Belum Genap Setahun Kerja di Rumah Ferdy Sambo, Bharada E Sampai Harus Dipaksa Orangtua Ikut Tes Polisi, Foto Lawasnya Muncul Lagi

Kamis, 18 Agustus 2022 | 10:44
Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Fotokita.net - Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau lebih dikenal dengan Bharada E ternyata belum genap setahun bekerja di rumah Irjen Ferdy Sambo. Dia bertugas sebagai sopir sekaligus ajudan eks Kadiv Propam Polri itu.

Perubahan pengakuan Bharada E sudah menghancurleburkan skenario atas rekayasa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Hutabarat atau Brigadir J. Skenario yang disusun Irjen Ferdy Sambo itu awalnya berhasil mengelabui publik, termasuk Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Bharada E saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir J. Namun, pengacaranya, Ronny Talapessy ingin Richard Eliezer bisa bebas atau setidaknya hukuman yang bakal diterima dapat diringankan. Sebelum bekerja di rumah Ferdy Sambo, Bharada E sampai harus dipaksa orangtua agar mau mengikuti tes polisi. Foto jadulnya muncul lagi di media sosial.

Awalnya Bharada E memberikan kesaksian peristiwa berdarah yang terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo sebagai insiden baku tembak dengan Brigadir J pada Jumat, 8 Juli 2022 sore. Skenario ini sesuai dengan rekayasa yang disusun eks Kadiv Propam Polri.

Namun, sejumlah pemeriksa dan penyidik menaruh curiga pada keterangan Bharada E. Terlebih lagi, Richard dinilai kerap berubah-ubah. Kegelisahan Bharada E rupanya juga terdeteksi para jenderal bintang 3 Polri yang bergabung dalam tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Setelah melalui pendekatan khusus, Bharada E akhirnya mau memberikan kesaksian yang sebenarnya. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Richard kabarnya sampai menulis sendiri kesaksiannya di atas empat lembar kertas.

Kesaksian Bharada E membuka tabir otak atau dalang pembunuhan Brigadir J.Irjen Ferdy Sambo bersama dua anak buahnya, Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf, pun akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya disangkakan Pasal 340 subsider Pasal 338junctoPasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Kepala Bareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyebutkan, pengakuan Richard yang menjadi titik awal terbongkarnya kebohongan Ferdy Sambo ini muncul berkat kegigihan penyidik dan timsus.

Baca Juga: Sebelum Richard Eliezer Ubah Pengakuan, Siasat Busuk Ferdy Sambo Terendus Jenderal Bintang 3 Gegara Gelagat Ganjil, Foto Save Bharada E Bergaung

Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Menurut Agus, penyidik sengaja memanggil orangtua dan pacar Richard untuk meyakinkannya agar berani menyampaikan cerita yang sebenarnya. Upaya itu berhasil membuat Richard luluh dan yakin. “Kepada penyidik, dia (Bharada E) akhirnya menyampaikan secara detail tentang kejadian itu,” sebut Agus seperti dikutip dari detikX.

Kesaksian Bharada E berdampak besar terhadap kasus pembunuhan Brigadir J. Belakangan, polisi menyetop dua laporan yang dibuat orang-orang Sambo ke Polres Jakarta Selatan. Laporan itu diduga merupakan bagian dari skenario Sambo untuk mengecoh penyidik mengungkap kejahatan yang terjadi sebenarnya.

Dengan terungkapnya kasus pembunuhan Brigadir J ini, pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, mengatakan, bakal mengajukan kliennya sebagaijustice collaborator. Kata Ronny, pihaknya menargetkan Richard bisa divonis bebas atau setidak-tidaknya hukumannya bakal diringankan.

“Pertimbangannya masih muda, dia harapan keluarga. Masih jadi tumpuan keluarga dan juga bukan pelaku utama,” ujar Ronny kepada wartawan pada Jumat (12/8/2022).

Melalui Ronny, Bharada E juga menyatakan hasratnya untuk meneruskan karirnya di satuan Brimob, salah satu unit khusus yang diisi orang-orang pilihan di kepolisian. Bharada E memang menjadi lulusan terbaik saat mengikuti tes polisi. Dia juga berhasil masuk Brimob dengan nilai tertinggi di antara peserta lainnya.

"Saya brimob, saya lulusan Brimob, rumah saya lahir dan besar di Brimob, Brimob itu rumah saya. Jika saya diizinkan, saya masih ingin berkarir di Brimob," kata Ronny meniru pernyataanBharada E yang disampaikan kepada wartawan pada Minggu (14/8/2022).

Bharada E memohon kepada Ronny Talapessy agar membelanya. Dia mengaku ingin sekali berkembang di Korps Bhayangkara. "Makanya saya ingin dibela semaksimal mungkin, ngomongnya gitu ke saya," ujar Ronny.

Ronny menilai Bharada E masih muda dan memiliki banyak peluang untuk masa depannya. Bukan hanya untuk berkembang di karir tapi untuk berbakti kepada keluarganya. "Dia masih muda, harapan orangtua pengen melanjutkan hidup, pengen berkeluarga, kalau bisa pengen berkarir di kepolisian," terang Ronny.

Belum genap setahun bekerja di rumah Irjen Ferdy Sambo, Bharada E sampai harus dipaksa orangtua untuk ikut tes polisi. Foto lawasnya muncul lagi di media sosial. Pihak keluarga juga menceritakan sisi lain dari Bharada E yang sempat dua kali gagal menjadi anggota kepolisian.

Baca Juga: 'Dari Pertama Bharada E Sudah Tidak Nyaman' Begini Tabiat Deolipa Yumara yang Bikin Richard Eliezer Resah, Foto Sosoknya Dikomentari

Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Richard Eliezer menunjukkan kegigihannya agar bisa diterima di satuan Brimob. Sekalipun memiliki pangkat paling rendah di jajaran Polri, Bhayangkara Dua atau Bharada, karir Richard bukan didapatkan dengan cara yang mudah.Ia baru lolos pada seleksi ketiga di tahun 2019.

Cerita perjuangan Richard Eliezer dikisahkan kembali oleh pamannya,Roycke Pudihang. Mulanya, Richard justru ikut tes penerimaan prajurit TNI AL selulusnya ia dari SMA Negeri 10 Manado tahun 2016. Sebab, ketika itu seleksi Bintara Polri sudah keburu dimulai sebelum Richard lulus sekolah, yakni awal 2016.

Sayangnya, Richard belum berjodoh dengan TNI Angkatan Laut. Ia gagal dalam tes, tapi belum putus harapan. Ia bersiap dan berlatih untuk menghadapi tes di tahun berikutnya.

Bharada E yang sejak sekolah sering mengikuti kegiatan pecinta alam juga mengembangkan kemampuan fisiknya lewat olahraga panjat tebing. Dia terus berlatih sampai menjadi atlet panjat tebing sambil membantu orang tuanya bekerja mengangkut barang. Seperti dikutip dari pemberitaan Kumparan plus, ayah Richard bekerja sebagai sopir truk.

“Richard sama sekali tak mau melihat orang tuanya susah. Makanya, sesibuk apa pun anak ini… dia tetap berusaha membantu orang tuanya angkat-angkat barang. Benar-benar anak yang manis,” cerita Roycke seperti dikutip dari kumparan. Matanya berkaca-kaca menahan tangis saat dijumpai wartawan Manado Bicirita.

Roycke mengisahkan, Richard sejak kecil sebenarnya ingin jadi pelaut. Oleh karena itu dia pernah bersekolah di SMK Polaris Bitung yang terkenal mencetak para pelaut andal di Sulawesi Utara. Sayangnya, biaya di SMK Polaris cukup tinggi.

Facebook

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

“Anak ini tak mau membebani orang tuanya. Jadi, atas kesadaran sendiri, dia minta [pindah] sekolah saja di SMAN 10 Manado. Benar-benar tak mau buat susah orang tuanya.”

Tahun 2017, Richard ikut tes Bintara Polri. Namun, ia gagal di tahap akhir. Ketika itu, Richard sangat kecewa. Namun, tak lama kemudian ia sudah sibuk lagi dengan aktivitasnya sebagai atlet panjat tebing Kota Manado.

Berikutnya, tahun 2018, Richard kembali ikut tes Bintara Polri. Lagi-lagi ia gugur. Kali itu di tes kesehatan. Richard sadar tubuhnya tak fit lantaran sehari sebelum tes kesehatan, ia ikut lomba panjat tebing dan kurang istirahat.

Baca Juga: Setia ke Megawati, Ronny Talapessy Pengacara Baru Bharada E Berani Pasang Badan Buat Ahok di Kasus Penistaan Agama, Foto Terkininya Muncul Lagi

Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Semangat Richard meluntur usaidua kali gagal tes Bintara Polri. Terlebih lagi, profesinya sebagai atlet panjat tebing sudah mulai menunjukkan hasil yang baik. Ia bahkan bisa bekerja sebagai pemandu wisata dan karyawan swasta di waktu luang.

Sekalipun begitu, orangtua terus memaksaBharada E ikut seleksi Bintara Polri untuk yang ketiga kalinya. Namun, ada satu masalah. umur Richard saat itu sudah lewat batas maksimal persyaratan bintara. Panitia pun menyarankannya untuk mengikuti tes tamtama.

Richard galau. Saat itu, rekan-rekan kerja setimnya tahu betul bahwa Richard sudah berkali-kali ikut tes menjadi anggota Polri. Sampai akhirnya Richard dipanggil atasannya yang menyarankan dia untuk tetap mengikuti tes tamtama.

Sang atasan berkata, ia akan menerima Richard kembali bila Richard tak lulus tes tamtama. Richard pun menurut. Roycke ingat, Richard sering digoda saat hendak tes gara-gara ia selalu mengenakan baju putih hitam setiap kali berangkat.

“Ditanya [bercanda], ‘Mau tes kerja di Indomaret, ya?’ Waktu itu dia hanya senyum dan bilang ‘Iya,’” ujar Roycke.

Di awal tes tamtama, Richard tak terlalu antusias seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, pada pertengahan tes, ia mendapat nasihat yang membuatnya kembali semangat.

Seseorang berkata pada Richard bahwa orang beruang akan kalah dengan orang berprestasi; orang berprestasi akan kalah dengan orang yang mujur; dan orang yang mujur akan kalah dengan orang yang tidak berhenti berusaha dan menaruh harapan kepada Tuhan. “Dia lolos tes dengan peringkat nomor satu,” kata Roycke.

Richard Eliezer menjadi satu dari enam tamtama dengan nilai terbaik di angkatan 2019. Berikutnya, ia mengikuti pendidikan di Brimob Watukosek tahun 2019. Lulus dari Watukosek, Richard sempat akan masuk ke Korps Kepolisian Air dan Udara (Polairud).

Dia menimbang latar belakangnya sebagai pemanjat tebing dan pemandu wisata akan cocok dengan tugasnya di Korps Polairud. Namun, karena nilai Richard paling tinggi, ia akhirnya masuk ke Korps Brimob.

Baca Juga: Bukan Hanya Perintah Tembak Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo Iming-imingi Ini ke Anak Buahnya, Foto Pengacara Bharada E Bikin Heboh

Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Richard pernah bertugas dalam Operasi Tinombala Poso pada Maret–Oktober 2020 sebagai navigasi darat, Penugasan Pengamanan Papua Barat di Manokwari pada Desember 2020 sebagai tim keamanan, dan Penugasan SAR Evakuasi Sriwijaya Air SJ 182 pada Januari 2021 sebagai tim Disaster Victim Identification.

Selain itu, Richard adalah seorang yang taat beribadah. Ia pernah menjadi gitaris pada anggota musik Resimen 1 pelayanan di gereja.

Pada Agustus–November 2021, Richard mengikuti seleksi pelatih vertical rescue dan lulus. Menurut pamannya, ia memang aktif di banyak kegiatan pelatihan. “Ada latihan menembak, bela diri, dan lain-lain,” kata Roycke.

Sampai akhirnya pada November 2021, Richard dipilih untuk mengikuti seleksi sopir merangkap ajudan untuk Kepala Divisi Propam Polri yang saat itu dijabat Irjen Ferdy Sambo. Ia lolos dan mulai bertugas bulan itu juga.

Tak berbeda dengan Brigadir J, Richard bercerita kepada keluarganya bahwa pimpinannya adalah orang baik yang memiliki keluarga yang baik.

“Pernah diceritakan oleh Ichad (sapaan karib Bharada E), Pak Ferdy Sambo dan istri itu baik ke semuanya, termasuk ajudan. Ichad selalu bilang, dia diperlakukan sama dengan yang lain,” cerita Roycke.

Sama sekali tak ada hal buruk yang diceritakan Richard soal Sambo. Sampai kemudian keluarga besar dibuat kaget oleh terseretnya Richard di kasus penembakan Yosua.

Foto jadul Bharada E juga muncul lagi di media sosial. Awalnya, foto jadulnya di akun Instagram miliknya digeruduk netizen. Namun, setelah kasus pembunuhan Brigadir J menjadi terang, foto save Bharada E semakin bergema di media sosial.

Baca Juga: Sama Seperti Brigadir J, Rencana Besar Bharada E Tampaknya Berantakan, Foto Surat Terbuka Orangtuanya Viral

Istimewa

Bharada E sampai harus dipaksa orangtua ikut tes polisi. Richard Eliezer belum genap setahun kerja di rumah Irjen Ferdy Sambo.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya