Gatot Nurmantyo Terus-terusan Sebut Kebangkitan PKI, Seniornya di TNI yang Kini Jadi Tangan Kanan Jokowi Akhirnya Angkat Suara

Kamis, 01 Oktober 2020 | 16:11
dok. NET

Tomy Winata dan Gatot Nurmantyo

Fotokita.net - Gatot Nurmantyo terus-terusan sebut kebangkitan PKI, seniornya di TNI yang kini jadi tangan kanan Jokowi akhirnya angkat suara.

Mantan Panglima TNI yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyomenduga tentang bangkitnya komunisme di Indonesia.

Gatot menyebut, bangkitnya Partai Komunis Indonesia gaya baru, terendus semenjak tahun 2008.Saat itu, Gatot mendapatkan berbagai informasi tentang adanya gerakan tersebut.

"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru. Ini diawali sejak 2008," ujar Gatot dikutip Wartakotalive.com dari channel Youtube Hersubeno Arief, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Adu Mulut dengan Juniornya di TNI, Fakta Massa Pendemo Saat Bentrokan TMP Kalibata Bikin Terkejut, Orang Bayaran?

Meski demikian, saat itu Gatot tidak bisa menyampaikan informasi itu secara terang-terangan.

"Setelah saya mendapat informasi-informasi, sehingga saya memaksakan membungkus semua gerakan ini dengan proxy war.

Karena belum saatnya saya membuka gerakan mereka. Memang gerakan ini tidak bisa dilihat bentuknya, tetapi dirasakan bisa."

Baca Juga: Bukan TNI, Berpakaian Serba Hitam dengan Senjata Keris, Begini Sosok Pasukan Gagak Hitam yang Jadi Algojo Maut Orang-orang PKI

Gatot menyebut, terjadi penyusupan gerakan komunisme di Indonesia. Ia mencium itu dari sejumlah fenomena yang terjadi sejak 2008.

"Sejak tahun 2008 seluruh sekolah segala tingkatan pelajaran sejarah tenang G30S/PKI ditiadakan.

Ini sesuatu hal yang sangat berbahaya karena kalau yang paling junior adalah kelas enam SD, maka merka yang duduk di universitas saat ini mereka tidak pernah mengenyam pelajarn tersebut," jelasnya.

Gatot kemudian membuat semacam 'proxy war', dimana ia kerap mengisi kuliah umum dan menyelipkan bahaya kebangkitan komunisme kepada para generasi muda.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sangkal Dicopot Karena Film G30S/PKI, Mahfud MD Sebut Pemerintah Tak Larang Nonton Dokumenter Sejarah Itu, Tapi...

"Sehingga pada tahun 2017, bahwa generasi muda 90 persen lebih tidak percaya adanya PKI.

Maka dengan data-data yang ada, pertama kali pada 10 maret 2015 saya masih jabatan Pangkostrad saya beranikan memberikan kuliah umum tentang proxy war di UI (universitas Indonesia).

Dan sampai dengan saya panglima TNI sudah 59 kali saya melaksanakan kuliah umum."

Baca Juga: Blak-blakan Akui Dekat dengan Taipan Tomy Winata, Kekayaan Gatot Nurmantyo Naik Drastis Sebelum Pensiun dari TNI, Ternyata Semuanya Berasal Dari Sini

Warta Kota/Feryanto Hadi

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bersama sejumlah veteran melakukan tabur bunga di Taman Makam Nasional Umum Kalibata, Rabu (30/9/2020)

Gatot melihat adanya upaya-upaya pelemahan mental pemuda bangsa. Sehingga, ia memutuskan untuk menyerukan untuk menonton film Pemberontakan G-30S PKIketika ia menjabat sebagai panglima TNI.

"Pada saat saya jadi panglima TNI, saya perintahkan jajaran saya untuk menonton fil G30S-PKI," ungkapnya.

Gatot bercerita, ketika ia menyerukan untuk menonton film itu, ada pihak yang mengingatkannya agar tidak melakukan hal itu.

Gatot, secara terang-terangan menyebut, orang yang memberikan nasihat tersebut berasal dari sebuah partai.

Baca Juga: Dituding Jadi Mafia Judi di Indonesia, Taipan yang Dekat dengan Jenderal Kepercayaan Soeharto Malah Santai Lakukan Hal Ini

Orang tersebut, bahkan, mengingatkan, Gatot akan dicopot dari jabatannya jika melanjutkan seruannya tersebut. Tapi Gatot tidak gentar. Ia tetap menyerukan agar masyarakat menonton film itu.

"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, menyampaikan 'Pak Gatot hentikan itu Kalau tidak pasti Pak Gatot akan diganti.

Saya bilang terimakasih, Tapi saya gas, karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti," jelasnya.

Baca Juga: Acaranya Dibubarkan Paksa Perwira Polisi Karena Alasan Ini, Sikap Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang Langsung Tutup Pidato Jadi Sorotan

dok Waspada.co.id

Gatot Nurmantyo dan Tomy Winata

Kepala Staf Presiden Moeldokoangkat bicara mengenai pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyoyang menyebut adanya ancaman kebangkitan PKI.

Menurut Moeldokoyang juga menjabat Panglima TNI sebelum Gatot, ancaman kebangkitan PKItidak mungkin datang secara tiba-tiba.

"Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa.

Tidak mungkin datang secara tiba tiba. Karena spektrum itu terbentuk dan terbangun tidak muncul begitu saja," kata Moeldokodalam wawancara KSP, Kamis, (1/10/2020).

Baca Juga: Mayjen Soeharto Tampak Tenang, Tien Soeharto Malah Paksa Lakukan Hal Ini Saat Dengar Kabar Penculikan Jenderal di RSPAD Gatot Subroto

Oleh karena itu menurut Moeldokojangan berlebihan dalam menanggapi sesuatu, karena dapat menimbulkan ketakutan. Termasuk mengenai dugaan ancaman kebangkitan PKI.

"Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain. Sebenarnya bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu," kata Moeldoko.

Baca Juga: Acaranya Dibubarkan Paksa Perwira Polisi Karena Alasan Ini, Sikap Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang Langsung Tutup Pidato Jadi Sorotan

Kompas.com/Sandro Gatra

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko.

Purnawirawan Jenderal bintang empat itu mengatakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan.

Pertama yakni kewaspadaan yang dibangun untuk menenteramkan dan kedua kewaspadaan yang menakutkan.

"Bedanya disitu. Tinggal kita melihat kepentingannya. Kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menenteramkan maka tidak akan menimbulkan kecemasan.

Tapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu. Nah! Itu pilihan-pilihan dari seorang pemimpin," katanya.

Baca Juga: Rela Jadi Mualaf Demi Kekasih Hati, Begini Kisah Tragis Perjalanan Cinta Pierre Tendean, Ajudan Jenderal AH Nasution yang Gugur di Tangan PKI

Ia sendiri menurut Moeldokolebih memilih kewaspadaan untuk menenteramkan. Apalagi di tengah Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

"Yang terjadi saat ini, menghadapi situasi saat ini apalagi di masa pandemi, membangun kewaspadaan yang menenteramkan adalah sesuatu pilihan yang bijak," pungkasnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma