Diduga Jadi Penyebab Utama Bunuh Diri, Editor Metro TV Yodi Prabowo Positif Amphetamine, Begini Efek Lain dari Narkoba yang Pernah Dikonsumsi Medina Zein

Sabtu, 25 Juli 2020 | 16:16
hisandherhouses.com

Methamphetamine

Fotokita.net -Kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo akhirnya terungkap. Setelah melalui penyelidikan panjang yang memakan waktu berhari-hari, polisi menyimpulkan editor Metro TV Yodi Prabowo diduga kuat bunuh diri.

Dalam penjelasan lengkapnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat juga mengatakan, Yodi Prabowo positif amphetamine.

Hal itu dipastikan pasca-tim forensik melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Misteri Kematian Editor Metro TV Terungkap, Diduga Kuat Bunuh Diri Lantaran Depresi, Yodi Prabowo Terlibat Cinta Segitiga?

"Kita sudah lakukan pemeriksaan, kalau sudah diperiksakan amphetamine berarti dia pakai," kata Tubagus saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Yodi diduga tengah dirundung depresi sehingga mengonsumsi amphetamine.

Pengaruh amphetamine itulah yang diduga menjadi penyebab utama dirinya nekat melakukan tindakan bunuh diri.

Baca Juga: Polisi Siap Ungkapkan Penyebab Kematian Editor Metro TV, Ibunda Yodi Prabowo Syok Lihat Sikap Aneh Kekasih Anaknya, Dikira Baca Al Quran Ternyata Malah Lakukan Hal Ini Saat Tahlilan

"Meningkatnya keberanian yang luar biasa, jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan orang tak normal karena tak akan nyambung ini," ucap Tubagus Ade.

Terkait konsumsi amphetamine, Tubagus belum mengetahui sejak kapan dia mengonsumsi barang itu.

"Untuk barangnya sejak kapan dikonsumsi kita belum masuk ke sana, itu nanti bagian dari satuan narkoba," ucap dia.

Baca Juga: Saksi Merasa Pria Berkacamata Jadi Pelaku Pembunuhan, Ibunda Editor Metro TV Justru Curiga Pada Gelagat Aneh Kekasih Yodi Prabowo: Mencla-mencle Itu Anak

Jenazah Yodi ditemukan di pinggir Tol JORR Pesanggrahan, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta, pada Jumat lalu pukul 11.30 WIB oleh tiga anak kecil yang bermain layangan. Yodi tertelungkup di dekat tembok.

Yodi ditemukan memakai helm, berjaket hijau, bercelana hitam, bersepatu, dan mengenakan tas. Yodi diperkirakan tewas pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 00.00-02.00 WIB.

Grid.ID/Hana Futari
Grid.ID/Hana Futari

Konferensi pers kasus meninggalnya editor Metro TV, Yodi Prabowo, di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).

Sebelum ditemukan tewas, Yodi terakhir terlihat di kantor Metro TV pada Selasa (7/7/2020) pukul 22.27 WIB.

Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan dompet berisi KTP, NPWP, kartu ATM, motor Honda Beat warna putih bernomor B 6750 WHC, tiga STNK, uang sebesar Rp 40.000, helm, jaket, dan tas milik korban.

Baca Juga: Identitas Pria Misterius Terungkap, Saksi Kasus Editor Metro TV Yodi Prabowo Soroti Gerak-gerik Laki-laki Berkacamata Itu Saat Diperiksa: Orangnya Selon...

Beberapa waktu lalu kasus narkoba amphetamine juga menyeret selebgram dan pembisnis Medina Zein dan artis Lucinta Luna.

Amfetamin itu berasal dari obat penenang yang dikonsumsi Medina Zein untuk mengatasi penyakit bipolarnya.

YouTube Kompas TV
YouTube Kompas TV

Dokter forensik dr Arif Wahyono menjelaskan hasil pemeriksaan terhadap jenazah editor Metro TV Yodi Prabowo, dalam tayangan Breaking News, Sabtu (25/7/2020)

Obat terlarang amfetamin ini masuk ke dalam golongan 1 narkotika sesuai dengan Undang-Undang 35 tahun 2009.

Baca Juga: Petunjuk Baru Terungkap, Identitas Laki-laki Mencurigakan di Malam Tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo Berhasil Dibongkar, Terlibat dalam Pembunuhan?

Dokter sekaligus peneliti dalam bidang adiksi di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr. Hari Nugroho menjelaskan amphetamine memang sempat dipakai pada bidang medik.

Tapi yang digunakan biasanya adalah turunan amfetamine seperti dexamfetamin atau dextroamfetamin sebagai obat perangsang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan obat tidur.

“Itu dipakai untuk terapi dengan orang ADHD, orang-orang narkolepsi yang ngantuk-ngantuk terus,” ungkap dr. Hari Nugroho kepada Tribunnews.com, Jumat (3/1/2020).

Kemudian amfetamin dulu juga sempat digunakan untuk mengembalikan kondisi emosional pasien yang mengalami gangguan mental depresi.

“Dulu di dunia medis dan kedokteran digunakan pada terapi orang dengan depresi untuk menaikkan moodnya,” kata dr. Hari.

Baca Juga: Terungkap, Inilah Sosok Laki-laki Mencurigakan Saat Malam Tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo, Identitasnya Berhasil Dibongkar

Namun saat ini amfetamine ini sudah tidak lagi untuk medik karena ada obat-obat pengganti yang lebih kinerjanya lebih oke dibandingkan amfetamin.

“Itu pengggunaanya dulu sebelum banyak obat anti depresan yang oke seperti sekarang ini. Iya zaman dulu zaman tahun 40-an, sudah lama banget,” ungkap dr. Hari.

tangkapan layar YouTube

Lukman Azhari dan Medina Zein

Sementara itu amfetamine yang dikonsumsi secara bebas tanpa dosis yang tepat dari dokter dapat menimbulkan banyak efek negatif.

Pertama amfetamine ini bersifat adiktif atau bikin ketagihan sama seperti narkoba jenis lainnya yang bisa menggangu kesehatan organ-organ vital seperti jantung.

“Amfetamin termasuk yang adiksinya tinggi karena di otak itu bisa menempatian produksi amfetamin itu hingga ratusan bahkan ribuan kali, sangat kenceng yang bikin adiktif,” kata dr. Hari.

Baca Juga: Nggak Cuma Konflik Nikita Mirzani dan Baim Wong Dituding Settingan, Konten Bensin Eceran Denny Cagur di Mobil Mewah Raffi Ahmad Juga Dituduh Palsu: Udah Jelas Itu Settingan

“Kalau ada ganggun jiwa bukan makin baik atau makin terkontrol malah bisa makin memperberat gangguan kejiwaannya apalagi kalau dia adikitf,” sambung dr. Hari.

Muncul efek negatif lainnya yang bisa terlihat langsung seperti kerusakan pada ronggal mulut tepatnya kerusakan pada gusi dan gigi.

“Terus muncul ke masalah fisik karena dia sifatnya stimulan bisa meningkatkan tekanan darahnya, serangan jantunn, menggangu produksi liur jadi bibir kering jadi lebih cepat rusak dan yang lain-lain gitu,” tutur dr. Hari.

Baca Juga: Terharu dan Merinding, Begini Cerita Mahasiswa Indonesia Ikuti Shalat Jumat Pertama di Hagia Sophia: Sambutan Allahu Akbar Bergema

Sementara itu untuk penyakit bipolar dr. Hari menyebutkan ada beberapa jenis obat yang digunakan tapi bukan amfetamine.

“Kalau bipolar obatnya kaya lithium, asam valproat, bukan amfetamine,” pungkas dr. Hari.

Baca Juga: Polisi Rilis Misteri Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Saksi Sebut Pria Berkacamata Dicecar Pertanyaan Hingga Diperiksa Gaya Berjalannya: Kayaknya Memang Benar Dia Orangnya

(Kompas.com/Tribunnews.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma