Urusan Tambah Runyam Musuh Tiongkok Terus Bertambah, Borok Pemerintahan Xi Jinping Dibongkar Intelijen Amerika, China Paksa Warganya Bunuh Diri Jika Tak Mau Lakukan Hal Ini

Rabu, 08 Juli 2020 | 10:36
FB US PACIFIC FLEET

Ilustrasi kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat di wilayah Pasifik

Fotokita.net-China kembali memperkeruh suasana perdamaian dengan menambah jumlah negara yang dimusuhi, kali ini, China menggertak Kanada.

China mengeluarkan travel warning untuk Kanada pada Senin (6/7/2020). China juga mengancam hubungan bilateral kedua negara dapat memburuk.

Gertakan ini merupakan buntut kebijakan Kanada yang menangguhkan perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong dan menghentikan ekspor perlengkapan militer ke sana.

Senada dengan Kanada, negara-negara Barat lainnya juga kompak menyuarakan keprihatinan tentang dampak UU Keamanan Nasional di Hong Kong yang berpengaruh kepada hak-hak istimewa kota tersebut.

Baca Juga: Dulu Punya Prestasi Mentereng Hingga Fotonya Jadi Viral, Mantan Menteri Jokowi Ini Jadi Petani Sayur di Antara Hutan Beton Jakarta, Sebentar Lagi Duduki Posisi Bergengsi di Perusahaan Mutinasional

"China dengan keras mengecam ini dan menyatakan haknya untuk membuat tanggapan lebih lanjut." kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada pertemuan rutin.

"Semua konsekuensi yang timbul darinya akan ditanggung oleh Kanada," lanjutnya dikutip dari AFP Senin (6/7/2020).

Baca Juga: Jadi Sarang Virus Corona Terbesar di Dunia, Militer Brasil Mati-matian Tembus Belantara Demi Berikan Bantuan, Tapi Barang Terbawa Malah Zat Berbahaya

China Military
China Military

Semakin Perkeruh Kedamaian Dunia, China Tambah Satu Negara Sebagai Daftar Musuhnya

Kedutaan Besar China di Ottawa secara terpisah mengeluarkantravel warning,dan mendesak warganya untuk tetap berhati-hati karena "tindakan kekerasan yang sering dilakukan lembaga penegak hukum di Kanada, telah memicu banyak demonstrasi."

Sementara itu tak lama setelah UU Keamanan Nasional diberlakukan, Kanada telah memperbarui aturan perjalanan ke Hong Kong, sehingga warga Kanada dapat merasakan bagaimana hukum yang ditegakkan China ini akan berdampak ke mereka.

Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah memburuk sejak pihak berwenang Kanada menangkap salah satu petinggi Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018.

Baca Juga: Tangan Kanan Soeharto Akali Pembelian Pesawat Tempur dari Israel, Komandan Teknisi TNI AU Ternyata Bikin Keputusan Aneh Saat Jet Bekas Itu Tak Juga Berhasil Diperbaiki: 'Tanam Kepala Kerbau'

Navy Office of Information
Petty Officer 3rd Class Keenan Daniels

Ilustrasi kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang bersiap menuju Laut China Selatan.

Sebagai balasan, China kemudian menahan dua orang Kanada termasuk seorang mantan diplomat.

"Setiap upaya dalam menekan China tidak akan pernah berhasil," ujar Zhao. Kemudian Zhao mengatakan, Kanada mengambil kebijakan yang salah terhadap China, dan dia mendesak Kanada untuk segera memperbaikinya.

"Berhenti mencampuri urusan Hong Kong dan urusan dalam negeri China dengan cara apa pun, untuk menghindari keretakan lebih lanjut terhdadap hubungan bilateral China-Kanada," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur FBI mengatakan, tindakan spionase dan pencurian oleh pemerintah China menimbulkan "ancaman jangka panjang terbesar" bagi masa depan Amerika Serikat.

Baca Juga: China Makin Cuek Serobot Wilayah Tetangga Hingga Banyak Negara Lakukan Boikot, Prabowo Subianto Ternyata Justru Terima Telepon dari Menteri Pertahanan Tiongkok, Begini Isi Pembicaraannya

Melansir BBC, berbicara kepada Institut Hudson di Washington, Christopher Wray menggambarkan kampanye gangguan multi-cabang.

Dia mengatakan, China telah mulai menargetkan warga negara China yang tinggal di luar negeri, memaksa mereka kembali, dan bekerja untuk mengkompromikan penelitian virus corona AS.

"Taruhannya tidak bisa lebih tinggi," kata Wray.

Baca Juga: Muak dengan Ulah China yang Makin Seenaknya, Negara-negara Asia Siap Berjuang Mati-matian Lawan Tiongkok, Kini Musuh Negeri Panda Bertambah Satu Lagi

Dia menambahkan:

"China terlibat dalam upaya seluruh negara untuk menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia dengan segala cara yang diperlukan," tambahnya.

Dalam pidatonya yang berlangsung hampir satu jam pada hari Selasa (7/7/2020), Direktur FBI menguraikan gambaran yang jelas tentang campur tangan Tiongkok.

Lebih jauh, kampanye spionase ekonomi yang berjangkauan luas, pencurian data dan moneter serta kegiatan politik ilegal, menggunakan suap dan pemerasan untuk mempengaruhi kebijakan AS.

Baca Juga: Jangan Pernah Minum Teh Berbarengan dengan Obat, Jika Tak Ingin Hal Mengerikan Mengintip Tubuh Kita, Begini Penjelasan Ahli

"Kami telah mencapai titik di mana FBI sekarang membuka kasus kontra-intelijen baru terkait China setiap 10 jam," kata Wray.

"Dari hampir 5.000 kasus kontra intelijen aktif yang saat ini sedang berlangsung di seluruh negeri, hampir setengahnya terkait dengan China."

Direktur FBI mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping telah mempelopori program yang disebut "Fox Hunt."

Baca Juga: Jika Masih Sayang dengan Kesehatan Kita, Hentikan Kebiasaan yang Bisa Picu Hal Mengerikan Pada Tubuh Ini Sekarang Juga, Begini Kata Ahli

Yakni program yang ditujukan untuk warga negara China yang tinggal di luar negeri yang dipandang sebagai ancaman bagi pemerintah China.

"Kita sedang berbicara tentang rival politik, pembangkang, dan kritikus yang berusaha mengungkap pelanggaran HAM China yang luas," katanya.

"Pemerintah China ingin memaksa mereka untuk kembali ke China, dan taktik Cina untuk mencapai itu sangat mengejutkan."

Dia melanjutkan:

Baca Juga: Belum Cukup Laut China Selatan dan Lembah Galwan, Tiongkok Ketahuan Incar Tanah Negara yang Tak Disangka-sangka Ini, Kini Indonesia Siapkan Natuna Jadi Garis Depan Sengketa

"Ketika tidak dapat menemukan satu target Fox Hunt, pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini di Amerika Serikat."

"Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan: kembali ke China segera, atau bunuh diri."

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul asli "Direktur FBI bongkar bobrok China yang jadi ancaman terbesar bagi Amerika"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma