Suaminya Tewas Ditembak KKB Papua, Tangis Dewi Gita Pecah Saat Sambungan Telepon Tiba-tiba Terputus: 'Kami Sudah Dikepung'

Kamis, 15 April 2021 | 15:39
Facebook TPNPB

KKB Papua

Fotokita.net - Suaminya tewas ditembak KKB Papua, Dewi Gita menjerit histeris saat sambungan telepon tiba-tiba terputus: kami sudah dikepung.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri membantah tudingan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papuayang menyebut guru adalah mata-mata aparat.

"Kedua korban itu merupakan guru. Guru-guru ini hadir di sana untuk mencerdaskan generasi muda. Sumber daya manusia yang ada di Tanah Papua lebih khusus lagi di pegunungan itu dibentuk oleh para guru.

Jadi kalau ada tuduhan semacam itu, bagi saya itu hanya manusia-manusia yang tidak punya nurani," kata Irjen Fakhiri di Timika seperti dikutip dari Antara, Senin (12/4/2021).

Baca Juga: Terkuak, KKB Papua Dapat Uang Beli Senjata dan Amunisi dari Tempat Ini, Warganya Biasa Beli Mie Instan Ditukar 2 Gram Emas

Kapolda mengutuk perbuatan KKB Papua. Dia juga meminta KKB Papua tidak mencari-cari alasan.

"Jangan mengaitkan ke hal-hal yang lain. Mereka yang melakukan tindakan itu adalah orang-orang yang tidak berperikemanusiaan, saya mau katakan bahwa perbuatan mereka sangat biadab," ujar Irjen Fakhiri.

Kapolda menambahkan, seharusnya pendidik dilindungi lantaran mengemban tugas mulia, bukan justru dibunuh.

Baca Juga: Sok-sokan Sandera Pilot Susi Air, Jalur Pasokan Amunisi KKB Papua Malah Dijepit TNI Polri, Gigit Jari Tak Dapat Jatah Dana Desa

"Seorang guru itu sangat penting, demikian pun tenaga medis sangat penting. Hamba-hamba Tuhan itu juga sangat penting untuk mengajarkan masyarakat yang ada di Tanah Papua, apalagi di daerah pelosok seperti di Beoga itu.

Jarang ada guru yang mau berdinas di daerah-daerah seperti itu. Harusnya mereka melindungi, bukan malah membunuh guru-guru itu," ujarnya.

Mulanya, satu orang guru bernama Oktovianus Rayo menjadi korban penembakan KKB Papua.

Dia tewas setelah mendapatkan dua kali tembakan di rusuk kanan pada Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Pantas KKB Papua Makin Beringas, Berikut Anggota TNI yang Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup Karena Jual Senjata ke Kelompok Separatis

Satu hari berselang atau Jumat (9/4/2021), KKB Papua kembali menembak mati seorang guru bernama Yonatan Renden.

Jenazah dua guru itu lalu dievakuasi ke Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Pascapenembakan itu, beberapa guru yang berada di Beoga pun ikut dievakuasi ke lokasi aman.

Namun, Dinas Pendidikan mendata masih ada tujuh orang guru yang saat ini berada di Beoga.

Baca Juga: Dipilih Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, Wanita Papua Ini Ditinggal Pergi Sang Ibu Sejak Kecil, Punya Prestasi Tak Sembarangan,

FB TPNPB
FB TPNPB

KKB Papua

Nyawa dua orang guru di Beoga, Papua melayang akibat ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Mereka adalah guru SD bernama Oktovianus Rayo dan guru SMPN 1 Beoga, Yonatan Randen.

KKB Papua menuding, guru Oktovianus adalah mata-mata aparat keamanan. Oktovianus pun tewas ditembak oleh KKB saat menjaga kios di rumahnya, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga: Berondong Dosen UGM Anggota Tim Pencari Fakta dan Prajurit TNI, Jubir KKB Papua Bongkar Alasan Mereka Mau Tanggung Jawab Atas Serangan Itu

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Cristian Solilait membantah keras tudingan yang dialamatkan KKB pada guru tersebut.

Dia mengatakan, tak banyak guru yang bersedia mengabdi di lokasi yang minim fasilitas seperti di Beoga. Tetapi Oktovianus dan Yonatan bersedia melakukannya.

Baca Juga: Pantas KKB Papua Makin Berani Perang Lawan TNI Polri, Otonomi Khusus Papua Sebentar Lagi Habis, Indonesia Bakal Tanggung Kerugian Ini Bila Tanah Cenderawasih Lepas dari NKRI

"Mereka berdua itu guru-guru honorer, karena tidak mungkin ada guru saya dengan situasi begitu mau mempertaruhkan nyawanya dengan membawa-bawa senjata," tutur Sohilait.

Menurutnya tudingan KKB Papua itu sangat keji. "Saya pikir itu tidak benar, jangan mengalihkan opini setelah menghilangkan orang punya nyawa," lanjut dia.

Sohilait mengecam perbuatan KKB Papua yang menembak dua pahlawan tanpa tanda jasa itu hingga tewas.

Padahal, dua guru tersebut memiliki tugas mulia untuk membantu mencerdaskan anak-anak di wilayah terpencil seperti Beoga.

"Guru-guru yang kalian bunuh itu mau menyelamatkan anak-anak kalian (dari kebodohan)," tutur Sohilait.

Baca Juga: KKB Papua Bikin Ulah Lagi, Veronica Koman Makin Berani Komentari Aksi Keji Usai Cicilan Pengembalian Uang Beasiswa LPDP Dilunasi

Menurutnya tudingan KKB Papua itu sangat keji. "Saya pikir itu tidak benar, jangan mengalihkan opini setelah menghilangkan orang punya nyawa," lanjut dia.

Sohilait mengecam perbuatan KKB Papua yang menembak dua pahlawan tanpa tanda jasa itu hingga tewas.

Padahal, dua guru tersebut memiliki tugas mulia untuk membantu mencerdaskan anak-anak di wilayah terpencil seperti Beoga.

"Guru-guru yang kalian bunuh itu mau menyelamatkan anak-anak kalian (dari kebodohan)," tutur Sohilait.

Baca Juga: TNI Kehilangan 2 Prajurit Terbaik Akibat Diserang KKB Papua, Veronica Koman Kembali Berani Unjuk Gigi Usai Teman-temannya Lakukan Hal Ini

Puspen Mabes TNI
Puspen Mabes TNI

KKB Papua tembak mati sopir ojek

Kepala SMP Negeri 1 Beoga, Papua Junedi Arung Sulele mengatakan, KKB awalnya menembak mati seorang guru bernama Oktovianus Rayo, Kamis (8/4/2021).

Namun setelah itu, jenazah belum bisa dievakuasi hingga Junedi dan rekannya, Yonathan Renden mengambil terpal pada Jumat (9/4/2021).

"Kami mau ambil terpal untuk bungkus jenazah Oktovianus, karena setelah ditangani pihak medis Puskesmas Beoga, jenazah tidak di formalin dan belum bisa dievakuasi," kata Junedi kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Tiba-tiba Junedi dan Yonatan ditembaki oleh KKB Papua. Junedi sempat menghindar dan berlari ke sebuah rumah.

Baca Juga: Bikin Hati Prabowo Subianto Berbunga-bunga, Ternyata Amerika Sodorkan Dagangannya Jet Tempur F-35 Lightning II, Inikah Tujuan Asli Cabut Sang Menhan dari Daftar Hitam?

Junedi lalu keluar dan bersembunyi selama dua jam di semak-semak. Sementara Yonathan tewas terkena tembakan di bagian badannya.

Tangis histeris Dewi Gita Pailing (21) pecah ketika jenazah suaminya tiba di rumah duka, Dusun Tiromanda, Lembang Batu Limbong, kecamatan Bangkelekila, Toraja, Senin (12/4/2021).

Dewi adalah istri dari Yonathan Renden, guru yang ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Papua pada Jumat (9/4/2021).

Baca Juga: Jadi Sorotan Karena Foto Bareng KSAD, Ternyata Ayah Perwira Muda TNI Ini Teman Dekat Jenderal Andika Perkasa, Mantan Orang Penting Kopassus

Sumber: Istimewa/ Tribun Toraja

Dewi Gita, Istri guru Yonathan Renden yang ditembak oleh KKB

Dewi tak menyangka suami yang dinanti-nanti kepulangannya itu kembali dalam kondisi tak bernyawa.

Yonathan meninggalkan istri dan dua anaknya yang masih berusia dua tahun dan bayi enam bulan.

Sesaat sebelum kepergian sang suami, Dewi bercerita ia sempat mendapatkan telepon dari Yonathan.

Telepon suaminya itu membuatnya panik luar biasa, lantaran Yonathan mengabarkan telah dikepung oleh KKB.

Baca Juga: Dipecat SBY Karena Dukung Jokowi, Kini Deklarator KAMI Jumhur Hidayat Ikut Ditangkap, Ternyata Pernah Tuding Pemilu 2019 Paling Curang

"Ia (Yonathan) bilang, kami sudah dikepung," katanya, seperti dilansir dari Tribun Toraja. Tetapi belum juga rasa penasaran Dewi Tuntas, telepon suaminya tiba-tiba mati.

"Belum lama bicara, telepon mati," katanya. Hal itu membuatnya semakin cemas hingga menghubungi beberapa kerabat Yonathan.

Beberapa saat kemudian, Dewi kembali mecoba menghubungi suaminya. Namun, dia merasa aneh lantaran orang yang mengangkat telepon bukanlah sang suami.

"Saya telepon lagi tapi saat itu putus-putus, intinya bukan suara suami saya, yang angkat telepon tidak kukenal," ujarnya.

Baca Juga: Jadi Sorotan Karena Foto Bareng KSAD, Ternyata Ayah Perwira Muda TNI Ini Teman Dekat Jenderal Andika Perkasa, Mantan Orang Penting Kopassus

Facebook The TPNPB News
Facebook The TPNPB News

KKB Papua

Kepedihan semakin dirasakan oleh Dewi Gita lantaran Yonathan sama sekali belum pernah melihat anak keduanya sejak dilahirkan.

Terakhir bertemu Yonathan, bayi bernama Arkana itu masih berada di kandungan Dewi.

Yonathan kemudian keburu kembali merantau ke Papua. Sayangnya, sang bayi harus menjumpai ayahnya dalam kondisi tak bernyawa.

"Yang satu ini (Arkana) belum dilihat langsung oleh Yonathan, terakhir waktu masih usia satu bulan dalam kandungan," ujar dia sembari mengusap air mata yang menetes.

Baca Juga: Orang No 1 TNI AD Sampai Mau Salami Perwira Muda Ini, Ternyata Ayahnya Petinggi Kopassus yang Gugur dalam Tugas, KSAD Andika Perkasa: Kita Itu Dekat...

Kepada Dewi, Yonathan pernah berjanji akan pulang akhir tahun ini dan menemaninya diwisuda. Dewi adalah mahasiswi semester akhir jurusan Bahasa Inggris Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja.

"Iya benar, pernah Dewi cerita bahwa Yonathan akan pulang saat ia diwisuda bulan sembilan," tutur teman kuliah Dewi yang bernama Rindan.

Sayang, janji itu kandas. Yonathan tewas ditembak oleh KKB saat menjalankan tugas sebagai pendidik di Beoga, Papua.

Baca Juga: Pantas Hasil Penyelidikan WHO Picu Amarah, Orang Dalam Ungkap Situasi Asli di China, Pemerintah Komunis Terbukti Bohong Demi Sembunyikan Kebenaran Covid-19

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya