Jokowi Sudah Ingatkan Hidup Berdamai dengan Covid-19, WHO Tegaskan Virus Corona Akan Terus Ada dalam Kehidupan Sekalipun Vaksin Telah Ditemukan: Begini Faktanya

Kamis, 14 Mei 2020 | 18:41
Via tribunnews

Bali menjadi daerah terbaik penanganan virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Fotokita.net-Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan maksud Presiden Joko Widodo yang mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19.

Menurut Bey, Jokowi ingin agar masyarakat tetap produktif meski virus corona masih mewabah di dalam negeri.

"Bahwa Covid-19 itu ada, dan kita terus berusaha agar Covid segera hilang. Tapi kita tidak boleh menjadi tidak produktif, karena adanya Covid-19 menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan," kata Bey kepada wartawan, Jumat (8/5/2020).

Baca Juga: Sehabis Buron 4 Hari, YouTuber Sembako Isi Sampah Ferdian Paleka Akhirnya Dicokok Polisi di Daerah Ini. Begini Nasibnya Sekarang di Kantor Penegak Hukum: Jangankan Manusia, Hantu Pun Kita Kejar

Bey mengatakan, saat ini Covid-19 memang belum ada antivirusnya. Namun, masyarakat bisa mencegah tertular dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak.

Menurut Bey, hal ini adalah hidup normal dengan cara baru. "Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal. Tatanan kehidupan baru," kata dia.

Perpanjang PSBB, Rapid Test Massal Bakal Dilakukan di Banjarmasin

Perlawanan terhadap pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Penambahan kasus baru masih terus terjadi di seluruh negara di dunia, vaksin untuk menghentikan penyebaran virus ini pun juga masih dalam tahap pengembangan.

Meski demikian, relaksasi atau pelonggaran aturan social distancing yang sebelumnya diberlakukan guna menekan laju penyebaran virus corona sudah mulai dilakukan.

Seperti yang terlihat di Korea Selatan, pemerintah setempat sudah mulai membuka kembali gedung-gedung perkantoran dan fasilitas publik.

Sekolah rencananya juga akan dibuka secara bertahap. Selain Korea Selatan, Thailand juga mulai melonggarkan aturan social distancingnya dengan mengizinkan pedagang kecil, ritel, dan restoran untuk membuka kembali usahanya.

Baca Juga: Peneliti Singapura Sebut Pandemi Corona Berakhir Bulan September, Tapi Dosen Unair Surabaya Paparkan Kasus Covid-19 Akan Hilang Pada Awal Agustus. Begini Perhitungannya

Otomotif Kompas
Otomotif Kompas

Banyak Syarat yang Harus Dipenuhi Agar Bisa Longgarkan PSBB, Ahli Epidemiologi: Vaksin Masih Lama

Namun, relaksasi aturan tersebut tetap dilakukan sembari menaati protokol-protokol kesehatan untuk menekan timbulnya lonjakan kasus baru.

Penggunaan masker kini menjadi hal yang wajib saat berada di ruang publik, pelaku usaha seperti restoran juga mulai mengatur jarak meja makan dan membatasi jumlah pengunjung.

Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa Covid-19 telah benar-benar mengubah cara hidup manusia.

Sesuatu yang sebelumnya tidak lumrah dilakukan kini menjadi sebuah kewajaran dan bahkan kewajiban.

Kondisi saat ini kemudian memunculkan istilah new normal life atau kondisi normal yang baru. Kondisi ketika manusia pada akhirnya harus hidup berdampingan dengan ancaman virus corona penyebab Covid-19.

Baca Juga: Jokowi Izinkan Warga Beraktivitas Kembali, Foto Timeline Pasar dan Mal Buka Kembali Jadi Viral. Begini Faktanya

Berdamai atau hidup bersama dengan virus corona juga diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi Covid-19 akan segera menurun.

Selama wabah masih terus ada, Jokowi meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.

"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020)

Jokowi juga mengatakan, beberapa ahli menyebut ada kemungkinan kasus pasien positif Covid-19 menurun angkanya.

Baca Juga: Bukan Cuma Bisnis Ruben Onsu yang Terjun Bebas di Tengah Pandemi, Artis Senior Ini Terpaksa Pinjam Kartu Kredit Keponakan Agar Dapur Tetap Ngebul

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi PSBB Depok, akan ada sanksi bagi pelanggar. Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan disinfektan di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.

Tetapi, ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.

"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya," kata Jokowi.

Masyarakat dipersilakan beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.

"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," tandasnya.

New normal life adalah bagian dari exit strategy setiap negara dalam menghadapai pandemi corona.

Baca Juga: Banyak Ulama Bahas Peristiwa Dukhan Malam 15 Ramadhan yang Tak Terbukti, MUI Akhirnya Angkat Bicara: Ambil Riwayat yang Sahih, Tak Perlu Menyerempet Dalil Palsu

Rabu (13/5/2020), WHO memperingatkan dunia harus belajar hidup berdampingan dengan virus corona.

Menurut pihaknya, virus corona berpotensi menjadi endemik yang sama seperti HIV.

Sehingga mungkin virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit pernapasan, Covid-19 tidak akan menghilang.

Pernyataan mengejutkan WHO ini datang ketika banyak negara mulai membuka lockdown.

Baca Juga: Shalat Idul Fitri Boleh di Rumah, Begini Tata Caranya Berdasarkan Fatwa MUI: Salah Satunya, Berjamaah dengan Minimal 4 Orang

"Penting menggarisbawahi ini, virus corona mungkin hanya menjadi virus endemik lain di dunia ini, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang."

"HIV belum menghilang, tapi kami telah sepakat virus ini juga demikian," kata anggota WHO bagian tanggap darurat, Mike Ryan, dikutip dari Al Jazeera.

Ryan mengimbau agar publik tidak menyimpulkan kapan virus ini akan berakhir atau menghilang, sebab tidak ada bukti yang mendasari hal tersebut.

Baca Juga: Mendiang Didi Kempot Puji Setinggi Langit Hingga Hadiahkan Masjid Buat Istri Pertama, Yan Vellia Malah Ajukan Syarat Buat Foto Bareng Saputri yang Jadi Permintaan Sobat Ambyar

"Saya pikir penting bagi kita untuk realistis dan saya tidak berpikir siapapun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang."

"Saya pikir tidak ada janji dalam hal ini dan tidak ada tanggal."

"Penyakit ini dapat menjadi masalah yang panjang, atau mungkin tidak," katanya.

Namun, Ryan mengatakan dunia memiliki beberapa kendali untuk mengatasi penyakit ini.

Baca Juga: Selagi Bikin Foto Bareng Sule untuk Mengenang Sang Ibunda, Rizky Febian Mendadak Usir Adik Bungsunya dari Depan Kamera. Ternyata Begini Alasannya

Fresh Daily
Fresh Daily

Ilustrasi vaksin.

Kendati demikian upaya untuk mengendalikan pandemi membutuhkan upaya yang besar meskipun vaksin telah ditemukan.

Ryan menggambarkannya dengan 'pelayaran jauh besar'.

Lebih dari 100 vaksin potensial sedang dikembangkan, termasuk diantaranya sudah memasuki tahap uji klinis.

Tetapi para ahli menggarisbawahi, menemukan pengobatan efektif untuk Covid-19 sangatlah sulit.

Baca Juga: Sehabis Ikut Nimbrung Komentari Oplet Si Doel yang Mau Ditukar Rolls Royce Raffi Ahmad, Artis Senior yang Jarang Terekspos Ini Tiba-tiba Bikin Panik Maudy Koesnaedi: Alhamdulliah, Enggak Apa-apa...

KOMPAS.COM

Pilih menghilang saat dijemput petugas medis, seorang ibu positif corona di Jonggol ditemukan sedang berobat di dukun.

Ryan mencontohkan vaksin campak yang sudah ada sejak lama, namun penyakit campak tetap ada hingga hari ini.

Oleh sebab itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengimbau agar negara-negara di dunia bahu-membahu menangani wabah ini.

"Takdir ada di tangan kita, dan ini menyangkut persoalansemua orang, dan kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemi ini," ujar Tedros.

Dia juga menyoroti sejumlah negara yang melonggarkan lockdownatau bahkan sudah membuka negaranya.

Baca Juga: Cuma Beberapa Bulan Sebelum Lelaki Bule Bongkar Borok Masa Lalunya, Mbak You Sudah Singgung Soal Perubahan Drastis dalam Rumah Tangga Syahrini: Bakal Jadi Nyata?

Fabrice Coffrini
Fabrice Coffrini

"Banyak negara ingin keluar dari langkah-langkah yang berbeda," kata Tedros.

"Tapi rekomendasi kami tetap waspada di negara manapun harus pada tingkat setinggi mungkin," tambahnya.

Ryan menyebut kontrol yang signifikan terhadap virus diperlukan untuk menurunkan risiko, sebab faktanya, risiko penularan Covid-19 masih tinggi baik di tingkat regional, nasional, maupun global.

Lebih dari setengah populasi umat manusia dibatasi pergerakannya sejak krisis corona dimulai pada Januari.

Baca Juga: Ayah Angkat Syahrini Terus Bongkar Borok Masa Lalu, Rupanya Mbak You Sudah Terawang Pernikahan Incess Akan Berubah Drastis Pada Tahun 2020: Semua Aib Bisa Dibuka

Ibtimes.sg

Apa yang Harus Dilakukan Bila Terlanjur Kontak dengan Pasien Positif Corona? Simak Penjelasan Pakar!

Pemerintah di seluruh dunia sedang berjuang dengan pertanyaan tentang bagaimana mengembalikan perekonomian sementara virus masih mengepung.

Diketahui virus corona telah menjangkiti 212 negara dan menginfeksi 4.429.884 penduduk dunia.

Wabah mematikan ini juga telah membunuh 298.174 orang di berbagai negara.

Di hari yang sama, Uni Eropa mendorong negara-negara terkait untuk membuka wilayahnya kembali.

Baca Juga: Aktor Tampan yang Diisukan Menikah Sesama Jenis Nyatakan Cinta di Depan Kamera, Luna Maya Kembali Dibikin Terkejut: Pengakuan Jujur dari Presenter Ganteng

Merekamengatakan belum terlambat untuk menyelamatkan pariwisata di musim panas tahun ini sambil menjaga jarak sosial.

Tetapi para ahli kesehatan masyarakat khawatir dengan ide ini dan mengharuskan negara berhati-hati dalam membuka wilayah.

Ryan mengatakan membuka perbatasan darat lebih berisiko daripada mengurangi perjalanan udara.

"Kita perlu masuk ke dalam pola pikir bahwa akan memakan waktu untuk keluar dari pandemi ini," kata ahli epidemiologi WHO, Maria van Kerkhove.

(Kompas.com/Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya