Innalillahi Meninggal Selepas Maghrib, Dokter Achmad Yurianto Ternyata Ketiban Durian Runtuh Gegara Jual Foto Jepretannya

Sabtu, 21 Mei 2022 | 21:59
Facebook

Dokter Achmad Yurianto ternyata memiliki hobi fotografi. Mantan jubir Covid-19 ini pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto miliknya.

Fotokita.net - Mantan juru bicara pemerintah dalam penanganan COVID-19, dokter Achmad Yurianto, telah meninggal dunia. Dokter yang saat ini menjabat sebagai Dewan Pengawas BPJS Kesehatan tutup usia pada Sabtu (21/5/2022) di Malang, pukul 18.58 WIB.Ternyata dokter Yurianto pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto hasil jepretannya.

Dokter Achmad Yurianto lahir di Malang, Jawa Timur, pada 11 Maret 1962 silam. Almarhum tutup usia pada 60 tahun. Dia sempat dirawat di rumah sakit karena stroke dan kanker usus.

"(Achmad Yurianto mengalami stroke) setelah kemoterapi karena kanker usus," kata dr Siti Nadia Tarmizi, Sekretaris Direktur Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI saat dikonfirmasi, Senin (25/4/2022). "Dirawat dengan adanya multiple stroke," imbuh dr Nadia.Direktur Utama (Dirut) RSPAD Gatot Subroto, Letjen TNI A. Budi Sulistya membenarkan bahwa Achmad Yurianto sudah beberapa kali menjalani perawatan. Bahkan saat itu, Budi mengatakan telah berusaha memberikan pelayanan terbaik agar Achmad Yurianto cepat pulih."Dokter Achmad Yurianto saat ini dirawat di RSPAD. Jadi memang sudah perawatan periodik, artinya sudah beberapa kali kita rawat," terang Budi, Minggu (24/4/2022). "Tentang kondisi ya memang kami berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik supaya beliau bisa pulih," jelasnya saat itu.

Kabar meninggalnya mantan juru bicara COVID-19 ini diungkapkan oleh mantan tenaga ahli eks Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, Andi."Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah, dr Ahmad Yurianto (mantan dirjen P2P Kemenkes RI/ jubir COVID Nasional). Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran...Aamiin ya robbal alamin," tulisnya dalam pesan singkat, Sabtu (21/5/2022).

Baca Juga: Ingat Achmad Yurianto? Mantan Staf Ahli Dokter Terawan Kini Sandang Jabatan Mentereng Ini Usai Dicopot dari Jubir Covid-19

Pada masa awal pandemi merangsek sampai ke Indonesia, wajahnya muncul setiap hari di layar kaca. Wajahnya teduh, suaranya datar, mimiknya nyaris tanpa emosi. Pembawaan yang tenang di depan kerumunan wartawan itu tak berubah meski angka-angka Covid-19 menanjak, kabar kematian susul-menyusul, dan pemerintah gagap oleh ketiadaan obat dan vaksin yang mumpuni.Lebih setahun lamanya wajah dokter Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, begitu karib dengan kita. Dari Maret 2020 sampai Juli 2021, hampir satu setengah tahun, setiap sore. Sampai-sampai kita menghafal takikan wajahnya.Konon, di awal menjadi juru bicara itu, dokter Yurianto bekerja nyaris sendirian, menyiapkan bahan untuk konferensi pers, mengumpulkan data dan angka-angka Covid dari sana-sini, tanpa dukungan staf profesional. Selain mengumumkan angka-angka, ia pun harus meluruskan aneka kabar burung dan hoaks tentang Covid.Selepas menjadi juru bicara, Achmad Yurianto tetap berkarir di lingkungan kesehatan sebagai direktur jenderal dan staf ahli menteri. Yurianto merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 1990.

Sejak mahasiswa, Yurianto sudah mulai dekat dengan dunia semi-militer. Ia menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) pada 1986-1988 dan bergabung dengan akademi militer setelah lulus.

Yurianto memulai karier di dunia militer sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya. Sempat dipindah tugas ke beberapa daerah di Tanah Air, Yurianto cukup lama menjadi dokter anggota militer.Karier Yurianto mulai meningkat ketika menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira, Cimahi Jawa Barat pada 2006.Ia juga sempat menjabat sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada 2008, Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011. Karier Yurianto di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dimulai tahun 2015.

Baca Juga: Dicopot dari Dirjen Kemenkes Karena Alasan Ini, Achmad Yurianto Tuai Kontroversi Soal Pernyataan 'Si Kaya dan Si Miskin'

Facebook

Dokter Achmad Yurianto ternyata memiliki hobi fotografi. Mantan jubir Covid-19 ini pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto miliknya.

Saat itu, Yurianto diminta Nila Moeloek yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan untuk menjabat posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes. Jabatan itu diemban selama kurang lebih 4 tahun, hingga pada pertengahan 2019 Yurianto dipercaya menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.

Selanjutnya, awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Yurianto ditunjuk sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19. Penunjukan itu dilakukan secara resmi pada 3 Maret 2020, sehari setelah Presiden Jokowi mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia.Sejak saat itulah nama Yurianto dikenal masyarakat luas. Setiap sore, wajahnya menghiasi layar kaca untuk menyampaikan informasi terbaru mengenai penanganan virus corona di Tanah Air.

Tak lama, Yurianto ditunjuk sebagai Direktur Jenderal P2P Kemenkes. Ia ditunjuk oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada 9 Maret 2020. Namun, pada 21 Juli 2021 jabatan Yurianto sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 berakhir.

Saat itu, Presiden Joko Widodo membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan menggantinya dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sehingga terjadi pergantian posisi pada jabatan juru bicara.Meski demikian, sebagai Dirjen P2P Kemenkes, Yurianto tetap bersinggungan dengan penanganan Covid-19. Namun, jelang akhir Oktober 2020, Yurianto meninggalkan jabatan Dirjen P2P Kemenkes.

Terhitung sejak 23 Oktober 2020, ia dilantik Menteri Kesehatan Terawan Agus Purwanto sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi. Setelah 4 bulan menjabat menjadi staf ahli menteri, Yurianto didapuk sebagai Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan.

Presiden Joko Widodo melantik Achmad Yurianto dilantik di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/2/2021) bersama 6 anggota Dewan Pengawas BPJS Kesehatan dan 9 Direktur BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Dokter Yuri Koar-koar Minta Warga Pakai Masker yang Benar, Presiden Jokowi Malah Tertangkap Kamera Pimpin Rapat Menteri Tanpa Penutup, Begini Penjelasan Istana

Facebook

Dokter Achmad Yurianto ternyata memiliki hobi fotografi. Mantan jubir Covid-19 ini pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto miliknya.

Penetapan Dewan Pengawas dan Direktur BPJS Kesehatan ini dituangkan dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 37 Tahun 2021. "Tugas berat tentunya harus segera kami jalankan karena BPJS Kesehatan ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk membangun sistem Kesehatan membangun kesehatan secara nasional," kata Yurianto usai pelantikan saat itu.

Achmad Yurianto ternyata punya banyak hobi. Jika membatik menjadi kegemaran barunya, lain hal dengan fotografi yang telah ditekuninya sejak di bangku kuliah. Tentu saja ketika itu masih menggunakan kamera analog, kata Yuri, yang pernah menjadi Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Airlangga itu.

Selama 29 tahun ia pernah menjadi dokter militer dan sempat ditugaskan di 10 provinsi dan 14 kota di Indonesia sebelum bertugas di Kementerian Kesehatan. Ia pun sempat menjadi dokter Batalyon Infanteri 745/Sampada Yudha Bakti Dili, Timor Timur pada 1991. Yuri sempat menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Kesdam III/Siliwangi di 2006.Nama rumah sakit militer yang dibangun pada 1887 itu lah yang kini menjadi nama salah satu kucing kesayangannya, sekaligus nama galeri seni yang didirikan istrinya, Dusty Handmade Craft.Ia juga sempat menjadi Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV/Diponegoro Semarang di 2008. Lalu menjadi Kepala Kesehatan Daerah Militer XI/Pattimura Maluku di 2009. Kesempatannya mengabadikan keindahan Indonesia pun ada dan sempat dimasukkan ke panoramio.com. Bahkan, salah satu fotonya yang menggambarkan kecantikan Pantai Liang di Maluku Tengah dibeli oleh salah satu agen perjalanan seharga Rp75 juta.“Sudah balik modal,” kata Yuri saat menceritakan Canon 5D Mark III yang menjadi senjatanya mengabadikan panorama-panorama cantik Indonesia yang kini lebih sering digunakan putranya.Yuri juga mengatakan senang membuat boneka berbahan kertas koran atau newspaper craft. Hobi yang satu itu tidak main-main karena hasilnya sudah kerap dijual di INACRAFT, ajang tahunan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (AEPHI) yang sudah barang tentu menampilkan produk-produk pilihan dengan kualitas terbaik.

Baca Juga: Juru Bicara Covid-19 Koar-Koar Minta Warga Pakai Masker dengan Benar, Presiden Jokowi Kepergok Menurunkan Masker ke Dagu Saat Diskusi Bersama Prabowo di Kalimantan

Facebook

Dokter Achmad Yurianto ternyata memiliki hobi fotografi. Mantan jubir Covid-19 ini pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto miliknya.

Ia menyodorkan telepon genggamnya dan memperlihatkan beberapa foto. Terlihat boneka-boneka mungil yang sepintas terlihat seperti terbuat dari tembaga. Ada yang terlihat begitu mewah, ada pula yang terlihat imut-imut dengan sentuhan pakaiannya yang warna-warni.Yuri lalu menyodorkan foto boneka kertas nan cantik di dalam bingkai kaca, sambil bercerita karya seninya pernah terjual seharga Rp 300.000. “Boneka yang finishingnya bisa pakai cat metalik, lalu orang berpikir itu tembaga padahal bukan. Bahan bakunya mudah didapat, koran bekas, kain kasa, diakhiri dengan decopatcs,” ujar Yuri.Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat ia pun menciptakan karakter-karakter yang memang sesuai suasana hatinya. Salah satunya malaikat bersayap patah yang terduduk di atas kayu.“Maunya hati saja mau buat karakter apa. Kayak waktu saya terbang ke sana ke mari, saya sempat bikin malaikat di atas kayu yang sayapnya mulai lemah. Lelah terbang, karena saya sempat terbang terus,” kata Yuri menceritakan asal inspirasi dari karya seninya itu.Yuri menjadi dokter militer setelah lulus kuliah dari Universitas Airlangga pada 1986. Dirinya bersyukur atas tantangan dan peluang yang diberikan padanya selama 29 tahun memegang amanah sebagai dokter militer yang sangat mewarnai hidupnya.“Artinya saya ada di banyak tempat. Kemudian, saya lebih banyak di lapangan sehingga seperti saat terakhir saya pada level harus mengatur kegiatan di lapangan, khususnya karena terkait tugas TNI. Lalu diperintahkan Panglima TNI saat itu untuk bergabung dengan Kementerian Kesehatan,” ujar Yuri.Ia mengaku tidak merasa canggung karena saat menjadi tentara pekerjaannya juga merespons bencana. “Jadi ini cuma pindah baju saja. Proses pekerjaan saya sangat alami”.Sama halnya ketika Presiden Joko Widodo pada 3 Maret 2020 menunjuknya menjadi juru bicara pemerintah penanganan COVID-19, amanah yang menjadi sebuah kehormatan baginya. Bagi Yuri, pilihan hidup itu hanya ada dua, yakni indah dan indah sekali. Dirinya meyakini esok pun akan lebih baik dibanding hari sebelumnya, dan itu pun berlaku untuk kondisi Indonesia.

Baca Juga: MUI Sampai Meradang, Foto Bendera LGBT Kedubes Inggris Digeruduk, Alasannya Jadi Sorotan

Facebook

Dokter Achmad Yurianto ternyata memiliki hobi fotografi. Mantan jubir Covid-19 ini pernah ketiban durian runtuh gegara jual foto miliknya.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya