Murka Dicueki dalam Kasus Brigadir Yosua, Ketua RT Rumah Ferdy Sambo Ternyata Petinggi Polri Era Soeharto, Foto Sosoknya Jadi Sorotan

Rabu, 13 Juli 2022 | 21:34
Istimewa

Ketua RT rumah Irjen Fredy Sambo murka dicueki dalam kasus Brigadir Yosua ternyata petinggi Polri era Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

Fotokita.net - Ketua RT rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo,Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto murka lantaran merasa dicueki dalam kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua. Ketua RT rumah Ferdy Sambo ternyata petinggi Polri era Presiden Soeharto.

Peristiwa penembakan Brigadir Yosua sudah membuat murka Ketua RT rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Sebab, olah TKP dilakukan pada Selasa (12/7/2022) malam. Proses olah TKP semalam berlangsung secara tertutup.

Ketua RT rumah Ferdy Sambo, Seno Sukarto murka lantaran merasa dicueki dalam penanganan kasus penembakan Brigadir Yosua oleh Bharada E. Ternyata Ketua RT rumah Ferdy Sambo petinggi Polri era Presiden Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022).

Peristiwa berdarah itu melibatkan sopir dinas pribadi istri Irjen Sambo, Brigadir Yosua dengan ajudan Irjen Sambo, Bharada E. Dalam peristiwa itu, Brigadir Yosua tewas dan menyisakan banyak kejanggalan.

Rumah singgah yang dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri Irjen Sambo dan keluarga itu beralamat di Jalan Duren Tiga Utara 1 Nomor 46 RT05/01, Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan.

Terkait kasus penembakan Brigadir Yosua,Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan telah membentuk tim khusus untuk menangani sejumlah isu liar yang menyelimuti kasus polisi tembak polisi. Timsus itu dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Baca Juga: Sampai Bikin Presiden Jokowi Turun Tangan, Keluarga Ungkap Kedekatan Brigadir Yosua dengan Istri Irjen Ferdy Sambo, Foto Dokumentasi Ini Jadi Fakta

"Kemudian ada satu lagi kasus yang tentunya melibatkan anggota, karena memang terjadi baku tembak antara anggota dan anggota, dan kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar yang tentunya kita juga ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik," terang Jenderal Sigit di Mabes Polri kepada wartawan.

"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam) kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan, termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," papar Jenderal Sigit.

Komjen Gatot nantinya dibantu Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri, dan As SDM Irjen Wahyu Widada. Selain itu, dari Provos terdapat Karo Provos Div Propam Brigjen Beni Ali S, dan Karo Paminal Div Propam Brigjen Hendra Kurniawan.

Ketua RT setempat, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, mengaku tersinggung karena tak ada yang melapor kepadanya saat kejadian hingga sekarang, kecuali petugas satpam kompleks.

"Sampai sekarang saya ketemu saja nggak. Terus terang saya juga ya kesal, saya ini dianggap apa sih. Maaf saja, saya ini jenderal loh, meskipun RT. Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini," ujar Seno kepada wartawan di kediamannya, Rabu (13/7/2022).

Peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).

Dia juga merasa tersinggung karena merasa ada pihak yang dengan seenaknya menyuruh petugas satpam di kompleksnya. "Sama sekali nggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," sambung dia.

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi, Begini Nasib Irjen Ferdy Sambo Usai Penembakan Brigadir Yosua Sampai di Telinga Presiden Jokowi, Foto Terkininya Ditelusuri

Facebook

Ketua RT rumah Irjen Fredy Sambo murka dicueki dalam kasus Brigadir Yosua ternyata petinggi Polri era Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

Seno menyebut biasanya ia, selaku ketua RT, selalu mendapat laporan setiap kali ada kejadian di lingkungannya. Namun hingga polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Irjen Ferdy Sambo, tidak ada yang melapor kepadanya.

"Biasanya kalau ada kejadian itu satpam mestinya laporan, nelepon gitu. Karena nggak laporan, jadi saya anggap nggak ada apa-apa. Setelah hari ini kita tanya, baru ada laporan," jelasnya.

"Nggak ada, belum ada (yang laporan). Bahwa dia datang ke sini datang mengadakan pemeriksaan itu, istilahnya kulo nuwun, nggak ada sama sekali," tambahnya.

Murka lantaran merasa dicueki dalam penanganan kasus penembakan Brigadir Yosua, Ketua RT rumah Irjen Ferdy Sambo ternyata petinggi Polri di era Presiden Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto menjabat sebagai ketua RT di lingkungan rumah Irjen Ferdy Sambo.Meski usianya tak lagi muda, pria kelahiran 1938 itu masih dipercaya warga sekitar sebagai ketua RT.

Ketika masih berdinas di Polri, Seno pernah menjabat 2 kali sebagai Kapolda, yakni Kapolda Aceh dan Kapolda Sumatera Utara. Ketika tahun 1989, Seno Sukarto sempat menggelar operasi besar-besaran terhadap pencurian kayu di hutan Aceh.

Ketika itu, Seno Sukarto memimpin Polda Aceh dalamoperasi besar-besaran selama sebulan. Polda Aceh menangkap tak kuran dari 120 truz bermuatan kayu log.

Dari jumlah itu bisa dipastikan 84 truk - 52 truk di Aceh Selatan dan 32 truk di Aceh Barat bermuatan kayu curian. “Kayu-kayu itu tanpa dokumen,” kata Kapolda Aceh, Kolonel Seno Sukarto seperti dikutip dari Tempo.

Baca Juga: Pantas Keluarga Brigadir Yosua Sampai Penasaran, Begini Alasan Foto Wajah Bharada E Sengaja Ditutup-tutupi

Facebook

Ketua RT rumah Irjen Fredy Sambo murka dicueki dalam kasus Brigadir Yosua ternyata petinggi Polri era Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

Untuk itu polisi memberkaskan perkara 10 orang tersangka yang diduga telah menyuruh orang-oran desa menebang kayu secara liar. Pada tahun 1989 berkas perkara mereka dikirimkan ke kejaksaan. Menurut sumber Tempo, ke-10 orang itu telah mengirimkann kayu-kayu yang ditebang penduduk desa itu kapad “bos” mereka di Medan dan Sibolga.

Penangkapan besar-besaran itu bermula di kecurigaan Seno Sukarto. Ketika dia bersama Tim Alap-Alap dari Mabes Polri membranas ladang ganja di Aceh pada awal April 1989.

Dari helikopter dia menyaksikan bekas-bekas hutan dibabat di berbagai tempat di wilayah hukumnya itu. Apalagi, menurut laporan, memang banyak pencuri yang menggerayangi hutan Aceh seluas empat juta hektare tersebut. Sebab itu, pada pertengahan Juni 1989, Seno Sukarto memerintahkan bawahannya merazia semua truk yang bermuatan lebih.

Seno bercerita, dia merupakan angkatan 9 Rajawali. Jabatan terakhirnya semasa dinas yakni sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena Kapolri).

Jabatan Asrena Kapolri itu diembannya saat Kapolri dijabat oleh Jenderal Pol Kunarto hingga Jenderal Pol Banurusman Astrosemitro. Artinya, Seno menjabat Asrena Kapolri sejak 1991 hingga 1996.

Kini dia telah pensiun dari dunia kepolisian. Namun, tiba-tiba wilayah yang dipimpinnya menjadi lokasi kasus polisi tembak polisi. Namun, pihak kepolisian yang menyelidiki kasus itu seakan-akan tak menganggapnya. Seno tak pernah diberi tahu soal kasus tersebut.

"Sampai sekarang saya ketemu (dengan penyidik) aja enggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," ujar Seno, Rabu (13/7/2022).

Bahkan, petugas keamanan kompleks yang seharusnya bertanggung jawab kepadanya, diperintah oleh polisi yang tengah menyelidiki kasus itu untuk berjaga juga mengganti CCTV, tanpa ada pemberitahuan. "Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali enggak ada laporan, enggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," katanya.

Baca Juga: Ayahnya Jadi Jenderal Termuda Polri, Begini Foto Wajah Anak Perempuan Ferdy Sambo, Ternyata Warisi Kebiasaan Ibunya

Facebook

Ketua RT rumah Irjen Fredy Sambo murka dicueki dalam kasus Brigadir Yosua ternyata petinggi Polri era Soeharto. Foto sosoknya jadi sorotan.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya