Disebut Yang Mulia, Donald Trump Bangga Kim Jong Un Bocorkan Cara Eksekusi Pamannya Sendiri

Jumat, 11 September 2020 | 09:20
Sky Nws via Sosok.id

Donald Trump dan Kim Jong Un

Fotokita.net -Disebut Yang Mulia, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bangga pemimpin Korea Utara bocorkan cara eksekusi pamannya sendiri.

Presiden AS Donald Trump mengklaim, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sebut pendahulunya, Barack Obama, "a**hole (bajingan)".

Klaim itu dia ungkapkan dalam wawancara yang dilakukan kepada jurnalis The Washington Post Bob Woodward, yang menjadi buku berjudul Rage.

Secara kontras, Kim Jong Un menyanjung Trump dalam surat yang disebut sang presiden sebagai "surat cinta", dan sempat dilihat Woodward.

Baca Juga: Kim Jong Un Kembali Pecat Pejabat Partai, Pembelot Cantik Ini Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Diktator Korea Utara: Dianggap Dewa yang Bisa Baca Pikiran

Dalam salah satu surat yang dikirimkan ke AS, Kim menuliskan bagaimana dia merasa momen bersejarah saat memegang tangan presiden 74 tahun itu.

"Memegang tangan Yang Mulia di lokasi yang indah dan suci ini, dengan dunia menyaksikan penuh gairah dan penuh kehormatan," tulisnya.

Baca Juga: Kim Jong Un Dikabarkan Koma, Begini Alasan Intelijen Amerika Serikat dan Korea Selatan Sering Salah Informasi Soal Korea Utara

Dia merujuk kepada pertemuan pertama mereka di Singapura pada 2018, di mana Trump jadi presiden aktif pertama yang bisa bertemu Pemimpin Korea Utara.

Kim juga menulis surat lain terkait pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019 di mana sayangnya, negosiasi itu berakhir buntu.

Dilansir Daily Mail Kamis (10/9/2020), terdapat 27 surat yang dilihat oleh Woodward untuk bukunya, di mana Kim Jong Un menyebut Trump "Yang Mulia".

Baca Juga: Fakta-fakta Aneh di Korea Utara Sebelum Rumor Kim Jong Un Koma Mencuat, Semuanya Bermula dari Foto Ini

Dalam kesempatan tersebut, presiden dari Partai Republik itu merendahkan Barack Obama, dengan dia menyebut sang pendahulu terlalu dilebih-lebihkan.

"Saya kira dia bukanlah orator ulung. Malah Kim berpikir Obama adalah a**hole (bajingan)," jelas sang presiden dalam wawancara selama 18 jam tersebut.

AFP/BRENDAN SMIALOWSKI via Kompas.com

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjalan bersama Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Zona Demiliterisasi pada Minggu (30/6/2019).

Dia memuji Kim generasi ketiga itu sebagai "sosok yang jauh lebih pintar". Termasuk bercerita bagaimana pamannya dihukum mati.

Paman Kim Jong Un, Jang Song Thaek, dilaporkan dieksekusi dengan senjata anti-pesawat, dengan pembelot mengisahkan kepada CNN dia harus menyaksikan momen mengerikan itu.

Adapun Trump dalam konferensi pers Rabu (9/9/2020) menuding Woodward sudah menjalankan "agenda politiknya dengan sangat baik".

Dia merujuk kepada isi dalam buku, bahwa Trump mengaku dia sengaja merendahkan tingkat berbahaya virus corona yang saat ini mewabah.

Baca Juga: Mata-mata Korea Selatan Laporkan Kim Jong Un Alami Koma Berbulan-bulan, Foto Sang Pemimpin Korut Pimpin Rapat Jadi Perdebatan

"Negeri Uncle Sam" sekarang merupakan negara yang paling terdampak di dunia, dengan infeksi mencapai 6,5 juta dan korban meninggal 195.000 orang.

AFP/BRENDAN SMIALOWSKI via Kompas.com

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara didampingi Presiden AS Donald Trump, di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, Minggu (30/6/2019). Kedatangan Trump ke zona demiliterisasi Korea awalnya diagendakan untuk pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, namun Presiden Moon mengatakan fokus ak

Presiden ke-45 AS itu menerangkan, dia sengaja merendahkan ancaman dari virus corona agar tidak membuat publik panik dan "menggila".

"Kita harus menunjukkan ketenangan. Saya jelas tak ingin membawa negara ini dalam kegilaan dan ketakutan," papar Trump dilansir AFP.

"Kami tidak ingin orang-orang berlarian dan berteriak 'lihat ini, lihat ini'. Kepemimpinan harus ditunjukkan dan panik adalah hal terakhir yang muncul," lanjutnya.

Baca Juga: Digadang-gadang Bisa Selesaikan Krisis Corona, Relawan yang Disuntik Vaksin Buatan China Malah Positif Covid-19

Buku Rage karya jurnalis Bob Woodward menulis Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump menyebut Kim Jong Un memberitahunya bagaimana cara dia membunuh pamannya sendiri.

Buku Woodward itu sebelumnya telah mengungkap komentar Trump yang meremehkan virus corona, pemikirannya tentang Korea Utara, kerusuhan rasial, dan senjata baru misterius yang dirahasiakan kekuatannya.

Buku ini dibuat berdasarkan 18 wawancara yang dilakukan editor The Washington Postitudengan Trump pada Desember-Juli beserta orang-orang lain juga.

Di bukunya Woodward menulis, Trump terkesan dengan Kim Jong Un ketika pertama kali bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu di Singapura pada 2018, dengan mengatakan Kim "jauh lebih pintar".

Dilansir dari Associated Press Kamis (10/9/2020) Trump juga mengatakan, Kim "memberitahuku segalanya" bahkan mengungkap bagaimana ia membunuh pamannya sendiri.

Kemudian dalam pembicaraan senjata nuklir dengan kakak Kim Yo Jong itu, Trump menampik anggapan intel bahwa Korut todak akan pernah menyerahkan senjata nuklirnya.

Baca Juga: Dulu Jadi Raja dalam Sederet Film Laga, Kondisi Terkini 3 Aktor Kondang Ini Bikin Sedih, Ada yang Harus Pakai Kursi Roda

Presiden ke-45 AS itu berkata ke Woodward, CIA "tidak tahu" bagaimana menangani Pyongyang.

Suami Melania Trump tersebut lalu menepis kritik tentang tiga pertemuannya dengan Kim Jong Un, dengan mengklaim KTT itu bukan sesuatu yang besar.

Para kritikus mengatakan, dengan bertemu Kim Jong Un maka Trump telah memberikan legitimasi di panggung dunia bagi pemimpin negara berideologi Juche itu.

"Saya butuh dua hari. Saya bertemu (dengannya). Saya tidak menyerahkan apa-apa," kata Trump seraya menganalogikan Korut dengan persenjataan nuklirnya bagaikan seseorang yang jatuh cinta pada sebuah rumah dan "mereka tidak bisa menjualnya".

Baca Juga: Nekat Turun Ke Kali Grogol, Nikita Mirzani Malah Foto-foto Santai Usai Ikut Bersih Sampah Bareng Pasukan Orange

Kim Jong Un menyambut baik perhatian yang ditunjukkan Trump, dengan menyebut sang presiden "Yang Mulia" dalam sebuah surat.

Kim juga menulis kepada Trump bahwa dia percaya "persahabatan yang dalam dan khusus di antara kami akan bekerja sebagai kekuatan magis."

(Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma