Fotokita.net - Syok dapat bantuan tunai Rp 2,4 juta, pedagang jamu ingin lakukan hal ini usai ketiban rezeki dari pemerintah.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak diberikan kepada seluruh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Oleh karena itu banyak UMKM yang tidak mendapatkan bantuan tersebut.
Kepala Bidang Lembaga Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Nurul Rahman mengatakan, bantuan tersebut memang hanya diperuntukkan bagi para UMKM yang belum pernah mengajukan pinjaman apapun di bank.
"Bantuan Presiden untuk mikro yang Rp 2,4 juta itu mungkin masih banyak yang belum tahu kenapa susah untuk mendapatkannya. Sebenarnya tidak susah.
Bantuan-bantuan usaha mikro memang diperuntukkan bagi mereka yang memang belum ada akses ke bank," ujarnya dalam webinar virtual, Jakarta, Kamis (17/9/2020).
Anang sapaan akrabnya memastikan, UMKM yang telah mengajukan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) ke bank tidak bisa mendapatkan BLT Rp 2,4 juta.
"Jadi ini benar-benar bagi UKM yang memang selama ini tidak bisa melakukan aksesibilitasnya ke perbankan.
Itu kami lakukan bantuannya melalui BPUM (Bantuan Presiden untuk Usaha Mikro)," kata dia.
Pada 24 Agustus lalu, Presiden Jokowi telah resmi meluncurkan bantuan modal kerja untuk pelaku UMKM yang diberi nama Bantuan Presiden (BanPres) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 2,4 juta.
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menjelaskan, skema pencairan dana bantuan untuk pelaku usaha mikro tersebut sangat sederhana yakni melalui rekening bank masing-masing.
Teten mengatakan, dana bantuan pemerintah ini akan menyasar semua sektor UMKM di seluruh Indonesia, termasuk di pelosok-pelosok daerah yang belum tersentuh perbankan.
Bahkan ucap dia, UMKM yang belum memiliki rekening bank pun akan dibuatkan rekening baru.
Seorang pedagang jamu keliling bernama Narsih, warga Petukangan Jakarta Selatan memanfaatkan Banpres (Bantuan Presiden) sebesar Rp 2,4 juta melalui BRI cabang Cipulir untuk mempermudah usaha jamunya.
Narsih sebelumnya berkeliling berjualan jamu dengan sepeda yang sudah ia gunakan selama 4 tahun.
Sepeda tersebut menjadi saksi bisu jerih payah Narsih dalam mengais rezeki menjual jamu keliling.
Wanita yang menghidupi satu anak ini, sudah berdagang jamu selama 25 tahun. Ia mengaku, kepiawaiannya dalam meracik jamu ia dapat secara turun temurun.
Narsih mengaku pada awalnya ia tidak percaya memperoleh uang bantuan tersebut.
Namun, Pihak perbankan meyakinkan Narsih, ia berhak memperoleh Banpres tersebut.
Narsih-pun kemudian mendatangi kantor cabang BRI untuk melakukan pengisian dokumen.
Tidak butuh waktu lama, bantuan produktif senilai Rp 2,4 juta tersebut akhirnya masuk ke rekening Narsih dalam dua pekan.
“Saya bingung dipanggil ke Bank BRI, saya pikir ada apa. Saya mondar mandir melengkapi berkas yang harus saya isi dan dua minggu setelahnya, eh uangnya sudah ditransfer,” kata Narsih, Selasa (22/9/2020).
Narsih menjelaskan, uang yang diberikan tersebut ia manfaatkan untuk mengganti gerobaknya yang sudah rusak.
Ia mengaku membeli gerobak jamu yang diletakkan di belakang sepeda seharga Rp 700.000. Selebihnya ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sepedanya masih bagus, saya baru pakai 4 tahun. Ini uangnya saya pakai untuk ganti gerobak belakangnya dan untuk keperluan harian dan modal belanja,” kata Narsih.
Narsih mengaku sangat senang, mengingat akhirnya ia bisa mendapatkan bantuan tersebut sehingga ia bisa mendapatkan modal untuk meningkatkan usahanya.
Narsih biasanya berjualan dengan berkeliling menggunakan gerobaknya di kawasan tempat tinggalnya di pagi dan sore hari.
Ia mengaku mulai berdagang dari pukul 06.00 WIB sampai 10.00 WIB , dan kemudian dilanjutkan pada pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB.
Sehari-harinya ia mampu memperoleh pendapatan Rp 150.000 sampai dengan Rp 200.000.
Narsih mengatakan, harga jamu yang ia jual juga cukup terjangkau antara Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per gelas tergantung permintaan.
Narsih berharap ke depannya bantuan-bantuan pemerintah bisa ia dapatkan untuk melanjutkan kehidupannya.
Saat ini Narsih masih menanggung hidup anak lelakinya yang kini berusia 18 tahun, dan sesekali membantu kehidupan ekonomi anaknya yang sudah berkeluarga.
Ia bahkan bercita-cita bisa mengunjungi cucunya yang saat ini tinggal di Nganjuk Jawa Timur, jika saja pemerintah berbaik hati kembali memberikannya bantuan.
“Harapannya ya saya maunya kalau dikasih lagi dana bantuan, bisa pergi ke Nganjuk untuk mengunjungi cucu saya,” ujar Narsih.