Rekaman Foto Tentaranya Digebuk Habis Militer China Sengaja Disebarkan, India Langsung Bikin Kesepakatan dengan Antek Amerika: Negeri Tirai Bambu Terjepit?

Kamis, 04 Juni 2020 | 16:31
SCMP

Bendera India dan Cina terlihat di Beijing. Pasukan di sepanjang perbatasan bersama telah terkunci dalam ketegangan selama hampir sebulan, dengan menteri pertahanan India Rajnath Singh pada hari Minggu mengakui ketegangan.

Fotokita.net-Persaingan untuk mendapatkan hak menangkap ikan merupakan salah satu motivasi utama dalam perselisihan di perairan Laut China Selatan.

Pengamat memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 dapat memicu krisis pangan yang akan meningkatkan risiko konflik di wilayah tersebut.

Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Singapura, mengatakan bahwa pemerintah di kawasan ini dapat meningkatkan dukungan mereka untuk komunitas nelayan lokal dan tugas perlindungan perikanan.

"Ketegangan Laut Cina Selatan pasca-pandemi bisa meningkat karena meningkatnya fokus negara-negara kawasan pada peningkatan ketahanan pangan, di mana ikan merupakan bagian penting dari asupan protein mereka," kata Koh.

PBB telah memperingatkan bahwa sebanyak 265 juta orang akan menghadapi "bencana kelaparan" pada akhir tahun ini sebagai akibat dari pandemi.

Baca Juga: Derita ABK Indonesia di Kapal China, Banting Tulang Kejar Setoran Hingga Makan Umpan Ikan: Kita Dibedain Sama Orang Dia

Tak hanya itu, China juga terlibat konflik dengan beberapa negara tetangganya, termasuk dengan India.

Meskipun jarang disorot, belakangan ketegangan India-China muncul di media sosial.

Menurut media Vietnam 24h.com.vn, pada Selasa (2/6/2020), sebuah rekaman foto bentrokan China dengan India di perbatasan negara beredar.

Baca Juga: Memilukan! Bertahun-tahun Kaya Raya dari Hasil Jualan Emas Hitam, Kini Presiden Ini Kebingungan Saat Rumah Sakit di Negaranya Butuh Listrik dan Air Bersih untuk Tangani Pasien Corona

Konflik kedua negara tersebut beredar di media sosial, meski dikabarkan kedua pemerintah telah menyatakan keinginan untuk meredakan ketegangan.

Menurut South China Morning Post (SCMP), foto-foto bentrokan antara pasukan India dan China pertama kali diposting di platform WeChat.

Dok. Angkatan Militer AUSTRALIA
Dok. Angkatan Militer AUSTRALIA

Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan

Sebuah foto menunjukkan tentara India terbaring di tanah.

Sementara itu, pasukan China berdiri di atasnya sambil memegangi sebuah tongkat.

Foto itu hanya diposting dengan deskripsi sederhana, "Hanya satu orang terluka di China tetapi lusinan di India."

Foto itu diposting sehari setelah video yang dirilis oleh perwira China menunjukkan ledakan di danau Pangong.

Tidak jelas kapan bentrokan tersebut terjadi, tetapi diperkirakan terjadi pada bulan lalu.

Video tersebut memperlihatkan kerusakan terlihat pada kendaraan militer milik Tiongkok.

Baca Juga: Bungkam Selama 25 Tahun Soal Misi Rahasia di Timor Timur, Sniper Terbaik TNI Akui Sengaja Simpan 1 Peluru Terakhir dalam Aksi Pertamanya Demi Alasan Ini

24h.com.vn/South China Morning Post
24h.com.vn/South China Morning Post

Sebuah foto yang menunjukkan bentrokan antara China dan India beredar di Media Sosial.

Dua sumber dari militer Tiongkok mengatakan pada SCMP bahwa petugas yang terluka dalam video sebelumnya adalah penerjemah, pria itu kemudian dibawa oleh tentara India.

Ketika bala bantuan China datang, pria tersebut sudah kembali dengan kondisi luka ringan.

Menurut keterangan, foto yang dirilis di media sosial itu sendiri memiliki tujuan untuk menunjukkan keberanian terhadap musuh.

"Pejabat Beijing tidak ingin publik berpikir bahwa penjaga perbatasan kalah dalam pertarungan, sehingga membiarkan foto tersebut beredar," kata sumber militer Tiongkok

"Namun Beijing juga tidak ingin meningkatkan ketegangan," imbuhsumber militer Tiongkok.

Ahli militer China, Zhou Chenming, mengatakan pasukan China berusaha menahan perselisihan dengan India, di sisi lainTiongkok juga berusaha meredam bentrokan dengan Hong Kong dan Taiwan.

Baca Juga: Tragis! Dulu Bergelimang Harta Hingga Manjakan Rakyatnya, Kini Negara Ini Tak Mampu Pasok Listrik, Air Bersih dan Alat Medis ke Rumah Sakit yang Terancam Ambruk Jika Tangani Lonjakan Pasien Corona

Xinhua
Xinhua

Jenderal Militer China : Beijing Harus Segera Aneksasi Taiwan Walau dengan Kekerasan Bersenjata!

Sementara menurut sumber militer India, China telah memobilisasi sekitar 5.000 prajurit ke tempat-tempat bermasalah.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lian Kien mengatakan, "situasi di perbatasan China-India masih di bawah kendali, kedua negara berjanji akan menyelesaikannya melalui negosiasi melalui dialog."

China mungkin disebut-sebut negara paling serakah untuk saat ini.

Selain getol ingin kuasai Laut China Selatan dan Laut China Timur, perbatasan dengan India yang sudah aman tiba-tiba digempur.

Menghadapi hal ini India pun tidak tinggal diam.

Perdana Menteri Narendra Modi dengan tegas perkuat kekuatan militer mereka yang beda tipis dengan militer China.

Baca Juga: Memilukan! Bertahun-tahun Kaya Raya dari Hasil Jualan Emas Hitam, Kini Presiden Ini Kebingungan Saat Rumah Sakit di Negaranya Butuh Listrik dan Air Bersih untuk Tangani Pasien Corona

Namun rupanya ia tidak hanya perkuat militernya secara internal saja.

Dilansir dari South China Morning Post, Modi mulai perkuat persekutuan dengan negara yang sama-sama dirugikan oleh China.

Negara tersebut adalah Australia, dengan Perdana Menteri Scott Morrison.

Keduanya sepakat untuk perkuat sistem pertahanan mereka, juga buka perdagangan bilateral dan saling meningkatkan sistem pendidikan masing-masing.

Baca Juga: Makna 5 Lambang dalam Pancasila, Inilah Arti Pohon Beringin yang Menjadi Dasar Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Hal tersebut akan mereka capai selama "pertemuan virtual" pertama antara keduanya pada Kamis yaitu hari ini.

Pertemuan tersebut memang sengaja dilakukan di tengah kecurigaan akan China yang makin bertumbuh oleh kedua negara.

Pasalnya, China juga semakin barbar dengan tingkatkan kebijakan luar negeri yang tidak hanya asertif, tapi juga memaksa.

Modi dan Morrison diharapkan tanda tangani perjanjian yang berikan akses timbal balik ke pangkalan militer untuk bantuan logistik.

Baca Juga: Bungkam Selama 25 Tahun Soal Misi Rahasia di Timor Timur, Sniper Terbaik TNI Akui Sengaja Simpan 1 Peluru Terakhir dalam Aksi Pertamanya Demi Alasan Ini

Kesepakatan juga dilakukan untuk kembangkan rantai suplai baru di industri kunci kedua negara tersebut.

Contohnya adalah tambang.

Diskusi mereka juga akan membahas tentang kerjasama menangani pandemi virus Corona, pendidikan dan sumber daya kekuatan maritim mereka.

Morrison juga ingin mengulangi niat Canberra untuk bergabung dengan latihan tahunan angkatan laut Malabar yang juga libatkan Amerika dan Jepang.

AFP

Kedua Perdana Menteri ini sepakat perkuat hubungan bilateral karena sama-sama curiga dengan ambisi China

Kedua negara itu sejauh ini tidak dimasukkan daftar negara yang ikut dicurigai New Delhi berkaitan dengan kecurigaan mereka terhadap China.

Morrison sebelumnya sudah membuat perjanjian untuk datangi India pada Januari lalu, tetapi dibatalkan di tengah krisis kebakaran lahan di Australia.

Ia katakan Minggu 31/5/2020 kedua negara dengan "pola pikir demokratis dan partner strategi alamiah" yakin jika ikatan yang kuat di antara mereka bisa mewujudkan ikatan Indo-Pasifik yang lebih baik.

Pemikiran itu menjadi selubung pemikiran yang sama dari Canberra dan New Delhi bahwa mereka sama-sama curiga dengan ambisi maritim Beijing yang sangat serakah.

Baca Juga: Bak Hilang Ditelan Bumi Buronan Kakap Ini Berhasil Ditangkap, Refly Harun Malah Bongkar Kejanggalan Kasus Korupsi Eks Caleg PDIP yang Lenyap Tak Berbekas

Tanda tangan kesepakatan Mutual Logistics Support Agreement selama pertemuan itu akan "perbolehkan kapal India dan Australia untuk saling mengisi bahan bakar di pelabuhan kedua negara, membuat latihan gabungan atau bahkan patroli bisa dilakukan lebih mudah," demikian menurut Ian Hall, rekan akademis Australia India Institute di University of Melbourne.

"Kesepakatan ini juga berikan sinyal kepada Beijing bahwa pertahanan dan keamanan meningkat setelah adanya kerja sama strategi bilateral."

Dorongan untuk perkuat ikatan kedua negara tersebut datang saat keduanya sama-sama gugup hadapi China.

Canberra menjadi tegang dengan Beijing terkait urusan perdagangan kedua negara.

Baca Juga: Geram Gegara Merasa Diboikot Mobil PCR Kiriman Doni Monardo, Risma Akhirnya Pamitan Kepada Warga Surabaya Sekaligus Minta Mereka Terus Lakukan Hal Ini

Sementara India dan China sedang bersitegang di perbatasan, pusatnya di Ladakh, wilayah Himalaya.

Beijing pada awal bulan ini telah berikan 80% tarif untuk produk barley Australia, juga menghentikan sementara impor dari empat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Australia.

Gerakan tersebut dilihat sebagai pembalasan China atas tekanan dari Canberra yang mendesak adanya penyelidikan independen mengenai asal dan penyebaran virus Corona.

Taktik itu datang setelah duta besar China di Australia Cheng Jingye peringatkan kemungkinan boikot barang dari Australia dan tidak perbolehkan masyarakat China kuliah di Universitas Australia.

Baca Juga: Muak dengan Kelakuan Tengil Amerika di Mana-mana, Presiden Xi Jingping Larang China Lakukan Hal Ini Hingga Bikin Donald Trump Gigit Jari

Padahal, siswa China yang belajar di sana banyak sekali.

China sendiri telah menampik hukuman ekonomi dari eksportir Australia sebagai tindakan balas dendam mereka.

Mereka bersikeras taktik perdagangan itu sebagai respon karantina dan inspeksi pelanggaran praktik perdagangan.

Sementara itu, walaupun Modi telah segan untuk sampaikan ketegangan yang ada, China dan India telah berminggu-minggu bersitegang saling siapkan militer masing-masing demi perbatasan tersebut.

Baca Juga: Tak Disangka-sangka Ngumpet Bareng Cucu di Daerah Elit Ibu Kota, Begini Daftar Hukuman yang Sudah Menanti Eks Sekretaris MA di Pengadilan

Militer India telah menuduh China mengambil teritori India di tengah ketegangan tersebut.

Tentu saja, China menampik hal tersebut.

Meskipun secara resmi anggota Gerakan Non-Blok (GNB) dibentuk pada puncak Perang Dingin, New Delhi dalam beberapa tahun terakhir berusaha untuk memperkuat kemitraan dengan negara-negara yang curiga terhadap Beijing.

New Delhi juga bergabung dengan Dialog Keamanan "Quad" dengan Amerika, Jepang dan Australia pada 2007.

Baca Juga: Baru Saja Bersiap-siap Pola Hidup Baru Bersama Corona, Tiba-tiba WHO Kabarkan Ada Penyebaran Virus Jenis Baru yang Lebih Mematikan dari Covid-19

Setelah diam-diam saja selama 10 tahun akhirnya pada 2017 Dialog Keamanan tersebut direvisi di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai klaim Beijing atas Laut China Selatan.

Meski begitu, langkah ini dilihat Swaran Singh, profesor diplomasi dan pelucutan senjata di Jawaharlal Nehru University sebagai langkah Australia berusaha menembus pasar India yang terbilang ketat dan selektif.

Pasalnya, urusan perbatasan India dan China sebenarnya sama sekali bukan urusan Australia.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya