Bikin Merinding, Video Ledakan Besar yang Hancurkan Kota Beirut Lebanon Jadi Viral, Israel Buru-buru Lakukan Hal Ini

Rabu, 05 Agustus 2020 | 08:40
Twitter @faridhalabi

Video detik-detik terjadinya ledakan di Beirut, Lebanon

Fotokita.net - Jumlah korban jiwa diperkirakan bertambah terus mengingat kekuatan ledakan disetarakan dengan tenaga gempa bumi berkekuatan 4.5 skala Richter dan terasa sampai radius 10 km.

Di antara korban tewas adalah Sekretaris Jenderal Partai Kataeb Lebanon.

Markas besar Partai Kataeb, satu partai tertua di negara ini, terletak tepat di sebelah pelabuhan.

Seorang saksi mengatakan kepada Gulf News bahwa sesuatu jatuh dari langit sebelum ledakan; yang lain mengatakan mereka bisa mendengar pesawat terbang sebelum ledakan.

Baca Juga: Tak Ada Makan Siang Gratis, 3 Negara Ini Bantu Timor Leste Lepas dari Indonesia, Kini Harta Emas Hitam Jadi Kutukan Hingga Rakyat Timor Kembali Sebagai Korban

"Kami mendengar pesawat terbang, kemudian ledakan, seperti yang biasa kami dengar dalam perang Israel 2006," kata seorang wanita Libanon kepada Gulf News.

Ledakan-ledakan itu menghancurkan jendela-jendela bangunan di sekitarnya dan menciptakan gumpalan asap ke langit, kata koresponden AFP.

Ledakan besar mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut,pada Selasa (4/8/2020).

Ledakan besar itu bahkan sampai merusak sebagian besar kota tersebut.

Baca Juga: Aksi Ganyang Malaysia yang Digagasnya Makin Bikin Amerika Ketar-ketir, Ternyata Langkah Revolusi Soekarno Digagalkan Jenderal Kesayangannya Sendiri

Berdasarkan video yang diunggah olehchannel YouTubeThe Guardianpada Senin menampilkan ledakan itu terjadi di dekat tepi laut.

Mulanya, terlihat asap tebal mengepul di sebuah gedung tersebut.

Ledakan pertama hanya merusak gedung itu.

Namun, setelah itu ledakan kembali muncul dengan kekuatan yang beberapa kali lebih besar dari sebelumnya.

Suara dentuman itu sangat jelas terdengar.

Bahkan, ledakan sampai merambah ke laut yang berada tak jauh dari gedung tersebut.

Baca Juga: Dibenci Warganya Sendiri, Ternyata Indonesia Kembali Belanja Senjata dari Israel, Dulu Soeharto Sampai Kirim Misi Rahasia ke Negara Yahudi Itu

Dalam videolain beberapa menit setelah kejadian menampilkan bagaimana kota Beirut hancur.

Gedung-gedung rusak parah hingga mobil-mobil yang terparkir ikut rusak.

Kolase Kompas.com

Viral Video Detik-Detik Ledakan di Beirut, Diduga Dipicu Adanya 2.750 Ton Amonium Nitrat, Guncangannya Setara Gempa Berkekuatan 3,3 Magnitudo

Terlihat warga berusaha menyelamatkan diri dengan cara keluar dari gedung.

Tak hanya itu saja, tampak sejumlah mobil sampai terbalik akibat menerima ledakan besar.

Sementara itu, gedung yang menjadi tempat ledakan berasal benar-benar hancur lebur dan menyisakan reruntuhan saja.

Kota terlihat benar-benar berantakan akibat insiden tersebut.

Asap dari ledakan juga bertahan cukup lama.

Baca Juga: Nama Negaranya Sudah Hilang dari Google Maps, Ternyata Palestina Terus Berperang Lawan Israel Justru Bermula dari Akar Masalah yang Tak Disangka-sangka Ini

Dikutip dariKompas.compada Senin, ledakan tersebut telah menewaskan 73 orang dan ribuan lainnya terluka.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian diduga sebagai penyebab insiden tersebut.

Hassan Diab menyebut pupuk itu memang sudah disimpan bertahun-tahun.

kompas.com
kompas.com

Detik-detik ledakan maha dahsyat di Beirut, Lebanon.

Pupuk itu disebut olehnya bisa memicu bencana, apapun itu.

Dikutip dariAFP, Hassan Diab menegaskan segera menggelar penyelidikan terkait kasus tersebut untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.

Sementara itu, Kepala Keamanan Umun, Abbas Ibrahim sebelumnya mengaku telah mengamankan 'material berdaya ledak tinggi' dari sebuah gudang.

Gudang itu berlokasi beberapa menit dari kawasan distrik hiburan malam dan pusat perbelanjaan.

Baca Juga: Remehkan Pasukan Negara Kemarin Sore, Tentara Inggris dan Malaysia Kocar-kacir Dihajar Serangan Kilat Marinir Indonesia, Pihak Kerajaan Akhirnya Tutupi Aib dengan Kebohongan

Bahkan saking besarnya ledakan tersebut, dentumannya sampai terdengar di negara Siprus, yang berjarak 240 kilometer dari Beirut.

Satu di antara korban yang selamat yakni seorang prajurit tak diketahui namanya menyebut bahwa ledakan itu benar-benar dahsyat.

Banyak mayat bergelimpangan serta ambulans terus mengevakuasi.

"Ini seperti bom atom," timpal Makrouhie Yerganian, pensiunan guru berusia 70-an yang sudah bertahun-tahun tinggal dekat pelabuhan.

Makrouhie menilai kekacauan itu lebih parah dibanding perang saudara pada 1975-1990.

Baca Juga: Kerap Pamer Foto-foto yang Menggoda Mata Laki-laki, Finalis Putri Pariwisata Bikin Hati Mantan Jessica Iskandar Klepek-klepek Gegara Punya Hobi yang Sama?

Semua bangunan di sekitar tempat tinggal Makrouhi langsung rusak parah.

Pamannya yang sudah 91 tahun tewas akibat kejadian tersebut.

Bahkan, rumah sakit di Lebanonkini kewalahan menampung korban luka dari ledakan itu,.

Belum selesai dengan penanganan pasien Virus Corona, korban luka terus berdatangan.

Akibatnya kini Pemerintah Lebanonmeminta adanya bantuan dari berbagai negara untuk mengatasi masalah ini

Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan mengumumkan bahwa 50 orang telah meninggal dan lebih dari 2.700-an orang terluka dalam ledakan di Beirut.

Sementara itu, Israel membantah ada hubungannya dengan ledakan.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada media: "Israel tidak ada hubungannya dengan ledakan di Beirut."

Menteri Dalam Negeri Lebanon, Brigadir Jenderal Mohamed Fahmy, selama kunjungannya ke Pelabuhan Beirut, didampingi oleh Perdana Menteri Hassan Diab, mengatakan: "Kita harus menunggu investigasi untuk mengetahui penyebab ledakan."

Baca Juga: Bobby Nasution Bocorkan Nama Adik Sedah Mirah, Inilah Arti Nama Cucu Jokowi yang Tak Banyak Diketahui Orang

Fahmy menambahkan: "Informasi awal menunjukkan bahwa bahan-bahan yang sangat eksplosif, [yang] disita bertahun-tahun yang lalu dari sebuah kapal, meledak di bangsal No.12."

Jenderal Keamanan Umum Libanon, Abass Ibrahim setelah mengunjungi daerah ledakan mengatakan: "Ledakan itu jelas bukan depot kembang api, tetapi bahan peledak yang sangat eksplosif disimpan di sana.Penyelidikan sedang dilakukan."

Pernyataannya datang ketika beberapa media lokal melaporkan kembang api sebagai alasan insiden tersebut.

Kantor berita pemerintah Libanon, NNA, dan dua sumber keamanan mengatakan ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan tempat ada gudang yang menampung bahan peledak.

Tidak dijelaskan jenis bahan peledak yang memicu ledakan dahsyat ini.

Beberapa orang di atas kapal Italia berlabuh di dekat lokasi ledakan, Ratu Orient, terluka dan dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Sebut Ahok Tak Bisa Berbuat Apa-apa, Belum Genap Satu Tahun Jadi Komut Pertamina Suami Puput Nastiti Devi Sudah Berani Keluarkan Ancaman: Main Politik Sama Saya Mah Sudah Biasa

"Kapal itu benar-benar hancur - kabin lounge, semuanya," Vincenco Orlandini, seorang anggota awak berusia 69 tahun, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Aku mendengar ledakan dan aku terbang ke seberang lobi, lalu aku mendarat di karpet dan aku beruntung, kurasa itu menyelamatkanku."

Observatorium Seismologis Jordania mengatakan bahwa ledakan di Beirut setara dengan gempa berkekuatan 4.5 skala Richter.

"Ada korban dan korban di mana-mana - di semua jalan dan daerah dekat dan jauh dari ledakan."

Tiga jam setelah ledakan, yang melanda tak lama setelah 6 p.m. (1500 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan, memancarkan cahaya oranye di langit malam saat helikopter melayang dan sirene ambulans terdengar di seluruh ibukota.

Baca Juga: Dokter Yuri Koar-koar Minta Warga Pakai Masker yang Benar, Presiden Jokowi Malah Tertangkap Kamera Pimpin Rapat Menteri Tanpa Penutup, Begini Penjelasan Istana

Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit Beirut sudah penuh dengan orang-orang yang terluka.

Ambulans Palang Merah dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dipanggil untuk mengatasi korban jiwa yang besar.

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma