Suaminya Gugur dalam Tugas, Istri Pilot T-50i Golden Eagle Punya Karier Mentereng di Perusahan Internasional, Foto Nikahnya Curi Perhatian

Selasa, 19 Juli 2022 | 12:47
Hybrid Wedding

Istri pilot pesawat tempur T-501 Golden eagle punya karier mentereng di perusahaan internasional. Foto nikahnya beredar.

Fotokita.net - Pilot pesawat tempur TNI AU T-50i Golden EagleLettu Pnb Allan Syafitra Indra Wahyudi gugur dalam tugas. Pilot Allan dilaporkan meninggal dunia setelah pesawatT-50i Golden Eagle yang jatuh di Blora, Jawa Tengah.

TNI AU telah menyampaikan secara resmi atas kabar duka itu melalui akun media sosial resminya pada Selasa (19/7/2022). Pesawat tempur TNI AUT-50i Golden Eagle jatuh di Blora pada Senin (18/7/2022) malam.

Berdasarkan keterangan resmi TNI AU,Lettu Pnb Allan Syafitra Indra Wahyudi meninggalkan seorang istri bernama Dianka Firsta Brestianti. Suaminya gugur dalam tugas, istri pilot pesawat tempur T-50i Golden Eagle ternyata punya karier mentereng di perusahaan internasional. Foto nikahnya dengan sang pilot curi perhatian.

Melalui akun Instagram resminya, @militer.udara, TNI AU menjelaskan awal mula pesawat tempur yang diterbangkan Lettu Pnb Allan Syafitra jatuh di Blora. Pada Senin (18/7) malam pukul 19.07 WIB pesawat itudilaporkan melakukan kontak radio terakhir. Beberapa saat kemudian, pesawatT-50i Golden Eagle dilaporkan jatuh.

"Lettu Pnb Allan Syafitra Indra Wahyudi, S.T (Han) mengalami kecelakaan saat menjalani latihan tebang malam. Pesawat TT-5009 yang diterbangkan, melakukan kontak radio terakhir 19.07 WIB dan akhirnya dilaporkan jatuh," demikian keterangan resmi TNI AU.

TNI AU menerima laporan adanya reruntuhan puing pesawat dari aparat kewilayahan di lokasi kejadian. TNI AU kemudian mengirimkan tim dari Lanud Iswajudi untuk melakukan evakuasi. Puing reruntuhan pesawat dilaporkan aparat kewilayahan berada di desa Nginggil, Kraden, Bora, Jawa Tengah.

Tim dari Lanud Iswahjudi, tadi malam telah diberangkatkan ke lokasi jatuhnya pesawat. Hingga Selasa pagi, tim masih melakukan evakuasi dan pengamanan lokasi.

Baca Juga: Jatuh di Blora, Pilot Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Ternyata Pemilik Gelar Mentereng, Foto Lawasnya Beredar

TNI AU telah membentuk tim penyelidikan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat. TNI AU menyampaikan ucapan terimakasih atas peran serta dan partisipasi masyarakat dan juga aparat kewilayahan yang telah melaporkan insiden tersebut.

"Saat ini, TNI AU juga telah membentuk Tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) untuk menyelidiki sebab-sebab jatuhnya pesawat terbang. TNI AU mengucapkan terimakasih atas peranserta aparat kewilayahan dan masyarakat dalam proses evakuasi dan pengamanan di lokasi kejadian, dan mengharapkan apabila masyarakat menemukan bagian pesawat agar melaporkan kepada petugas di lokasi," imbuhnya.

Proses pencarian serpihan tubuh pesawat tempur T-50i Golden Eagle yang jatuh di hutan KPH Cepu, tepatnya Desa Nginggil, Kecamatan Kradenan masih berlanjut. Bahkan puluhan warga sekitar turut membantu proses pencarian serpihan badan pesawat.

Benturan saat pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh dan menghempas ke tanah di hutan Blora, diperkirakan sangat keras. Warga bahkan menemukan serpihan-serpihan pesawat hingga berjarak 500 meter dari lokasi jatuh.

Lokasi tepat jatuhnya pesawat dipagari petugas dengan garis pengaman. Warga hanya diperbolehkan untuk melihat dari zona 2 yang berjarak cukup jauh.

"Awalnya kita temukan serpihan pesawat," kata salah satu warga, Suparji (46) yang ikut mencari sepihan, Selasa (19/7/2022). "Ini kami temukan satu-satu, jaraknya agak jauh (dari titik jatuh)."

Mereka sengaja ikut mencari serpihan badan pesawat untuk selanjutnya diserahkan kepada petugas.

Baca Juga: Bukan Cuma di Blora, Pesawat Tempur TNI AU T-50i Golden Eagle Pernah Jatuh Saat Solo Aerobatik, Warga Unggah Foto Puing-puingnya

Instagram

Istri pilot pesawat tempur T-501 Golden eagle punya karier mentereng di perusahaan internasional. Foto nikahnya beredar.

Suparji mengaku tidak melihat langsung peristiwa jatuhnya pesawat itu. Namun, dia langsung berusaha menuju lokasi sejak semalam. Pada pagi harinya, dia sudah bisa mengumpulkan sejumlah puing badan pesawat.

Warga bahkan juga menemukan serpihan dengan ukuran yang cukup besar, sekitar dua meter. Puing berupa bongkahan itu lantas diserahkan kepada petugas.

Bukan cuma itu, warga juga mengaku menemukan serpihan daging yang diduga bagian tubuh manusia. "Kemudian kita juga temukan segumpal daging dan langsung kita tutupi pakai daun," kata Suparji.

Setelah mengamankan temuan tersebut, mereka membuka jalan menuju lokasi dan melaporkannya ke petugas. Warga juga menemukan sejumlah serpihan-serpihan kecil pesawat yang hancur. Penemuan serpihan itu berjarak 400 hingga 500 meter dari lokasi tepat jatuhnya pesawat.

Di beberapa serpihan itu nampak melekat tanah yang tak serupa dengan tanah tempat serpihan itu ditemukan. Dari temuan itu, dimungkinkan ada hempasan jatuh yang sangat keras hingga serpihan terpental sangat jauh, atau bahkan kemungkinan terjadi ledakan setelah jatuh sehingga serpihan terlontar.

"Tanahnya (yang melekat di serpihan) mirip dengan jenis tanah lokasi jatuhnya pesawat, yakni tanah liat kering," ujar seorang warga di lokasi penemuan serpihan, Selasa (19/7/2022)

Wartawan yang mendatangi lokasi jatuhnya T-50i Golden Eagle menyaksikan sejumlah warga membantu petugas mengumpulkan serpihan-serpihan pesawat yang tersebar. Setelah ditemukan, warga mengumpulkannya lalu diserahkan ke petugas.

Berdasarkan keterangan resmi TNI AU, Lettu Pnb Allan Syafitra adalah lulusan Akademi Militer tahun 2015. Dia lulus dari sekolah penerbang tahun 2017.

Baca Juga: Bak Sultan yang Banyak Uang, Pantas Saja Prabowo Subianto Siap Borong Pesawat Tempur Paling Mahal Ini, Ternyata Kemenhan Punya Anggaran Belanja Tertinggi di Kabinet Jokowi

Hybrid Wedding

Istri pilot pesawat tempur T-501 Golden eagle punya karier mentereng di perusahaan internasional. Foto nikahnya beredar.

"Perwira Penerbang lulusan AAU tahun 2015 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 2017 ini gugur saat melaksanakan tugas latihan terbang malam, Senin (18/7/2022)," tulis unggahan akun instagram resmi TNI AU, milliter.udara.

Lettu Pnb Allan Syafitra sudah menikah dan dikaruniai seorang anak. Allan baru menikah tahun lalu. "Kepergiannya meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi pada 2021 lalu," demikian keterangan TNI AU.

Istri Allan bernama DiankaFirsta Brestianti. Panggilannya, Dea. Dia lulusan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dianka berhak menyandang gelar sarjana S.I.P. (sarjana ilmu politik) setelah menyelesaikan kuliah di Hubungan Internasional. Istri pilot T-50i Golden Eagle mulai kuliah di UGM sejak 2014.

Setelah lulus Diankamulai berkarier di sejumlah perusahaan. Salah satunya, Hunthire Indonesia. Perusahaan dengan reputasi internasional memiliki usaha di bidang sumber daya manusia. Tugasnya, menjadi konsultan untuk merekrut tenaga terbaik bagi klien yang menggunakan jasa mereka.

Istri pilotT-50i Golden Eagle punya karier mentereng di perusahaan internasional itu. Dia menjabata sebagai recruiment advisor HuntHire Indonesia. Setidaknya, Dianika sudah bergabung sejak tahun 2020.

Diankaadalah putri dari seorang jenderal TNI AL, Laksda TNI Budi Setiawan, ST danIbu Imka Melani. Dia memiliki akun Instagram pribadi. Sayangnya, akun ini sengaja ditutup untuk publik.

Pada Selasa, 24 Agustus 2021 menjadi momen terindah dalam hidup Dianika. Sebab, pada hari itu, dia melangsungkan pernikahan dengan Allan Syafitra, yang tertulis sebagai putra dariBapak Kolonel KAL Mujianto, S.E.,M.M danIbu Siti Hidayati.

Undangan pernikahan Diankadan Allan Syafitra sengaja diunggah melalui salah satu akun EO penyelenggara pernikahan. Pernikahan pilot pesawat tempurT-50i Golden Eagle digelar diGrand On Thamrin BallRoom Lobby Level - Pullman Jakarta Indonesia.

Baca Juga: Dibenci Warganya Sendiri, Ternyata Indonesia Kembali Belanja Senjata dari Israel, Dulu Soeharto Sampai Kirim Misi Rahasia ke Negara Yahudi Itu

Hybrid Wedding

Istri pilot pesawat tempur T-501 Golden eagle punya karier mentereng di perusahaan internasional. Foto nikahnya beredar.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya