Resmi Dicopot Jokowi, Ini 5 Blunder Mantan Menkes Terawan Saat Pandemi Covid-19 Hingga Disindir Najwa Shihab

Selasa, 22 Desember 2020 | 16:48
Kolase YouTube

Menkes Terawan tanggapi permintaan Presiden Jokowi terkait kepastian vaksinasi Covid-19

Fotokita.net - Resmi dicopot Jokowi, ini 5 blunder mantan Menkes Terawan saat pandemi Covid-19 hingga disindir Najwa Shihab.

Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan RI menggantikan Terawan Agus Putranto.

Pengumuman itu disampaikan Jokowi di beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2020) sore. Budi Gunadi yang disebut namanya oleh Jokowi saat pengumuman pun keluar dari dalam Istana Merdeka.

Tak hanya Budi Gunadi, lima menteri baru yang diperkenalkan Jokowi juga muncul satu per satu dari dalam Istana Merdeka begitu namanya dipanggil Jokowi.

Baca Juga: Reshuffle Kabinet Jokowi Siap Dibacakan, Sandiaga Uno Masuk Daftar Menteri Hingga Bikin Gerindra Singgung Hal Ini

Keenam menteri baru itu mengenakan jaket biru, kemeja putih, dan celana hitam.

Adapun kelima menteri baru lainnya yang diumumkan Jokowi ialah Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama Kusubandio, Wahyu Sakti Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Edhy Prabowo.

Kemudian, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi. Lalu, Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara.

Selanjutnya ialah Muhammad Luthfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.

Baca Juga: Minta Umat Islam Lakukan Ini Usai Penembakan Pengawal Habib Rizieq, Aa Gym Disentil Agar Berkata Sopan Pada Presiden Jokowi

Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sangat jarang tampil di hadapan publik untuk menjelaskan mengenai penanganan pandemi Covid-19.

Sementara, pengamat kebijakan Publik Agus Pambagio menilai wajar jika Terawan sulit muncul ke publik. Sebab, sejak awal pandemi Covid-19, Terawan sering membuat pernyataan yang memicu kontroversi.

Agus mencontohkan saat Terawan menyebut orang Indonesia tidak akan tertular Covid-19.

Baca Juga: Blak-blakan Bicara Pada Kursi Kosong Saat Direkam Kamera, Najwa Shihab Beri Alasan Menkes Terawan Harus Hadir dalam Talkshow Rutinnya

"Sampai sekian lama ya Menkes tidak muncul, sebab komentarnya tidak friendly dan tidak memberi kejelasan kepada masyarakat," tutur Agus.

Baca Juga: Nyerah Hartanya Rp 1,2 Triliun Dirampas Sri Mulyani, Ternyata Pangeran Cendana Ini Masih Punya Deretan Bisnis yang Tak Bakal Habis 7 Turunan, Berikut Daftarnya

Jika melihat lagi komentar-komentar Terawan pada medio Februari-Maret lalu, banyak pernyataan yang justru menjadi sorotan. Setelah itu, perlahan Terawan mulai jarang tampil di hadapan publik.

Berikut rangkumannya:

1. Bersyukur Covid-19 tak terdeteksi

Pernyataan ini disampaikan Terawan pada 11 Februari lalu, saat virus corona belum terdeteksi di Indonesia.

Terawan mengaku heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia.

Ia memastikan pemerintah terus berusaha melakukan tes untuk mendeteksi Covid-19.

Terawan pun meminta masyarakat bersyukur karena virus corona belum terdeteksi di Indonesia.

Baca Juga: Tak Berani Bubarkan Paksa Konser Dangdut Tegal, Tapi Polisi Acak-acak Acara KAMI Saat Gatot Nurmantyo Beri Sambutan, Kok Bisa?

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan.

Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata dia.

Ketika itu sejumlah pakar dan epidemiolog sudah mempertanyakan kemungkinan Covid-19 masuk ke Indonesia, namun tidak terdeteksi oleh pemerintah.

Baca Juga: Terlilit Utang China, Australia Meradang Pengaruhnya Mulai Diambil Alih di Timor Leste, Tapi Enggan Bantu Rakyat Bumi Lorosae

gelora.co.id
gelora.co.id

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto

2. Salahkan warga yang beli masker

Pada 15 Februari, Terawan kembali menyampaikan pernyataan kontroversial saat menanggapi melambungnya harga masker.

Ia menyebut, harga masker mengalami lonjakan karena diburu masyarakat setelah munculnya virus Corona.

Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker. "Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Baca Juga: Tentara Korea Utara Main Habisi Nyawa Pejabat Korsel dengan Brutal, Kim Jong Un Akhirnya Mau Lakukan Hal Ini Ke Tetangganya yang Terlanjur Sakit Hati

Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.

Seharusnya, kata Terawan, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.

Hal itu sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Namun belakangan WHO pun merevisi ketentuan itu dan mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Baca Juga: Kabar Gembira Pendaftaran Sudah Dibuka, Cepat Isi Nomor KK dan NIK KTP Agar Dapat Bantuan Tunai Rp 3,55 Juta, Bisa Lewat Hape Juga

3. Kekuatan doa

17 Februari 2020, tak hanya pakar di dalam negeri, sejumlah negara lain juga mulai mempertanyakan kenapa Covid-19 belum terdeteksi di Indonesia.

Menanggapi itu, Terawan pun menyatakan kekuatan doa menjadi penyebab virus Corona tak masuk ke Indonesia.

"Kita ini negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama. Maka namanya ora et labora (berdoa dan berusaha)," ujar Terawan.

Terawan pun tak mau ambil pusing dengan pendapat negara lain.

"Saya kira itu tetap ada bekerja sambil berdoa. Dan itu sebuah hal yang sangat mulia.

Negara lain boleh protes biarin aja. Ini hak negara kita bahwa kita mengandalkan Yang Maha kuasa," kata dia.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Sudah 4 Kali Transfer, Ternyata 330 Ribu Pekerja Belum Terima Bantuan Rp 2,4 Juta Karena 5 Alasan Ini, Cepat Cek Lewat Hape

4. Misinformasi soal pasien 1 dan 2

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Menkes Terawan turut mendampingi Presiden Jokowi saat menyampaikan pengumuman.

Setelah pengumuman Jokowi, Terawan lalu menyampaikan informasi lebih detail kepada media soal pasien 1 dan 2.

Terawan menyebut kedua pasien adalah ibu dan putrinya yang tinggal di Depok, Jawa Barat.

Keduanya tertular dari warga Jepang domisili Malaysia yang sempat datang ke Indonesia dan berkunjung ke rumah mereka di Depok.

Baca Juga: Transfer BLT Subsidi Gaji Ditutup Akhir September, Ternyata Tak Semua Pekerja Dapat Bantuan Rp 600 Ribu Karena Alasan Ini, Cepat Cek Status Penerima Lewat Hape

"Ini kan teman dekatnya, datangnya ke rumah dong. Di sini, di daerah Depok (rumahnya)," kata Terawan.

Terawan juga menyebut, warga Jepang itu baru terdeteksi positif corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Setelah itu, Kemenkes melakukan penelusuran kontak. Namun belakangan terungkap ada perbedaan informasi yang disampaikan Menkes dengan pengakuan kedua pasien positif Covid-19.

Pasien 2 menegaskan anaknya tak kenal dengan WN Jepang. Hal ini berbeda dengan keterangan Menkes yang menyebut bahwa WN Jepang itu berkunjung ke rumah pasien di depok. “Anak saya tidak kenal,” ucap pasien 2.

Baca Juga: Sesumbar Jadi Prajurit Sejatinya Prabowo Subianto, Ahmad Dhani Koar-koar di Depan Kevin Aprilio Sanggup Bongkar Kecurangan Ini: Partai Saya yang Berkuasa, Jadi Bisalah

Pasien 2 mengatakan, anaknya menjadi host dalam sebuah acara yang diselenggarakan di daerah Kemang.

Kebetulan, saat itu ada seorang perempuan WN Jepang di acara tersebut. Pasien 2 juga menegaskan, ia dan anaknya lah yang berobat ke RS dan meminta untuk dilakukan tes Covid-19.

Permintaan ini diajukan setelah mereka mendapat kabar bahwa WN Jepang yang hadir di acara dansa dinyatakan positif corona.

Jadi, bukan hasil penelusuran kontak seperti yang disampaikan Terawan. "Atas inisiatif saya, kami minta kepada dokter untuk dilakukan tes virus corona saja. Terus terang kami khawatir terhadap diri kami," kata pasien kasus 2.

Baca Juga: Surat Nikah dan Cerai Bung Karno Dijual Rp 25 Miliar, Ternyata 3 Sosok Penting Ini Jadi Saksi Perpisahan Sang Proklamator dengan Inggit Garnasih

5. Penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya

Terawan sempat mengaku heran dengan hebohnya respons publik pasca-pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Terawan mengatakan, publik mestinya tidak perlu khawatir karena penyakit flu yang biasa menjangkiti warga Indonesia justru mempunyai angka kematian lebih tinggi daripada virus Corona.

"Padahal kita punya flu yang biasa terjadi pada kita, batuk pilek itu angka kematiannya lebih tinggi dari yang ini corona tapi kenapa ini bisa hebohnya luar biasa," kata Terawan di Kantor Kemenkes, Senin (2/3/2020).

Baca Juga: Dikenal Dekat dengan Jenderal Kesayangan Soeharto, Pengusaha Keturunan yang Dituding Jadi Mafia Judi Ini Malah Beri Respons Tak Terduga Hingga Bikin Karni Ilyas Syok

Terawan menuturkan, respons publik atas virus corona ini disebabkan oleh cara pandang publik dalam melibat virus tersebut.

"Saya sebagai Menteri Kesehatan ya saya hanya mengimbau mau dibikin horor, heboh, atau tidak, itu tergantung kita semualah, tergantung sudut pandang kita," ujar Terawan.

Terawan juga menyatakan, Covid-19 merupakan penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya. Hal ini dikatakan Menkes terkait tiga pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah dinyatakan sembuh.

"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

Baca Juga: Acaranya Dibubarkan Paksa Perwira Polisi Karena Alasan Ini, Sikap Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang Langsung Tutup Pidato Jadi Sorotan

Namun faktanya, banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Mereka yang mengidap penyakit lain atau komorbid, berpotensi besar meninggal dunia saat terinfeksi virus corona.

Sampai Selasa (29/9/2020) hari ini, sudah 10.601 orang di Indonesia yang meninggal akibat Covid-19.

Persentase angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia mencapai 3,77 persen, lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia sebesar 3,01 persen.

Baca Juga: Gadis di China Tewas Karena Tersedak, Wanita Bekasi Ini Lumpuh Akibat Minum Boba, Begini Fakta Sebenarnya

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya