Bisik-bisik Narkoba di Kasus Ferdy Sambo, Duit Besar Eks Kadiv Propam Disentil, Ajudan Sempat Pamer Foto Prestasi Bosnya

Rabu, 17 Agustus 2022 | 10:54
Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

Fotokita.net - Motif Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J belum dibuka secara transparan ke publik. Itu sebabnya, makin banyak isu liar yang beredar di baliknya. Salah satunya, bisik-bisik narkoba di kasus Ferdy Sambo itu.

Irjen Ferdy Sambo sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J. Pengumuman tersangka eks Kadiv Propam itu dilakukan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Publik terus bertanya-tanya motif Irjen Ferdy Sambo melakukan aksi pembunuhan terhadap Brigadir J. Lantaran polisi menyatakan motif tidak akan diungkap saat ini, bisik-bisik adanya narkoba di kasus Ferdy Sambo berkembang liar. Duit besar di lingkungan eks Kadiv Propam ikut disentil. Ajudan Ferdy Sambo sempat pamer foto prestasi bosnya.

Gaya hidup keluarga Ferdy Sambo jadi sorotan. Sejumlah pemerhati masalah sosial ikut menyoroti kasus pembunuhan Brigadir J. Maklum, kasus ini sudah menjadi perbincangan hangat di publik selama lebih dari satu bulan. Klimaksnya, saat penetapan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka yang diumumkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beberapa waktu lalu.

Andi Setiono Mangoenprasodjo, seorang penulis dan peneliti sosial, membuat catatan atas gaya hidup istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Catatan Andi diunggah melalui akun media sosialnya. Dia memberi judul catatannyadengan menggelitik, "Petaka Ke-sembrono-an Sambo yang Akhirnya Mengalir Sampai Jauh."

Sebetulnya, ulasan Andi menyoroti motif pembunuhan Brigadir J sudah menjadi tidak lagi penting. Untuk mengulas hal ini, Andi memberikan latar belakang terhadap ulasannya.

Penulis yang pernah menimba ilmu di FISIP Universitas Indonesia ini menyentil gaya hidup keluarga Ferdy Sambo, terutama Putri Candrawathi. "Sebagai seorang dokter gigi, yang memiliki kecenderungan sisi estetik, bergaya selebritis, dan selfish. Gaya hidupnya sedemikian glamor, perilakunya di media sosial tak memberi jejak ia adalah seorang istri prajurit.

Pergaulannya sebagai sosialita yang lekat dengan barang mewah, kehidupan penuh gemerlap. Saya tidak tahu, seberapa banyak seorang pejabat "pantas"-nya memiliki seorang ajudan. Tapi dalam kasus Jendral Sambo, secara resmi ia memiliki 10 orang ajudan," tulis Andi dalam catatannya.

"Apakah hal tersebut, sudah termasuk untuk sang istri atau tidak. Tapi, bahwa ia harus menyediakan rumah khusus yang dimiliknya secara pribadi hanya untuk tempat tinggal para ajudan.

Baca Juga: Istri Irjen Ferdy Sambo Kepergok Pegang Tangan Brigadir J, Gaya Hidup Putri Candrawathi Jadi Sorotan, Foto Keluarganya Terlanjur Beredar

Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

Menunjukkan gaya hidup yang jauh dari cita-cita mulia Jendral Hoegeng yang memberinya teladan bahwa seorang poisi harus hidup sederhana, jujur, dan bersih. Pasangan ini sekali lagi adalah sejenis pejabat yang dalam budaya Jawa disebut "melik nggendong lali". Mereka adalah pasangan yang lupa diri karena tahta, harta, (wanita atau pria)," lanjut Andi.Andi menuruskan catatannya. Di sini menjelaskan, kenapa bahkan seorang akademisi sekelas Hermawan Sulistyo. Menyebut sulit mengungkap motif sesungguhnya pembunuhan Bripda Joshua Hutabarat. Karena menyangkut masalah harga dirinya sebagai laki-laki dan perwira tinggi.

Suatu alibi dan argumentasi yang malah, membuat "hukum dan keadilan" seolah masih memandang bulu. Suatu pernyataan keputusasaan yang hanya menguatkan atau malah mengabadikan "pembenaran" tindak kekerasan, kesewenang-wenangan, dan ketidak adilan dari seorang Perwira terhadap Tamtama (apalagi Bintara-nya). Oleh atasan terhadap bawahan.Sekali lagi motif peristiwa ini menjadi tidak penting lagi. Tujuan akhir agar Bripda Joshua menemukan keadilan, tampaknya sedikit banyak tercapai. Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan menjadi tersangka, yang daripadanya ia terancam sampai ke resiko tertingginya: dipecat tanpa hormat dan diancam hukuman mati.

Di sosial media, tersiar kabar bagaimana rivalitas "kedua oknum institusi" ini dalam perebutan jatah preman dan perlindungan lahan bisnis ilegal. Khususnya "judi online" menjadi sesuatu yang secara luas menjadi pergunjingan masyarakat. Sesuatu yang bukan hal baru, mengingat Jakarta sendiri adalah "lahan terbuka" dan "medan tempur" baik di tingkat atas maupun bawah.

Tentara yang dipaksa tetap diam di dalam barak, dilarang keras berkeliaran dalam dunia malam. Sementara pihak Polisi dibebaskan keluar masuk area sipil, nyaris tanpa batas ruang dan waktu. Kecemburuan abadi sang kakak terhadap adik, yang nyaris tak tersembuhkan sampai kapan pun sejak pemisahan keduanya.Andi melanjutkan ulasannya, "rivalitas ini, merembet hingga kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, menjadi sebuah balasan dendam. Bagaimana pihak Kepolisian mentelanjangi kasus tabrak lari yang melibatkan Kolonel Inf Priyanto. Kasus ini bukan saja sangat sadis, karena dua sejoli yang ditabrak di Garut alih2 dilarikan ke rumah sakit. Keduanya dibuang ke Sungai Serayu, yang jaraknya ratusan kilometer dari situs TKP.

Seolah bola panas, kasus ini bergerak liar dan menyakitkan, karena sebagai pejabat intelpam. Perilaku yang bersangkutan dibeberkan ke ranah publik hingga menyangkut perkara-perkara pribadi yang menyertainya. Melebar pada awal kejadian, dimana ia selesai mengunjungi WIL-nya di Bandung, sebelum pulang ke Jogja menemui keluarga intinya."

Bukan cuma Andi Setiono, pengacarakeluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak ikut menyentil duit besar di lingkungan ferdy Sambo. Dia mempertanyakan harta kekayaan eks Kadiv Propam Polri. Sebab, Ferdy Sambo disebut memiliki sejumlah rumah, mobil dan uang sehingga diduga menebar suap ke berbagai instansi terkait kasus pembunuhan Brigadir J.

Baca Juga: 'Bingung Mau Kasih Gaji Berapa' Brigadir J Sampai Rela Lakukan Ini Buat Anak Irjen Ferdy Sambo, Foto Putra Bungsu Putri Candrawathi Sempat Beredar

Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

“Jadi orang ini kalau sudah kebanyakan makan uang haram jadi otaknya sama hatinya udah busuk, haram jadinya. Makanya tidak boleh makan uang haram, cukupkanlah gajimu,” ujar Kamaruddin kepada wartawan pada Senin (15/8/2022).

Kamaruddin mengatakan, bila hanya mengandalkan gaji sebagai Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo takkan memiliki sejumlah aset bernilai fantastis. Bahkan, ia menduga penghasilan Ferdy Sambo mencapai Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun per bulan.

“Kamu lihat enggak berapa hartanya, ada berapa (mobil) Lexus. Itu uang dari mana, berapa memang gaji Kadiv Propam? Tanya sama presiden sama DPR, emang kau kasih gaji berapa ini, Ferdy Sambo ini,” papar Kamaruddin.

“Kenapa dia rumahnya banyak, uangnya banyak, terus mobilnya, mobil-mobil Lexus banyak. Kemudian kok dia bisa istrinya katanya tergoncang, sakit, stress tapi kok bisa menyuap-nyuap orang,” lanjut Kamaruddin lagi.

Itu sebabnya, Kamaruddin mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim penyidik independen yang memiliki konektivitas untuk menelusuri aliran dana terkait dugaan adanya suap guna mempengaruhi penanganan perkara kasus pembunuhan Brigadir J.

“Kenapa tidak melibatkan PPATK, apa ada kekhawatiran tentang aliran uang sampai jauh gitu. Jadi jangan-jangan uang yang besar-besaran ini yang informasinya Rp 800 miliar hingga 1 triliun perbulan ini mengalir hingga jauh. Kenapa semua lembaga negara ini tutup mata. Jangan-jangan semua lembaga negara sudah tersandera mafia,” terang Kamaruddin.

Kamaruddin juga menyentil peran Ferdy Sambo sebagai Kasatgassus Merah Putih juga menjadi sorotan karena menangani perkara yang berlahan ‘basah’, seperti judi online, narkoba, dan lainnya.

“Makanya harus kita selamatkan lembaga (Polri) ini dari mafia. Terutama Polri, kita selamatkan dari serangan mafia. Ditanya itu kenapa enggak dilibatkan PPATK, menelusuri uang judi online, narkoba, sabu-sabu sama minuman keras,” kata Kamaruddin.

Kamaruddin juga mendesak PPATK melacak rekening dari seluruh ajudan Ferdy Sambo. Pasalnya, ia menduga ada ajudan Ferdy Sambo memiliki rekening “gendut”. Namu, ajudan itu disebut, Kamaruddin, masih bungkam sehingga sulit mengungkap fakta terkait kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: Miris! Terbuai Rayuan Maut Ferdy Sambo, Karir Jenderal Senior Polri Ini Berujung Kurungan di Mako Brimob, Foto Wajah Kepala Puslabfor Sampai Dicari

Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

“Periksa semua rekening ajudan itu. Libatkan PPATK. PPATK yang bisa mengungkap itu. Berapa ember uang di rekening-rekening ajudan itu dan kemana aliran dan dari mana aliran itu mengalir, termasuk rekening di BCA atas nama (orang yang) tidak bicara itu,” ungkapnya.

“Ada orang tidak bisa bicara, tetapi diduga punya rekening gendut di BCA. Kenapa atas nama orang tidak bisa bicara, supaya dimintai keterangan dia tidak bisa ungkapkan, karena tidak bisa bicara,” imbuh Kamaruddin.

Pada tahun 2020, salah satu ajudan Ferdy Sambo, Matius Marey sempat memamerkan foto prestasi bosnya. Ketika itu, Irjen Ferdy Sambo masih memimpin Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih Polri. Tim Satgassus berhasil membongkar penyelundupan ratusan kilogram narkoba di Sukabumi, Jawa Barat.

Lantaran motif pembunuhan Brigadir J belum juga diungkap secara transparan ke publik, bisik-bisik narkoba di kasus Ferdy Sambo berembus kencang. Duit besar yang beredar di lingkungan eks Kadiv Propam ikut disentil.

Supriyanto Martosuwito, mantan wartawan harian Poskota memberikan ulasan menarik melalui akun media sosial miliknya. Kuli tinta yang sudah makan asam garam ini sengaja membuka catatannya dengan bisik-bisik narkoba di kasus Ferdy Sambo.

Berikut ini catatan lengkap Supriyanto Martosuwito yang diunggah di akun media sosialnya. "Mengapa bu jendral minta perlindungan LPSK ? Karena dia digebugi hingga babak belur oleh pak jendral. Mengapa pembunuhan kepada ajudannya begitu kejam? Karena ada pengaruh narkoba dan nuansa cinta sesama."

Begitulah bisik bisik tetangga yang kini beredar dan sampai juga ke telinga saya. Bahkan Menko Polkam Pak Mahfud MD sudah memberikan kode ; "motif pembunuhan itu mungkin hanya boleh didengar orang dewasa".

Sejak meletus peristiwa pembunuhan ajudan jendral - yang dimanipulasi sebagai tembak menembak - di kompleks pejabat tinggi polisi di Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022 lalu, menyebar informasi dari dua kubu, yaitu kubu pro Jendral (bad cop) dan Kubu Polisi Baik (good cop).

Kubu Pro Jendral sibuk kampanye bahwa kejadian itu merupakan insiden tembak menembak, dan keluarga jendral harus mendapat simpati karena kena musibah. Mereka mengirim tim resmi dan tak resmi ke mana mana, antara lain, ke Dewan Pers, mengimbau wartawan agar mengutip sumber resmi dan berempati pada keluarga jendral. Memahami perasaannya, sebagai ibu tiga anak, dan mengabaikan perasaan keluarga korban yang kehilangan anak secara mengenaskan.

Baca Juga: Sopir Putri Candrawathi Ngadu Kejadian di Magelang, Rumah Ferdy Sambo Pernah Dihuni Orang Kepercayaan Jokowi, Begini Foto Penampakannya

Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

Sedangkan kubu polisi baik, meluruskan dan membangun opini sebaliknya. Beberapa teman, aktifis penegakkan hukum, mendadak didatangi orang saat sedang makan makan di warung tenda, yang langsung curhat, betapa beratnya aib yang ditanggung polisi kini. Mengingat di antara mereka tidak saling kenal, kawan saya berkesimpulan, dia merupakan bagian “tim penjernih” polisi, yang sedang kampanye. Sosialisasi.

Polisi itu menyebut nama, dan ketika di-Google memang ada di Mabes Polri. Kubu polisi baik, saya sebut begitu, tak mau tersandera oleh ulah seorang oknum jendral yang konyol, mempertaruhkan korps kepolisian demi pembunuhan kalap di rumahnya. Ada 434,1 ribu anggota korps kepolisian di luar sana yang harus menanggung akibat dari ulahnya.

Harus diakui jabatan Kadiv Propam Mabes Polri memang sangat strategis. Di luar jabatan resmi, yang mengadili dan menghukum polisi bandel, Kadiv Propam adalah penampung “dana abu abu” dari berbagai sumber. Konon, setoran perjudian gelap, penyelundupan, penebangan hutan, bisnis bisnis yang perlu backingan, tertampung di sana. Bahkan Kapolri mengandalkannya, karena untuk dana operasional “non bujeter” dia yang menutupnya.

Kadiv Propam adalah bendahara tak resmi bagi Polri dan Kapolri. Tapi tekanan publik dan perintah presiden jelas. Bahkan hingga tiga kali. Juga desakan dari kubu polisi baik (good cop) sendiri di internal.

Dengan kecermatan dan penuh kehati hatian, menggunakan “scientific crime investigation” skandal itu akhirnya terungkap perlahan lahan. Memang mengesalkan, tapi pilihan realistisnya, hanya itu. Setelah gelar perkara, Timsus Polri telah memutuskan FS sebagai tersangka bersama tiga orang lainnya, yakni RE, RR dan KM.

Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto mengungkapkan, sebanyak 31 polisi ditetapkan melanggar etik dalam proses penyidikan kasus pembunuhan ajudan mantan Kadiv Propam Polri tersebut - setelah pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap 56 personel dalam proses penyidikan kasus kematian sang ajudan.

Konon ratusan miliar rupiah sudah ditebar untuk menutup kasus ini - ada konglomerat yang mengongkosi dan skenario kasus tembak menembak kini berantakan. Informasiyang masuk dari polisi baik, pembunuhan kalap itu, patut diduga, terdorong oleh narkoba dan hubungan cinta sesama jenis. Pelaku sedang “make” dan mendapati kesayangan sedang bergumul.

Saya terkejut mendengar itu. Tapi baru tersadar. Sudah menjadi rahasia umum, kekejian yang tak terbayangkan hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kelainan seks, khususnya pecinta sesama jenis dan dorongan narkoba.

“Lha, saya dapat informasi yang sama. Jadi jelas ya, sekarang, eksekusinya sekejam itu?” kata tokoh seniman yang sengaja menelpon untuk mengkonfirmasi berita yang belakangan ini menyebar itu. Maksudnya, memang ada gerakan polisi baik untuk meluruskan berita yang dikuasai pro jendral. Informasi dari polisi baik itu tak jauh dari kode yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung soal motif eks Kadiv Propam Polri di balik penembakan Brigadir J. Menurut Mahfud motif tersebut akan dikonstruksi oleh Polri.

"Soal motif biar nanti dikonstruksi hukumnya karena itu sensitif. Mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa. Biar nanti dikonstruksi oleh polisi apa sih motifnya kan sudah banyak di tengah masyarakat," kata Mahfud MD saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (9/8/2022). “Hanya boleh didengar orang orang dewasa”? Apa maksudnya?

Baca Juga: Pantas Berani Tolak Perintah Ferdy Sambo, Bripka Ricky Dapat Perlakuan Istimewa dari Putri Candrawathi, Foto Terkininya Lenyap

Facebook

Duit besar yang ada di lingkungan Irjen Ferdy Sambo disentil. Bisik-bisik narkoba di kasus eks Kadiv Propam mencuat. Foto terkininya lenyap.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya