:13
Youtube

Saksi mengaku melihat Brigadir J membanting pintu dapur rumah Magelang. Tim Khusus didesak pakai lie detector. Foto adegan Putri Candrawathi disorot.

Fotokita.net - Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didesak sejumlah pihak agar memakai lie detector dalam memeriksa para saksi dan tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir Yosua atau Brigadir J. Sebab, Komnas HAM menyimpulkan dugaan kuat adanya pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di rumah Magelang, Jawa Tengah.

Dugaan Komnas HAM itu sudah membuat publik terhenyak. Namun, Komnas HAM menyebutkan keterangan pacar Brigadir J justru memperkuat dugaan pelecehan seksual di Magelang. Itu sebabnya, Timsus Polri didesak memakai lie detector dalam memeriksa saksi dan para tersangka.

Selain dugaan pelecehan seksual yang kembali ramai dibahas, ada saksi yang mengaku melihat Brigadir J marah-marah dengan membanting pintu dapur rumah Magelang. Foto adegan Putri Candrawathi menjalani rekonstruksi peristiwa Magelang disorot netizen di media sosial.

Putri Candrawathi sebetulnyasudah pernah mengaku bahwa dirinya dilecehkan Brigadir J di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Namun, Polri menghentikan laporan Putri karena terbukti tidak ada pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J. Kini, Putri dan para tersangka lainnya memberikan keterangan bahwa Putri dilecehkan Brigadir J di Magelang.

Sandrayati Moniaga, komisioner Komnas HAM yang turut melakukan pemeriksaan kepada Putri Candrawathi secara langsung mengatakan bahwa dugaan kekerasan seksual terjadi bukan karena delik aduan. Artinya, Komnas HAM menemukan bukti-bukti lain selain kesaksian Putri secara langsung.

“Berdasarkan proses pada penyelidikan kami ada dugaan, baru dugaan, dan itu yang memang harus diselidiki lebih lanjut oleh polisi dan kami menegaskan bahwa kekerasan seksual itu bukan delik aduan,” papar Sandrayati kepada awak media di Komnas HAM pada Jumat (2/9/2022).

Sekalipun begitu, sejauh ini bukti yang dikumpulkan adalah keterangan para pihak saja. Baik pihak kepolisian maupun Komnas Ham belum merincikan apakah ada bukti lain seperti jejak digital yang dapat memperkuat keterangan tersebut.

Baca Juga: Tonton Adegan Putri Candrawathi, Hancur Karir Anak Buah Ferdy Sambo Tertangkap Basah Simpan Barang Bukti Paling Dicari Polri, Foto Terkininya Sulit Dicari

Youtube

Saksi mengaku melihat Brigadir J membanting pintu dapur rumah Magelang. Tim Khusus didesak pakai lie detector. Foto adegan Putri Candrawathi disorot.

Sementara itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik meminta Tim Khusus Polri untuk segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J pada Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah pada 7 Juli 2022 lalu.

Taufan mengatakan, pengakuan Putri tidaklah cukup untuk membuktikan kebenaran kasus ini. Perlu ada bukti penguat lain untuk mendukung kesaksian para pihak salah satunya lewat lie detector.

“Kita usulkan didalami dulu dengan pendekatan ilmiah. Misalnya ahli tertentu mendalami keterangannya ini benar atau nggak. Kalau perlu pakai lie detector segala macam,” terang Taufan kepada wartawan yang menghubunginya pada Sabtu (3/9/2022).

Taufan mengatakan, Komnas HAM sudah merekomendasikan ini ke Kepala Tim Khusus sekaligus Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto. Dalam rekomendasi itu, Komnas HAM menyebut bahwa kekerasan seksual ini masih berupa dugaan.

“Justru rekomendasi kami itu ingin mencari kebenaran sesungguhnya. Bisa jadi tidak terjadi kekerasan seksual itu kan? Dugaan itu ternyata terbantahkan atau sebaliknya terbukti misalnya, keadilan harus kepada semua orang tidak hanya satu pihak,” tambah mantan aktivis politik 98 ini.

Taufan juga mengatakan keterangan pacar Brigadir J, Vera Simanjuntak, yang menyebut Brigadir J mendapat ancaman justru bisa memperkuat kesaksian pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

Awalnya, Taufan memaparkan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J yang telah dilakukan. Pada tanggal 4 Juli 2022, Brigadir J disebut membopong Putri saat berada di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah. Kemudian, pada 7 Juli 2022 malam, pembantu Sambo yang bernama Susi duduk di lantai, sementara Putri sedang menangis.

"Dipanggil lah Kuat (Ma'ruf). Kuat mengaku bahwa ada kekerasan (seksual). Kemudian pulang tanggal 8 (Juli 2022). Ibu ketemu suaminya, FS," kata Taufan.

Lantas,Taufan menjelaskan, Putri melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialami kepada Sambo. Kesaksian itu pun dimasukkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Baca Juga: Dilarang Ambil Pistol Ferdy Sambo yang Jatuh, Begini Nasib Ajudan Suami Putri Candrawathi Usai Muncul dalam Rekonstruksi, Foto Sosoknya Sampai Dicari

Kompascom/Kristianto Purnomo

Saksi mengaku melihat Brigadir J membanting pintu dapur rumah Magelang. Tim Khusus didesak pakai lie detector. Foto adegan Putri Candrawathi disorot.

Vera memang pernah mengungkapkan bahwa dirinya dan Brigadir J sempat video call sehari sebelum peristiwa pembunuhan. Saat itu, Brigadir J menangis karena mendapat ancaman pembunuhan dari Kuat Ma'ruf. Dalam rekonstruksi, Brigadir J diancam karena diduga melecehkan Putri Candrawathi.

"(Kata Vera) 'kenapa?'. (Dijawab Brigadir J) 'karena kalau naik ke atas, lantai 2, ibu sakit. Makanya aku diancam mau dibunuh dia'. Dalam rekonstruksi kan ada yang dia dikejar-kejar pakai pisau itu. Jadi justru Vera pun akan memperkuat kesaksiannya itu," terang Taufan.

Itu sebabnya,Komnas HAM meminta agar dugaan pelecehan seksual di Magelang itu didalami oleh Polri secara ilmiah. Taufan menyarankan polisi mendatangkan ahli-ahli tertentu untuk mendalami kebenaran dari keterangan para saksi dan tersangka tersebut.

"Kalau perlu pakai lie detector segala macam. Justru rekomendasi kami itu (menelusuri isu pelecehan seks) ingin mencari kebenaran sesungguhnya," tandas Taufan. Usai didalami, maka baru ketahuan apakah isu pelecehan seksual terhadap Putri itu gugur atau tidak.

Tim Khusus Polri didesak pakai lie detector untuk memeriksa para tersangka demi mencari kebenaran dugaan pelecehan seksual, ternyata ada saksi yang mengaku melihat Brigadir J marah-marah dengan membanting pintu rumah Magelang.

Cerita ini muncul dalam kesaksian di sidang etik Ferdy Sambo beberapa waktu lalu. Risalah kesaksian sidang etik itu berhasil didapatkan tim wartawan detikX. Cerita bermula ketikaBripka Ricky Rizal Wibowo dan Bharada Richard Eliezer baru saja selesai melaksanakan tugas mengantar makanan dan kipas angin untuk anak atasannya, Irjen Ferdy Sambo, yang bersekolah di SMA Taruna Nusantara, Magelang. Keduanya singgah di Masjid Agung dekat Alun-alun Magelang untuk menjumpai pamong atau pengasuh anak Ferdy Sambo di SMA Taruna Nusantara.

Peristiwa itu terjadi padaKamis, 7 Juli 2022, sekitar pukul 19.00 WIB. Saat sedang menunggu, tiba-tiba HP Bharada E berdering. Di ujung telepon, Putri Candrawathi menangis. Ia meminta kedua ajudannya segera pulang. Hanya sekitar 15 menit, Bripka Ricky dan Bharada E tiba di rumah pribadi Ferdy Sambo di Puri Cempaka Residence, Banyurojo, Mertoyudan, Magelang.

Tak ada seorang pun yang dijumpai keduanya ketika masuk ke lantai 1 rumah Ferdy Sambo yang bercat kuning gading dan cokelat itu. Setelah naik ke lantai 2, keduanya mendapati sisa-sisa ketegangan yang masih terasa di rumah itu.

Baca Juga: Terlanjur Viral Hingga Dipolisikan, Deolipa Yumara Ngaku Sengaja Bikin Dugaan Putri Candrawathi Berhubungan Intim dengan Kuat Maruf, Foto Sang Pengacara Dikomentari

Youtube

Saksi mengaku melihat Brigadir J membanting pintu dapur rumah Magelang. Tim Khusus didesak pakai lie detector. Foto adegan Putri Candrawathi disorot.

Bripka Ricky melihat Susi, seorang asisten rumah tangga, menangis di ujung tangga. Sementara itu, Kuat Ma’ruf, sopir sekaligus ART kepercayaan Ferdy Sambo, berdiri di depan pintu kamar tempat Putri beristirahat.

“Ada apa, Om?” tanya Ricky kepada Kuat. Di antara ajudan dan ART Ferdy Sambo, Kuat dipanggil dengan sebutan ‘om’. Pria asal Banyumas, Jawa Tengah, itu memang sudah lama bekerja pada keluarga Ferdy Sambo. Kuat mengenal Ferdy Sambo sejak bosnya itu menjabat Kasat V Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 2009.

Bripka Ricky lantas mendengarkan cerita apa yang terjadi dari mulut Kuat. Sopir Ferdy Sambo ini mengaku sempat melihat Brigadir J atau Yosua berdiri di tangga. Namun, saat dia datangi, Yosua justru berlari menghindar sambil menangis. Kuat kemudian menyuruh Susi untuk memeriksa kondisi Putri. Susi mendapati Putri di kamar mandi dengan posisi tergeletak.

Namun tidak jelas peristiwa apa yang baru dialami Putri. Ricky, dalam persidangan etik Ferdy Sambo, mengatakan sempat bertanya langsung kepada Putri. Namun Putri enggan berterus terang dan justru menanyakan keberadaan Yosua. Ricky pun lalu mengkonfirmasi kepada Yosua, yang sudah pergi ke rumah tetangga.

“Ada apa,sih, Yos?” tanya Ricky. “Nggak tahu, Bang, kenapa Kuat tiba-tiba marah dengan saya?” balas Yosua. Brigadir J diberi tahu Ricky bahwa ia dipanggil Putri, namun menolak. Setelah dibujuk, Yosua akhirnya bersedia. Menurut Ricky, Brigadir J diajak bicara empat mata oleh Putri. Ia tak bisa menguping karena berjaga di dekat pintu kamar.

Kuat juga tidak menyebutkan perbuatan apa yang telah dilakukan Yosua kepada Putri. Sebelum kejadian menjelang petang hari itu, menurut Kuat, Susi memberi tahu dia bahwa Yosua sempat marah-marah dengan membanting pintu dapur. Namun ia menanggapi seadanya aduan Susi itu karena sibuk menelepon.

Beres menelepon di teras rumah, Kuat menengok ke dalam dan melihat dari balik kaca Brigadir J sedang turun dari tangga. Merasa ada sesuatu yang ganjil, Kuat meneriaki Yosua sambil menggedor-gedor kaca. Brigadir J malah berlari ke arah dapur yang tembus ke garasi mobil. Saat berhadap-hadapan dengannya di garasi, Yosua berbalik sambil berlari.

Saat Kuat hendak mengangkat Putri dari kamar mandi bersama Susi, Yosua kembali mendatangi mereka. Tanpa dimintanya, Yosua berusaha menjernihkan perkara yang melibatkan dirinya. “Bisa saya jelaskan, Om. Bisa saya jelaskan,” kata Yosua seperti ditirukan Kuat saat memberikan kesaksian dalam sidang etik Sambo.

“Di situ saya emosi. Saya turun. ‘Ibu kamuapain?’ Tapi Yosua malah berlari ke arah dapur lagi. Di situ kan ada meja makan, saya spontan ambil pisau. Saya kantongi pisau itu dan balik lagi ke atas mengangkat Ibu bareng Susi. Karena Susi, kan, perempuan, saya bantu (mengangkat) dari belakang,” ucap Kuat.

Baca Juga: Padahal Ada Saksinya, Ini Adegan Putri Candrawathi di Kamar Rumah Magelang yang Dipotong Saat Rekonstruksi, Foto Istri Ferdy Sambo Jadi Sorotan

Youtube

Saksi mengaku melihat Brigadir J membanting pintu dapur rumah Magelang. Tim Khusus didesak pakai lie detector. Foto adegan Putri Candrawathi disorot.

Kuat mengaku juga ingin bertanya tentang perbuatan Yosua kepada Putri, namun tak berani. Putri pun banyak diam sambil terus meneteskan air mata.

Putri hanya mengatakan Yosua telah berlaku sadis. Kuat lalu menyarankan agar Putri melaporkan kejadian pada hari itu kepada Sambo.

“Setelah sayangomongseperti itu, Yosua manggil-manggil saya dari bawah sambil menangis, ‘Om… Om….’ Yosua lalu berdiri di depan kamar. Saya bilang ‘tutup’ (pintu). Saya takut dia bawa senjatanembak aja,” kata Kuat.

Menurut Kuat, gelagat yang menurutnya tak baik sudah ditunjukkan Yosua pada Senin, 4 Juli, di rumah Sambo. Ketika itu, Putri, yang sedang sakit, berbaring di sofa ruang tamu. Tak berselang lama, Yosua masuk dan sekonyong-konyong hendak membopong Putri untuk pindah ke kamar.

Lho,kok, di sini? Kalau sakit, nggak di sinilah, di kamar,” kata Yosua seperti diceritakan Kuat. Kuat, yang kaget Yosua main angkat tubuh Putri, kemudian menegur. “Lho, ini Ibu, lho. Kamu (Yosua) siapa?” ucap Kuat kepada Yosua.

“Saya tidak suka perlakuan Yosua,” Kuat memberikan kesaksian. Dalam pengakuannya itu, Kuat mengklaim Putri juga tidak suka terhadap perlakuan Brigadir J.

Setelah peristiwa itu, senjata yang dikuasai oleh Yosua, yaitu pistol HS-9 dan senjata laras panjang, disita oleh Ricky.

Putri menasihati Kuat agar tidak ribut dengan Yosua dan menyelesaikan masalah secara baik-baik. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta pada 8 Juli 2022, Yosua tidak lagi menyopiri Putri.

Saat menjalani rekonstruksi di rumah pribadi beberapa waktu lalu, ternyata Putri Candrawathi tidak melakukan seluruh adegan yang berdasarkan kesaksian orang terdekatnya. Namun, ada adegan yang menggambarkan bagaimana istri Ferdy Sambo berbaring di atas ranjang, sementara Kuat Maruf duduk di bawah ranjang. Foto adegan Putri Candrawarthi saat rekonstruksi disorot netizen di media sosial.

Baca Juga: Isu Hubungan Intim dengan Kuat Maruf Dibantah, Putri Candrawathi Bilang Begini Saat Sopirnya Berada di Kamar, Foto Adegan Reka Ulang Jadi Bukti

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya