Menteri Agama Sebut PNS yang Terpapar Radikalisme Seperti Musuh dalam Selimut, Kini Budiman Sudjatmiko Malah Soroti Seragam Korpri ASN Ini Hingga Terlanjur Jadi Viral

Jumat, 17 Juli 2020 | 12:23
Tribunnews.com

Menteri Agama Fachrul Razi

Fotokita.net-Menteri Agama Fachrul Razi menekankan pentingnya upaya pemberantasan paham radikalisme di lingkungan pegawai negeri sipil (PNS).

Menurut dia, lingkungan PNS harus bersih dari paham radikalisme.

Sebab, jika tidak, keberadaan PNS yang terpapar paham radikalisme akan mengancam nilai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Buat apa negara menggaji PNS, kalau PNS itu musuh dalam selimut dalam negara Indonesia,” kata Fachrul saat menjadi pembicara di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Kota Malang, Kamis (21/11/2019).

Baca Juga: Anak Tiri Pendiri Sinar Mas Rebutan Warisan Keluarga Eka Tjipta Widjaja, Putra Bungsu Orang Terkaya Indonesia Malah Jalani Gaya Hidup Sederhana: Panas-panas Dikit Tak Apalah

Fachrul menegaskan bahwa ancaman radikalisme di Indonesia nyata. Paham radikal itu berusaha untuk mengubah sistem yang sudah tertanam di Indonesia.

Fachrul menyebutkan empat ciri tindakan yang masuk dalam kategori radikal.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Kementerian yang Masih Punya Uang Rp 117 Triliun, Menhan Prabowo Ikuti Perintah Sang Atasan untuk Habiskan Anggaran, Borong Rantis PT Pindad Senilai Ratusan Miliar

Empat ciri itu berdasarkan konsep yang diterapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Ciri pertama adalah intoleran terhadap perbedaan. Kedua, adanya konsep takfiri atau mudah mengkafirkan orang lain.

Ketiga, memaksanakan kehendak dengan berbagai dalil dan yang keempat menggunakan cara kekerasan untuk mewujudkan kehendaknya.

Baca Juga: Dibeli Soeharto dengan Harga Setinggi Langit, KRI Teluk Jakarta 541 yang Tenggelam Ternyata Cuma Hasil Sulap dari Kapal Perang Bekas Jerman Timur, Begini Sejarahnya

Menurut Fachrul, seseorang atau kelompok dengan ciri-ciri tersebut tidak boleh dibiarkan, karena akan mengancam keutuhan dalam berbangsa.

“Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Lawan radikalisme, tangkal ekstrimisme. Kami bersepaham dengan BNPT terkait konsep radikalisme,” kata Fachrul.

Menurut Fachrul, terdapat berbagai alasan seseorang terjebak dalam paham radikalisme. Salah satunya adalah alasan ekonomi.

Selain itu, paham radikalisme juga terjadi pada seseorang yang minim pendidikan, sehingga bacaannya yang terbatas dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami situasi tertentu.

Kemenag akan melakukan berbagai upaya untuk menangkal paham radikalisme tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan pendidikan masyarakat.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Foto Perempuan Tanpa Sehelai Pakaian yang Tiba-tiba Muncul di Belakangnya Terlanjur Jadi Viral, Dosen Papua Ini Koar-koar Klarifikasi Tapi Akhirnya Cuma Bisa Pasrah Atas Nasibnya

Selain itu juga dengan internalisasi nilai-nilai empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, Fachrul mengatakan bahwa dinamika radikalisme tidak terjadi hanya pada satu agama, melainkan banyak agama.

Radikalisme juga tidak hanya tentang agama, namun juga bisa terjadi di sektor yang lain, seperti radikalisme dalam ekonomi.

Baru-baru ini foto menggegerkan media sosial.Hal ini lantaran menyangkut pakaian dinas Korpri seorang pegawai negeri sipil (PNS).

Seperti yang diketahui, pakaian dinas Korpri umumnya berbentuk kemeja.

Namun, tampak berbeda yang dikenakan pria satu ini.

Baca Juga: Presiden Segera Bubarkan 18 Lembaga yang Buang-buang Duit, Inilah Daftar Badan Pemerintahan yang Ditiadakan dan Didirikan Jokowi Selama Menjabat

PNS berpeci itu mengenakan seragam Korpri dengan potongan bergaya gamis dan celana cingkrang yang identik dengan potongan menggantung di atas mata kaki.

Belum diketahui dimana foto tersebut diambil.

Kini foto ini pun menjadi perbincangan beberapa penggiat media sosial Denny Siregar dan Politisi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko.

Twitter @kondekturbus_

Viral Foto PNS yang Gunakan Baju Korpri Tak Lazim, Budiman Sujatmiko Angkat Bicara: Segitunya Menolak Jadi Indonesia, Pokoknya Sebisa Mungkin Harus “Islam”?

Mengutip Tribun Medan, melalui akun Twitter pribadinya @budimandjatmiko, Budiman Sudjatmiko menyebut bahwa pakaian itu mirip pakaian tradisional Afghanistan atau Pakistan.

“Ini bahkan bukan Arab. Ini lebih ke pakaian tradisional khas Afghanistan atau Pakistan,” tulisnya.

Baca Juga: Di Tengah Ekonomi Sulit Gegara Corona, Pantas Saja Atta Halilintar Berani Beri Kejutan Aurel Cincin Berlian Hingga Sewa Kapal Ratusan Juta, Ternyata Segini Pendapatan Sang YouTuber yang Bikin Kita Melongo

Ia mengaku heran dengan pria dalam foto tersebut. Ia bahkan menangkap kesan, ada penafsiran sempit dari orang-orang tertentu.

Budiman pun meneruskan kicauannya dengan menandai akun Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Tjahjo Kumolo.

“Segitunya orang-orang ini menolak jadi Indonesia (pokoknya sebisa mungkin harus “Islam” dalam makna sempit mereka),” tandas Budiman.

Sementara itu, pegiat media sosial Denny Siregar menyindir ASN yang menganakan baju Korpri tak lazim tersebut.

Baca Juga: Dituding Menyesal Tinggalkan Karier Tentaranya Hingga Dibela Istri Sendiri, AHY Malah Lontarkan Komentar Begini Saat Lihat Fotonya Berseragam TNI Terpajang di Pintu Bak Truk

Ia menyebut kemungkinan pria itu mengenakan daster istrinya.

“Dari kemaren sliweran mulu foto ini. Apa salahnya sih pake baju gini?,” kata Denny melalui akun Twitternya, Kamis (16/7/2020).

“Kita hrs tabayyun. Siapa tau baju beliau blm ada yg kering. Trus pake daster istri. Celananya jg jd ngatung krn setrika yg terlalu panas,” tambah Denny.

Baca Juga: Belum Sempat Nikmati Malam Pertama Usai 9 Tahun Pacaran, Pengantin Perempuan Ini Kelabakan Saat Suami Barunya Menjerit Kesakitan Sampai Tak Sadarkan Diri

“Mending kalo tau orgnya, kita sumbang aja baju ma celana yg bener,” imbuhnya lagi.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma