'Wes Nek Angel Tembak Ae!' Begini Cara Polisi Interogasi Warga Ponpes Shiddiqiyyah Saat Mau Tangkap Bechi, Foto Korban Disebarkan

Minggu, 10 Juli 2022 | 20:33
Facebook

Warga Ponpes Shiddiqiyyah memberi kesaksian saat polisi mau menangkap Bechi. Begini cara polisi interogasi warga.

Fotokita.net - Polisi mengepung Ponpes Shiddiqiyyah saat ingin menangkapMoch Subchi Azal Tsani alias Bechi, tersangka pencabulan santriwati. Warga Ponpes yang menghalangi upaya penangkapan Bechi memberikan kesaksian. Ternyata begini cara interogasi warga ponpes saat mau tangkap anak kiai Jombang. Foto korban sengaja disebarkan.

Pasukan gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang mengepung Ponpes Shiddiqiyyah mendapatkan perlawanan dari warga pesantren. Upaya penangkapan Bechi yang dilakukan pada Kamis (7/7/2022) sejak 07.00 WIB sempat memunculkan kericuhan.

Saat penjemputan paksa yangmengerahkan ratusan personel gabungan Polres Jombang dan Polda Jawa Timur serta pasukan Brimob itu, warga Ponpes Shiddiqiyyah memberi kesaksian. Begini cara polisi interogasi warga ponpes saat mau tangkap Bechi, tersangksa kasus pencabulan santriwati. Foto korban sengaja disebarkan.

"Saat personel mau masuk di pintu gerbang pesantren, sempat terjadi perlawanan, satu polisi tangannya kena kepruk (sabetan) seperti senjata tajam, luka," kata saksi di lokasi, Aan Anshori, Kamis (7/7/2022).

Bechi dilaporkan ke Polres Jombang atas dugaan pencabulan terhadap perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah dengan Nomor LP: LPB/392/X/RES/1.24/2019/JATIM/RESJBG. Korban merupakan salah satu santri atau anak didik Bechi di pesantren. Kasus ini kemudian ditarik ke Polda Jatim.

Bechi lalu menggugat Kapolda Jatim. Ia menilai penetapan dirinya sebagai tersangka tidak sah. Ia pun mengajukan praperadilan sebanyak dua kali ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dan PN Jombang. Namun, upaya praperadilan ditolak.

Bentrokan antara polisi dan simpatisan pun sempat terjadi. Pengikut Bechi sempat menghalangi petugas masuk ke area pesantren, namun pasukan akhirnya bisa menekan massa.

Baca Juga: Sebelum Ponpes Shiddiqiyyah Digeruduk Polisi, Kiai Jombang Ngotot Kirim Pesan Begini ke Jokowi, Foto Terkininya Dibanjiri Doa

Dari bentrokan itu, sejumlah massa Bechi pun ditangkap. Ada pula satu yang diamankan karena diduga membawa senjata. "Awalnya mereka menghalangi ya, tapi polisi kencang juga. Ada beberapa yang ditangkap sekitar puluhan orang, ada satu yang bawa senjata," katanya.

Pasukan bersenjata lengkap dilaporkan mulai merangsek lokasi sekitar Pukul 7.30 WIB dan 08.40 WIB. Akibatnya jalan sekitar pesantren yakni Jalan Raya Ploso, Jombang pun ditutup.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto membenarkan bahwa pihaknya sedang berupaya menangkap paksa buronan kasus pencabulan itu. Namun ia belum bisa membeberkan detailnya. "Kami masih bekerja, nanti diinformasikan," kata Dirmanto pada saat itu.

Penjemputan paksa terhadap Subchi oleh pasukan gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang terjadi pada Kamis (7/7/2022) sejak pukul 06. 00 WIB. Polisi sempat mendapat perlawanan dari ratusan simpatisan, jemaah, dan santri Ponpes Shiddiqiyyah. Sehingga 323 orang diamankan ke Mapolres Jombang.

Bechi akhirnya menyerahkan diri kepada polisi sekitar pukul 23.00 WIB. Dibawa ke Mapolda Jatim, Mas Bechi lantas ditahan di Rutan Medaeng. Keesokan harinya, Jumat (8/7/2022), 318 simpatisan, jemaah dan santri Ponpes Shiddiqiyyah dipulangkan.

Sedangkan 5 simpatisan Mas Bechi ditetapkan tersangka dan ditahan di Rutan Polres Jombang karena dianggap menghalang-halangi polisi.

Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengatakan, Bechi tidak sedang berada di Ponpes Majma'al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah. Menurutnya, saat itu Pemimpin Tarekat Shiddiqiyyah KH Muhammad Muchtar Mu'thi juga tidak mengetahui bila putranya itu sedang tidak berada di dalam pesantren yang sedang menggelar acara pelantikan.

Baca Juga: Terlanjur Dikepung Ratusan Polisi, Bechi Pewaris Ponpes Shiddiqiyyah Justru Sembunyi di Tempat Ini, Foto Ayahnya Jabat Tangan Kapolres Jombang Viral

Facebook

Warga Ponpes Shiddiqiyyah memberi kesaksian saat polisi mau menangkap Bechi. Begini cara polisi interogasi warga.

"Mbah Yai (Kiai Muchtar) tidak tahu kalau Mas Bechi tidak ada di pesantren saat memberi statemen akan mengantar sendiri setelah selesai acara pelantikan. Dipikir Mas Bechi ada di kediaman," kata Joko saat jumpa pers di hotel Jalan Soekarno-Hatta, Peterongan, Jombang, Sabtu (9/7/2022).

Saat bernegosiasi dengan Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat sekitar pukul 07.45 WIB, Kiai Muchtar menyatakan akan mengantarkan Mas Bechi ke Polda Jatim paling lambat Kamis sore karena saat itu sedang ada acara pelantikan.

Sayangnya, Joko enggan menyebutkan di mana posisi Mas Bechi pada saat peristiwa pengepungan dan upaya jemput paksa oleh pihak kepolisian saat itu.

"Mas Bechi berada di luar pesantren sampai malam hari dan baru menghubungi keluarga malam hari. Selanjutnya kami antar ke polda bersama Mbah Yai dan Bu Nyai," jelasnya.

Artinya, kata Joko, Kiai Muchtar telah menepati janjinya kepada polisi untuk mengantar sendiri putranya ke Mapolda Jatim di Surabaya. Yakni setelah Mas Bechi tiba ke Ponpes Shiddiqiyyah Kamis malam.

Hanya saja pimpinan Tarekat Shiddiqiyyah itu tidak satu mobil dengan putranya yang saat itu dikawal polisi. "Sesuai pernyataan Mbah Yai beliau akan mengantar sendiri putranya ke Polda dan sudah tersampaikan kami antar ke Polda dan Mbah Yai ikut mengantarkan di belakang," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga Ponpes Shiddiqiyyah menuliskan kesaksian saat polisi ingin menangkap Bechi. Dia menulis melalui tautan ini. Berikut tulisan lengkap warga Ponpes:

Baca Juga: Pantas Kapolres Jombang Sampai Bungkuk-bungkuk, Pemilik Ponpes Shiddiqiyyah Ditemui dalam Kondisi Begini Saat Anaknya Mau Ditangkap, Foto Sosoknya Disebarkan

Facebook

Warga Ponpes Shiddiqiyyah memberi kesaksian saat polisi mau menangkap Bechi. Begini cara polisi interogasi warga.

Ponpes Shiddiqiyyah digeruduk ratusan atau bahkan ribuan polisi dan brimob yang bersanjata, berseragam lengkap dengan tameng.Untuk apa? Hanya untuk menangkap 1 orang. Teroris bukan, gembong narkoba juga bukan. Tapi butuh sebanyak itu untuk personil kepolisian untuk menggerebek pesantren.

Apakah mereka bawa surat penggeledahan atau penangkapan atau tidak? Masih menjadi misteri. Dalam proses penangkapan 1 orang itu, polisi telah:

1.Menangkap santri yang kurang lebih berjumlah 8 truk. Banyak diantara mereka luka-luka karena dipukuli dengan tongkat atau dengan tangan, karena mereka berusaha mengorek info tentang keberadaan 1 orang yang mereka cari.Sebanyak 50% lebih dari santri yang dibawa berdarah semua.

“Wes nek angel tembak ae!” ujar salah seorang polisi.

Padahal saat itu di pesantren sedang ada acara pertemuan wali murid dan pelantikan organisasi. Sekolah juga berjalan seperti biasa, coba kalo tahu akan terjadi seperti ini mungkin anak-anak diliburkan.

Dari awal masuk ke pesantren, perjanjian supaya tidak ada bentrokan, tapi malah banyak sekali yang luka. Katanya negosiasi supaya tidak ada yang terluka, terus yang berkhianat siapa? Oh iya, kabarnya saat penangkapan lalu, polisi meminta tebusan 10jt per kepala utk 5 santri yang mereka tahan (total 50juta). Bayangin aja nih kalo 8 truk. Bukane ngarani, tapi bayangin ajaaa.

2. Memasuki area pribadi dan tempat sakral pesantren dengan SANGAT TIDAK SOPAN. Seperti: masuk ke asrama putri dan memeriksa tiap celahnya, masuk ke kediaman Kiai secara beramai-ramai.

Baca Juga: Sebelum Menyerah ke Polisi, Bechi Pewaris Ponpes Shiddiqiyyah Singgung Peran Mantan Istri Ayahnya, Tertunduk Lesu Saat Foto di Rutan Medaeng

CNN

Warga Ponpes Shiddiqiyyah memberi kesaksian saat polisi mau menangkap Bechi. Begini cara polisi interogasi warga.

Awalnya sudah disetujui bersama bahwa yang masuk rumah hanya 1-2 orang saja, tapi kemudian yang masuk orang banyak, dengan posisi anak-anak masih di dalam. Mereka juga membentak-bentak. Semua didobrak-dobrak, dirusak. Para santri cuma bisa diem dan nangis. Oh, mungkin mereka tidak perlu sopan sopan karena kan aparat negara.

3.Anehnya, mereka sampai mencari ke dalam mobil, ke dasar kolam, bahkan di bawah karpet. Di musholla putri pun, mereka menggedor-gedor dinding pengimamannya, mengira ada pintu rahasia.

Di media beredar kabar-kabar seolah pihak pesantren mengerahkan santri-santri untuk melawan. Tapi coba dipikir: perlawanan macam apa yang tidak disenjatai sama sekali?Semua santri tidak bersenjata.Anak-anak juga masih banyak yang berseragam sekolah. Tapi pulisi? Full armed.

Anak-anak didorong-dorong, diseret-seret oleh sejumlah polisi yang memakai baju putih. Bahkan ada santri seusia SMA yang ikut dibawa truk, dan ada santri seusia SMP yang dipukul kepala sampe luka hanya gara-gara takut dan lari.Katanya mau ngorek informasi, tapi anak-anak yang ga tahu apa-apa ini kok ikutan dipukul?

Di media juga beredar video yang diambil oleh polisi, dimana polisi seakan dengan ‘kalem’ mengatasi santri-santri, dan seakan-akan santri ada provokatornya. Tapi tidak ada video dimana santri-santri dipukuli, dikeroyok, dan diseret ke mobil brimob.

Salah satu santri yang memotret kejadian itu (hanya memotret saja), dikeroyok oleh 7 orang polisi, diinjak, dan diseret hingga saat ini kondisinya parah.Santri yang dibawa ke polres juga dilucuti pakaiannya, seolah-olah mereka maling atau apa. Jasadnya disiksa, harga dirinya diinjak.

Sampai sekarang pun santri-santri masih ada yang terjebak disana. Warga yang di sekitar situ juga masih tidak boleh keluar, serasa ditahan, entah untuk tujuan apa.

Baca Juga: Bukan Cuma Luhut Binsar, Prabowo Subianto Kunjungi Ponpes Shiddiqiyyah Demi Tujuan Ini, Foto Menhan Cium Tangan Ayah Bechi Jadi Sorotan

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya