Foto Jasad Ali Kalora Ramai Dibahas, Posisi Jari Anggota Teroris MIT Poso Jadi Pemicunya, Netizen: Kode Buat Bidadari

Senin, 20 September 2021 | 08:56
Facebook

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Posisi jarinya jadi sorotan.

Fotokita.net - Foto jasad Ali Kalora, pentolankelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah, ramai dibahas di media sosial. Ali Kalora tewas bersama salah satu anggota MIT Poso. Posisi jari anggota teroris MIT Poso itu yang menjadi pemicu foto jasad Ali Kalora ramai dibahas. Netizen menyebutnya sebagai kode buat bidadari.

Ali Kalora yang bernama asli Ali Ahmad tewas diterjang peluru Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya, yang sebelumnya bernama Satgas Tinombala.Dalam sebuah baku tembakyang terjadi Desa Astina Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong pada Sabtu (18/9) pukul 18.00 WITA, Ali Kalora berhasil dilumpuhkan.Selain pentolan MIT Poso itu,DPO teroris atas nama Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama juga tewas dalam baku tembak tersebut.

Keduanya terlibat baku tembak dengan personel Satgas Madago Raya. Dengan tewasnya dua DPO teroris ini, kini tersisa empat buronan yang terus dikejar Satgas Madago Raya, yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang. Keempat DPO teroris yang masih tersisa itu menjadi target perburuan Satgas Madago Raya yang berikutnya.

"Diharapkan kepada sisa DPO teroris Poso untuk segera menyerahkan diri sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu di lapangan," kata Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi kepada wartawan, Minggu (19/9/2021).

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Nah, posisi jari anggota teroris MIT Poso ini yang menjadi pemicunya.

Baca Juga: Foto Senpi Milik Ali Kalora Dirilis, Pentolan MIT Poso Sempat Sulit Ditangkap Gegara Gunakan Strategi Perang Ini

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi membeberkan, keberadaan Ali Kalora terendus intelijen sedang terpisah dari kelompoknya di Pegunungan Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong, Sulteng.

"Diawali oleh intelijen kita dapat informasi bahwa keberadaan DPO yang terpisah dari kelompoknya," kata Irjen Rudy dalam jumpa pers, Minggu (19/9/2021).

Mengetahui informasi tersebut, Satgas Madago langsung menyergap dan baku tembak pun tak terhindarkan hingga menewaskan Ali Kalora sekitar pukul 17:20 WITA.

"Operasi intelijen ini mulus dan cukup baik, dilakukan penindakan ya, penindakan tentunya dengan SOP yang berlaku," ucapnya.

Ali Kalora tak sendiri, ia ditindak bersama rekannya bernama Jaka Ramadhan alias Rama.

Dalam kontak kali ini, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti satu pucuk senjata laras panjang jenis M.16, dua buah ransel, satu buah bom tarik, dan satu buah bom bakar.

Baca Juga: Foto Simbol Jari Ali Kalora yang Tewas Ditembak Beredar, Gembong Teroris MIT Poso Sempat Diremehkan Hingga Terima Dana dari 6 Negara Ini

TVRI

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi membeberkan, keberadaan Ali Kalora terendus intelijen sedang terpisah dari kelompoknya

Rudy Sufahriadi memberikan penjelasan terkait tewasnya Ali Kalora. Menurut Rudy, saat baku tembak terjadi, Ali Kalora hanya bersama seorang anak buahnya. Keduanya sudah berpisah dari anggota kelompok teroris Poso lainnya.

"Hanya mereka berdua, terpisah sudah berapa bulan," kata Rudy yang juga menjabat Kepala Satgas Madago Raya, Minggu (19/9/2021), dikutip dari TribunPalu.

Rudy menerangkan, berdasarkan bukti dan hasil pendalaman aparat, pihaknya memastikan dua orang yang tewas itu adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima.

"Jenazah keduanya sudah ada di rumah sakit Polri di Kota Palu," ujar Rudy.

Waksatgas Humas Operasi Madago Raya AKBP Bronto Budiyono mengatakan, jenazah Ali Kalora sudah dibawa dan tiba di Palu pukul 04.00, Minggu (19/9/2021). Proses evakuasi tidak mudah karena sempat terkendala medan yang sulit dan gelap.

"Sudah dievakuasi dan tiba jam 4 subuh di RS Bhayangkara," ujar Bronto, Minggu pagi, dikutip dari TribunPalu.

Baca Juga: TPNPB OPM Dicap Teroris, Mama Papua: Mereka Berjuang untuk Jaga dari Orang Jahat

Facebook

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Posisi jarinya jadi sorotan.

Sebelum Kapolda Sulteng memberikan keterangan resmi, foto jasad Ali Kalora dan Jaka Ramadhan sudah beredar di media sosial pada Sabtu (19/9/2021) malam. Dalam foto itu, tampak sesosok pria tertelungkup di atas tanah. Badannya terbujur kaku, sementara senjata api laras panjang berada di sisinya.

Ada dua foto yang beredar luas di Twitter, Instagram, Facebook, dan WhatsApp. Foto pertama disebutkan kondisi Ali Kalora usai tewas diterjang peluru Satgas Madago Raya. Foto kedua menunjukkan jasad yang disebut bernama Jaka Ramadhan. Posisi jari anggota teroris MIT Poso ini yang menjadi pemicu pembahasan netizen di media sosial. Netizen menyebutkan, posisi jari itu seperti kode buat bidadari.

Ketika itu, sejumlah pihak termasuk polisi, TNI, dan Menkopolhukam, Mahfud MD, pada Sabtu malam sudah mengatakan bahwa Ali Kalora diduga tewas dalam kontak senjata dengan pihak berwenang. Meski demikian kepastian kabar tersebut masih menunggu keterangan resmi Polda Sulawesi Tengah.

Melalui akun Twitternya, Menko Polhukam Mahfud MD juga mengabarkan tewasnya Ali Kalora. Mahfud meminta agar masyarakat tetap tenang.

"Masyarakat harap tenang," tulis Mahfud di akun Twitternya, @mohmahfudmd. Mahfud mengaku telah mendapatkan laporan termasuk foto kondisi Ali Kalora. "Ada gambarnya, tapi tidak perlu saya post di sini," tulis Mahfud. Lebih jauh, Mahfud menyatakan tewasnya Ali Kalora akan disampaikan resmi oleh polisi.

"Nanti diumumkan resmi dan diperlihatkan buktinya oleh aparat," cuit Mahfud lagi.

Baca Juga: Foto Tampang Sebby Sambom, Jubir OPM yang Ngaku Ketakutan Usai Dirampok Anggota KKB Papua

Facebook

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Posisi jarinya jadi sorotan.

Ali Kalora diketahui menjadi pimpinan MIT setelah Santoso alias Abu Warda tewas ditembak oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala pada 18 Juli 2016. Sejak saat itu, kepemimpinan MIT beralih.

Ali Kalora bukan nama baru di jaringan teroris MIT. Ia bergabung di MIT sejak 2012. Sejak itu, ia telah digadang-gadang bersama Basri akan menjadi penerus Santoso.

Lahir dan lama tinggal di Poso membuat Ali Kalora dipercaya menjadi penunjuk arah dan jalan di hutan kampung halamannya. Ia juga disebut memiliki kemampuan gerilya dan bertahan hidup (survival).

Sejak bergabung dengan MIT, Ali Kalora tercatat turut terlibat dalam serangkaian aksi teror.

Pada 25 Mei 2011, ia bersama beberapa anggota MIT melakukan penyerangan dan penembakan ke anggota polisi di Jalan Eni Saenal. Akibatnya dua aparat kepolisian meninggal.

Lalu, pada 26 Agustus 2012, kembali terlibat aksi penembakan terhadap seorang warga bernama Noldy Ambulando di Desa Sepe, Poso. Korban pun tewas setelah diberondong peluru Ali Kalora.

Baca Juga: KKB Papua Tantang Pasukan Setan Bertempur di Hutan Papua, Mengaku Siap Bikin Tim Elite Kodam Siliwangi Tak Akan Bisa Keluar

Facebook

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Posisi jarinya jadi sorotan.

Berlanjut pada 29 September 2012, Ali Kalora terlibat dalam aksi peledakan bom di Desa Korowou, Kabupaten Morowali. Kemudian pada 10 Oktober 2012, ia kembali terlibat dalam aksi peledakan bom di Kelurahan Kawua.

Selanjutnya, pada 16 Oktober 2012, Ali Kalora melakukan serangkaian pembunuhan terhadap dua anggota Polres Poso yakni Briptu Andi Sappa dan Brigadir Sudirman di Susun Tamanjeka, Kabupaten Poso.

Ali Kalora pun tercatat ikut dalam peledakan bom di Desa Pantangolemba, Kabupaten Poso. Termasuk, aksi penyerangan di Mapolsek Poso Pesisir Utara.

Tak berhenti, Ali Kalora bersama kelompoknya melakukan penculikan pada 9 Desember 2014 silam terhadap warga atas nama Obet Sabola dan pamannya Yunus Penini di Desa Sedoa, Kabupaten Poso.

Selain menculik, Ali Kalora juga pernah sempat melakukan penyanderaan sekaligus pembunuhan pada 27 Desember 2014. Kala itu, dua warga Desa Tamandue, Kabupaten Poso meninggal.

Pada 2015, aksi teror Ali Kalora mulai berubah. Kali ini, ia mulai melancarkan aksi membunuh dan memutilasi tubuh korban.

Baca Juga: Gubernur Papua Blak-blakan Tolak Label Teroris untuk KKB, Sosok Mantan Presiden Indonesia Ini Makin Dirindukan, Caranya Bongkar Akar Masalah Bumi Mutiara Hitam Tak Tergantikan

Facebook

Foto jasad Ali Kalora ramai dibahas di Facebook. Selain Ali Kalora, foto jenazah Jaka Ramadhan juga beredar. Posisi jarinya jadi sorotan.

Ali Kalora pada September 2015 melakukan aksi mutilasi terhadap tiga warga di Kabupaten Parigi Moutong.

Aksi serupa juga dilakukan Ali Kalora terhadap warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang.

Bahkan, saat itu ia tak segan menembak polisi yang sedang mengevakuasi jasad warga di Desa Salubanga. Akibatnya, dua polisi mengalami luka tembak namun berhasil diselamatkan.

Pada November 2020, Ali kembali melancarkan aksinya dan mengakibatkan empat warga Sigi tewas.

Berdasarkan data kepolisian, Ali Kalora dan kelompoknya juga membakar tujuh rumah penduduk ketika melancarkan aksi teror. Akibatnya, terdapat pengungsi sebanyak 49 kepala keluarga di Balai Desa Lembantongoa, Sigi.

Baca Juga: Sudah Menyusup ke Hutan Papua? Dijamin Bikin KKB Nyerah dalam 15 Menit, Ini Kehebatan Denjaka TNI AL yang Sering Buat Navy Seals Gentar

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya