Terungkap Justru dari Penyakit Sepele yang Memalukan, KSAD Andika Perkasa Akhirnya Ambil Keputusan Ini Soal Nasib 1.280 Orang yang Terjangkit Covid-19 di Secapa AD Bandung

Minggu, 12 Juli 2020 | 08:10
Youtube TNI AD

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa menjenguk Praka Supriyanto

Fotokita.net - Jumlah kasus positif Covid-19 di di Kota Bandung, Jawa Barat, melonjak tajam.

Salah satu penyebabnya, akibat adanya klaster baru dari Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) yang berlokasi di Jalan Hermanah, Kota Bandung.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, terungkapnya ribuan orang di Secapa AD terkonfirmasi corona berawal ketika dua orang siswa melakukan pemeriksaan bisul dan tulang belakang di Rumah Sakit Dustira, Cimahi.

Baca Juga: Bikin Resah Warga Gegara Jadi Klaster Baru Covid-19, Ribuan Prajurit TNI di Secapa AD Bandung Ketahuan Positif Justru dari Penyakit Sepele yang Memalukan, KSAD Andika Perkasa Lakukan Hal Ini

Namun saat dilakukan rapid test dan swab tes ternyata justru dinyatakan positif Covid-19.

"Jadi tepatnya dua pekan lalu adalah laporan pertama dari komandan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat kepada saya hari Sabtu juga.

Baca Juga: Secapa AD Bandung Jadi Klaster Baru Hingga Bikin Kasus Corona Melonjak Drastis, Indonesia Disebut Alami Fase Berbahaya di Bulan Ini, Kapan Wabah Covid-19 Akan Berakhir?

Diawali dari ketidaksengajaan sebenarnya. Jadi ada dua prajurit atau perwira siswa yang berobat ke Rumah Sakit Dustira," ujar Andika saat konferensi pers di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (11/7/2020).

"Yang satu keluhan karena bisul, berarti demam karena adanya infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang. Tapi ternyata mereka diswab dan positif," terang Andika menambahkan.

Baca Juga: Mendadak Bikin Pusing Ridwan Kamil, Secapa AD Bandung Jadi Klaster Baru Covid-19 Kodam Siliwangi Malah Enggan Lakukan Hal Ini, Sang Gubernur Bakal Minta Bantuan Panglima

Karena tak ingin kembali kecolongan, setelah mendapat laporan itu Andika langsung memerintahkan semua anggotanya yang berada di Secapa AD untuk dilakukan rapid test massal.

Sebanyak 1.400 alat rapid test juga didatangkan langsung dari Jakarta saat itu juga.

Setelah rapid test dilakukan, ternyata saat itu ada sebanyak 187 orang dinyatakan reaktif.

tniad.mil.id

Kompleks Secapa AD Bandung

Untuk memastikannya, alat VTM untuk melakukan swab test kembali dikirimkan.

Ratusan orang yang dinyatakan reaktif tersebut dilanjutkan melakukan swab test dan akhirnya terkonfirmasi positif.

"Dari situ kita ingin yakinkan, kita lakukan swab. Saya kirim VTM kepada Kakesdam. VTM itu adalah alat untuk swab. Nah, saya kirim kemudian dilakukan swab, dilakukan tes di laboratorium PCR dari situlah akhirnya ditemukan," ujar dia.

Baca Juga: Virus Corona Menyebar Lewat Udara Akhirnya Diakui WHO, Covid-19 Makin Mudah Menular, Begini Tindakan yang Harus Kita Lakukan

Berawal dari temuannya itu, jumlah kasus Covid-19 di Secapa AD terus membengkak.

Dari awalnya hanya ratusan orang yang terkonfirmasi, data terbaru tercatat telah mencapai 1.280 orang di Secapa AD dinyatakan positif corona.

Tribunnews.com
Tribunnews.com

KSAD Jenderal Andika Perkasa

Dari jumlah itu, terdiri dari 991 perwira siswa, 289 staf atau anggota, serta keluarga dari Secapa AD.

Jenderal Andika Perkasa juga mengatakan, kegiatan pendidikan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung, Jawa Barat, masih berlangsung sesuai kurikulum.

Baca Juga: Abdi Negara Segera Tambah Gembira, Tak Cuma Dapat Gaji ke-13 Tahun Ini PNS Bakal Terima Kenaikan Uang Pensiun Sampai Rp 20 Juta

Meski begitu, kegiatan bersifat akademis sudah selesai.

"Kegiatan mereka masih berlanjut sesuai kurikulum, kebetulan mereka sudah selesai semua jadwal yang bersifat akademis.

Jadi ini adalah minggu-minggu terakhir sebelum ditutup pendidikannya, yang rencananya akhir bulan ini," kata Andika di Secapa AD Bandung, Sabtu (12/7/2020).

Meski begitu, menurut Andika, pihaknya tetap mengawasi para siswa selama isolasi mandiri dilakukan di komplek Secapa AD, termasuk pola makan hingga waktu istirahat.

"Jadi di dalam kegiatan sehari-hari sesuai jadwal mereka pun kita isolasi mereka. Tapi bukan di dalam barak saja, tetap keluar.

Baca Juga: Merasa Gembira Bisa Lepas dari Pendudukan Militer, Kondisi Ekonomi Timor Leste Kian Mengenaskan Setelah 18 Tahun Merdeka dari Indonesia, Jadi Negara Termiskin di Dunia dan Terancam Gagal

Kita awasi dalam hal istirahat. Jam 9 istirahat malam, handphone mati, dengan harapan mereka punya jam istirahat yang cukup," kata Andika.

"Kemudian setiap jam makan pun kita awasi. Setelah itu mereka juga olahraga yang tidak membuat mereka kelelahan," kata dia.

Baca Juga: Menegangkan, Detik-detik TNI Kejar 2 Kapal China Hingga ke Perairan Negeri Jiran, Temukan 23 Pekerja WNI Salah Satunya Tewas di Dalam Freezer

Menurut Andika, sebagian besar siswa dan staf yang positif Covid-19 di Secapa AD adalah orang tanpa gejala (OTG).

Meski begitu, pihaknya tetap membatasi mereka yang positif untuk berhubungan langsung dengan orang yang negatif.

Baca Juga: Kembali Bikin Bangga Indonesia di Mata Dunia, Pemerintah Umumkan Kaldera Toba Sukses Ditetapkan Jadi UNESCO Global Geopark, Apa Maknanya Buat Pariwisata Kita?

"Dari 1.200 yang di Secapa juga kan hampir semua tidak merasakan apa-apa. Positif itu diagnosa, tapi secara realita, mereka tidak merasakan apa-apa. Tapi tetap mereka dibatasi, supaya tidak berhubungan langsung dengan yang negatif," kata Andika.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma