Beredar Video Bantuan Gempa Majene Diduga Dirampas Warga Hingga Bikin Heboh, Mensos Risma Buka Suara

Sabtu, 16 Januari 2021 | 19:16
Istimewa

Beberapa warga yang menaiki mobil pembawa bantuan logistik gempa majene yang terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).

Fotokita.net - Beredar video Gempa Majene diduga dirampas warga hingga bikin heboh, Mensos Risma buka suara.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mengatakan, pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat terhadap gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

"Pagi tadi telah ditetapkan status tanggap darurat di tingkat provinsi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (16/1/2021).

Radit mengatakan, total korban meninggal dunia akibat gempa ini tercatat 46 orang. Sementara itu, terdapat 826 orang luka-luka.

Baca Juga: Puluhan Kali Terjadi Gempa Susulan, Ini Tindakan Mensos Risma Buat Rakyat Majene

"Dampak dari gempa sendiri itu di Majene ada 9 orang meninggal dunia dan di Mamuju ada 37 jiwa meninggal dunia. Sehingga totalnya adalah 46 orang meninggal dunia, 826 orang luka-luka," ujarnya.

Lebih lanjut, Radit mengatakan, gempa di Majene mengakibatkan 415 unit rumah mengalami rusak dan jaringan listrik sudah mulai menyala.

"Jaringan listrik sebagian sudah menyala, komunikasi seluler masih dalam kondisi sebagian sudah stabil dan sebagian masih belum," pungkasnya.

Baca Juga: Kantor Gubernur Ambruk Hingga 16.000 Warga Mengungsi, Ini Penyebab Gempa Majene Timbulkan Efek yang Begitu Parah

Terdapat 3 video yang beredar di media sosial mengenai korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.

Video yang viral itu memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene- Mamuju, Sabtu (16/1/2021).

Pada video pertama yang berdurasi 30 detik, terlihat seorang warga mengelilingi pengendara mobil yang berseragam oranye.

Baca Juga: Terawangan Denny Darko Lagi-lagi Terbukti? Gempa 6,2 Magnitudo Guncang Daerah Ini Hingga Kantor Gubernur Ambruk

Pria berseragam oranye itu hendak dikeroyok oleh beberapa orang di jalan itu. Salah satu dari mereka terlihat membawa kardus mi instan.

Ketegangan sempat terjadi antara pria berbaju oranye itu dengan beberapa orang di jalan. Setelah itu, pria berseragam oranye itu lari karena hendak diburu massa.

Bahkan salah satu dari warga membawa senjata tajam berupa parang.

Baca Juga: Pilu, Sempat Unggah Foto Usai Selamat dari Gempa Majene, Istri Anggota TNI Ini Meninggal Karena Ambil HP di Rusun

Sementara di video lain yang berdurasi sama, sebuah truk yang membawa bantuan logistik berhenti di tengah jalan. Truk berwarna hijau itu dikerumuni warga.

Mereka mengambil satu per satu mi instan serta beberapa bantuan lain yang ada di mobil itu. "Secukupnya... Ini orang-orang, aduh," ujar suara dalam video itu.

Sementara di video ketiga yang berdurasi 21 detik, terdapat mobil yang singgah. Kemudian, terlihat warga saling berdesakan untuk mengambil barang-barang isi mobil itu. Kebanyakan warga mengambil kardus mi instan.

Baca Juga: Sukses Bikin Anya Geraldine Salah Tingkah, Ariel NOAH Malah Akui Kalah dari Efek Vaksin Covid-19 Ini Hingga Tak Sempat Update Status

Dalam video yang beredar di Instagram, tertulis pesan agar berhati-hati mambawa bantuan logistik melalui jalur darat, karena maraknya aksi perampasan tersebut.

Konfirmasi polisi

Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan mengatakan, polisi masih menyelidiki video yang diduga terjadi di Tappalang itu.

Namun, dia mengimbau bagi instansi swasta maupun warga yang hendak memberi bantuan logistik terhadap korban gempa untuk terlebih dahulu melapor ke Polres terdekat.

Baca Juga: Makan Korban Jiwa Tapi Tak Disebut dalam Cuitan, Respon Jokowi Soal Banjir Kalsel Disorot: Udah Sampai Atap Pak

Dengan begitu, polisi dapat memberikan pengawalan dalam distribusi bantuan korban gempa.

"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan. Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu.

Ridwan tak menampik adanya warga yang berdesakan mengambil isi bantuan logistik.

Baca Juga: Dianggap Terlupakan Karena Kurang Perhatian, 3 Faktor Ini Jadi Penyebab Banjir Kalsel: Lebih Parah dari Tahun 2020

Namun dia belum memastikan apakah itu penjarahan sebagai aksi kriminalitas atau warga yang terdampak gempa bumi.

"Kalau dari video itu, warga terlihat mau dapat bantuan tapi tidak melalui posko-posko. Jadi bagi masyarakat yang mau memberikan bantuan jangan sendiri-sendiri," ujar dia.

Sejauh ini, menurut Ridwan, akses jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Mamuju sudah bisa dilalui.

Meski demikian, proses pembersihan pasca longsor di wilayah Tappalang, Mamuju, masih berlangsung. "Jalur dari Majene masih dalam proses pembersihan," kata dia.

Baca Juga: Bagi-bagi 4.500 Botol Susu Kurma, Ini Pesan Syekh Ali Jaber Soal Amalan di Hari Jumat, Dari Sedekah Hingga Doa yang Diijabah

Baru-baru ini warganet dihebohkan dengan beredarnya tiga video yang memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa bumi di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Majene-Mamuju, Sabtu (16/1/2021).

Terkait dengan video tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini pun angkat bicara.

Risma meminta sejumlah video yang tersebar dan viral itu jangan sampai dianggap sebagai bentuk aksi penjarahan.

Baca Juga: Dibully Seantero Indonesia Hingga Dipanggil Polisi, Kini Raffi Ahmad Diseret ke Pengadilan, Ini Tuntutannya

Sebab, kata Risma, kondisi di sana tidak ada toko yang buka. "Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma, sapaan akrabnya, di Surabaya, Sabtu.

Risma mengaku, untuk bantuan logistik dari pemerintah sedikit terlambat dikarenakan jalur utama menuju lokasi bencana terputus akibat tertutup material longsor.

"Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelasnya.

Baca Juga: Unggah Foto Bareng Mantan Suami, Nita Thalia Mendadak Bagikan Kabar Duka Usai Satu Bulan Bercerai: Al Fatihah

Agar tak terulang kembali, kata Risma, pihaknya akan memanfaatkan banyak balai untuk dijadikan semacam gudang.

"Kita punya 41 balai nanti juga ditambah diklatnya kita ada 6 kalau tidak salah, akan kita jadikan semacam gudang kita. Jadi sekarang kan ada di Balai tertentu. Sehingga kesulitan mobilisasi saat ada masalah transportasi," ujarnya dikutip dari TribunJatim.com.

Sebelumnya, tiga potongan video yang memperlihatkan warga diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil bantuan logistik viral di media sosial.

Pada video pertama yang berdurasi 30 detik tampak terlihat warga mengelilingi pengendara mobil yang berseragam orange.

Baca Juga: Selain Raffi Ahmad, Ternyata Syekh Ali Jaber Banjiri Anak Buah Jokowi Hadiah Berlimpah Hingga Sebut Keinginan yang Belum Terwujud

Pria itu hendak dikeroyok oleh beberapa orang di jalan bahkan salah satu warga membawa senjata tajam.

Di video kedua, sebuah truk berwarna hijau yang membawa bantuan logistik berhenti di tengah jalan.

Truk tersebut dikerumuni warga, mereka mengambil satu persatu mi instant sereta beberapa bantuan lain yang ada di mobil.

Baca Juga: Pantas Jadi Calon Tunggal Kapolri, Ternyata Komjen Listyo Sigit Sudah Dekat dengan Presiden Jokowi Sejak dari Sini

Sementara, di video ketiga yang berdurasi 21 detik, tampak terlihat mobil singgah dan warga saling berdesakan untuk mengambil barang-barang yang ada di mobil tersebut.

Dalam video yang beredar di Instagram, tertulis pesan agar berhati-hati mambawa bantuan logistik melalui jalur darat, karena maraknya aksi perampasan tersebut.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya