Fotokita.net - Gempa bermagnitudo 6,9 dan 6,8 pada Rabu (19/8/2020), pukul 05.23 WIB. Berdasarkan info BMKG, gempa itu berkedalaman 10 Km dan terletak di 169 km BaratDaya Bengkulu.
Gempa pertama terjadi pukul 05.23 WIB 6,9, gempa kedua terjadi pukul 05.29 WIB berkekuatan 6,8 magnitudo.
"Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG melalui akun @infoBMKG.
Gempa bermagnitudo 6,9 dan 6,8 pada Rabu (19/8/2020), pukul 05.23 WIB menggemparkan ribuan warga Bengkulu.
Lokasi gempa berkedalaman 10 kilometer, yakni di 169 km BaratDaya Bengkulu, 177 km BaratLaut Enggano (Bengkulu).
Gempa tidak berpotensi sunami. Warga Bengkulu tampak berlarian ke luar rumah saat kedua gempa tersebut terjadi.
Gempa pertama terjadi pukul 05.23 WIB 6,9, gempa kedua terjadi pukul 05.29 WIB berkekuatan 6,8 magnitudo.
"Gempa terasa keras dan lama bergetar. Sejumlah pohon tampak bergoyang," kata Firdaus Warga Kota Bengkulu, Rabu.
Penjelasan warga lain, rumah betonnya terasa berbunyi dan bergetar saat kedua gempa terjadi.
Warga juga tampak berhamburan ke luar rumah dan jalanan. Kehebohan sempat terjadi.
Saat ini warga telah kembali ke rumah masing-masing.
Dua gempa besar yang hanya berselang beberapa menit tersebut menggemparkan ribuan warga Bengkulu.
Dari pantauan, warga tampak berlarian ke luar rumah dan jalanan saat kedua gempa tersebut terjadi.
"Gempa terasa keras dan lama bergetar. Sejumlah pohon tampak bergoyang," kata Firdaus, salah seorang warga, Rabu.
Penjelasan warga lain, rumah betonnya terasa berbunyi dan bergetar saat kedua gempa terjadi.
Walaupun sempat heboh, namun saat ini warga telah kembali ke rumah masing-masing.
Gempa bumi berkekuatan 6,8 magnitudo dan 6,9 magnitudo mengguncang wilayah Bengkulu pada Rabu (19/8/2020) pagi.
Dilansir dari akun Twitter Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), gempa bermagnitudo 6,8 terjadi pada pukul 05.23 WIB dan kemudian disusul gempa 6,9 magnitudo pada pukul 05.29 WIB.
Selain itu, titik gempa atau pusat gempa yang terjadi juga di lokasi yang berdekatan.
Berikut analisis BMKG, terutama terkait denganbesarnya kekuatan gempa di lokasi yang berdekatan, dan dengan waktu yang hampir bersamaan
Baca Juga: BMKG Sebut Sumber 2 Gempa Magnitudo 6,9 dan 6,8 yang Guncang Bengkulu, Begini Kesaksian Warga
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, dua gempa berkekuatan besar itu disebut sebagai gempa "doublet".
Gempa doublet merupakan gempa yang kekuatannya hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi yang berdekatan.
Gempa bumi mengguncang Bengkulu dengan kekuatan Magnitudo 6,9 Rabu pagi, (19/8/2020)
"Gempa pertama terjadi pada pukul 05.23.56 WIB dengan magnitudo update M 6,6 dengan episenter 4,50 LS, 100,91 BT dilaut pada jarak 169 km arah Baratdaya Bengkulu," ujar Daryono saat dihubungi, Rabu (19/8/2020).
"Sementara itu gempa yang kedua terjadi pada pukul 05.29.35 WIB dengan magnitudo update M 6,7 dengan episenter 3,74 LS dan 101,56 BT di laut pada jarak 78 km arah Baratdaya Bengkulu Utara dengan kedalaman 11 km," lanjut dia.
Dilaporkan, guncangan kuat terjadi di ota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Kepahiang dalam skala intensitas IV MMI.
Adapun intensitas IV MMI artinya getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang.
Ditandai dengan gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Daryono menambahkan, akibat terjadinya gempa IV MMI, warga sempat lari berhamburan keluar rumah akibat panik akibat guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
Tidak berpotensi tsunami
Selanjutnya, gempa dirasakan juga di Bengkulu selatan, Kaur, Curup, Lebong dalam skala intensitas III MMI, serta di Lubuk Linggau dalam skala intensitas II-III MMI.
Gempa dengan intensitas III MMI yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," katanya lagi.
Baca Juga: Terungkap, Alasan Soekarno Tak Jalani Puasa Ramadhan Saat Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan akibat gempa. "Hasil monitoring BMKG menunjukkan baru satu kali terjadi gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo M4,5," lanjut dia.
Menurut Daryono, gempa besar yang terjadi dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi batuan terjadi pada segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik.
Tak hanya itu, Daryono mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap gempa susulan. Sebaiknya masyarakat menghindari bangunan yang mudah runtuh atau sudah retak.
(Retia Kartika Dewi/Kompas.com)