Hoaks, Asteroid Menabrak Bumi Jumat 8 Mei 2020. Begini Penjelasan Ahli Soal Peristiwa Langit di Bulan Ramadhan Itu

Kamis, 07 Mei 2020 | 17:15
Pixabay

ilustrasi asteroid

Fotokita.net - Di jagat media sosial beberapa hari belakanan ini terbetikkabar yang menyebut bahwa akan ada asteroid yang menabrak Bumi pada 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan 1441 H.

Kabar ini, salah satunya tersebar melalui Twitter dan direspons oleh warganet. Sejumlah warganet pun mempertanyakan kebenaran dari informasi ini.

Baru-baru ini, kabar tentang asteroid yang akan menabrak Bumi ramai beredar di media sosial.

Dari kabar yang menyebar, disebutkan bahwa kejadian ini akan terjadi dalam waktu dekat.

Adapun kebenaran dari informasi tersebut pun dibantah oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Baca Juga: Ustaz Abdul Solmad Bicara Isu Dukhan Akhir Zaman Jumat 8 Mei 2020, Ternyata Ada Fenomena Supermoon Terakhir di Tahun 2020 yang Bisa Kita Lihat Nanti Malam: Yuk Siapkan Kamera!

Daily Sabah
Daily Sabah

Ilmuwan Temukan Kehidupan Luar Angkasa dari Asteroid yang Jatuh di Antartika

"Ada yang tau info OFFICIAL yang bilang ada asteroid yg bakal nabrak bumi 8 May 2020/15 Ramadhan? I can't find any" tanya akun @Rayaaap

"Buat temen2 ni sekedar info aja, tapi belom tau kepastinnya yaa buat jaga2 aja si.hari Jum'at 8 Mei 2020 jam 4.48 WIB diperkirakan akan terjadi jatuhnya asteroid apollo" tulis akun @mikohenky

"Serem dengerin berita mau ada asteroid tgl jumat 8 mei 15 ramadhan. Bismillah ya Allaah. Serem tapi kita cuma bisa berdoa dan pasrah"ujar akun @dwitastyf

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Kita, Inilah Daerah yang Bisa Lihat Supermoon Terakhir di Tahun 2020 Besok Malam: Jangan Lupa, Siapkan Kamera!

Untuk mencari kebenaran dari kabar yang beredar tersebut, Kompas.com menghubungi Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin.

Lapan menyebut bahwa kabar ini tidak benar. "Jelas hoaks. Tidak ada asteroid yang akan menabrak Bumi," jawab Thomas.

Baca Juga: Berita Viral di Korea yang Bisa Bikin Netizen Ngenes, Detik-detik Jenazah Pelaut Indonesia Dilempar Ke Laut Gara-gara Kerja Tanpa Batas di Kapal China

Ia menjelaskan bahwa beberapa asteroid hanya melintas dalam jarak aman, yakni lebih jauh daripada jarak Bumi-Bulan.

Keterangan serupa juga disampaikan oleh Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) LAPAN Emmanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi secara terpisah.

"Tidak betul. Beberapa asteroid yang berpotensi berbahaya sudah kami muat di web LAPAN" jelasnya saat dihubungiKompas.com,Selasa (5/5/2020).

Sementara, melansir laman resmi Pusat Sains Lapan, disebutkan bahwa pada pertengahan Ramadhan, akan ada asteroid yang mendekati Bumi, yaitu Asteroid 2016 HP6 dan Asteroid 2009 XO.

Asteroid 2009XO akan mendekati bumi pada Kamis, 7 Mei 2020 pukul 12.17 Universal Time atau malam 15 Ramadhan 1441 H pukul 19.17 WIB.

Asteroid tersebut berukuran lebih cepat dan lebih besar dibanding Asteroid 2016 HP6 dan akan berada pada jarak 3,4 juta kilometer.

Baca Juga: Bikin Trauma Warga Hingga Tak Mau Tinggal di Dalam Rumah, Inilah Penyebab Gempa 7,3 Magnitudo di Maluku

“Dia (Asteroid 2009 XO) mendekat Bumi dengan jarak 4X jarak Bumi-Bulan, jadi masih relatif aman,” terang Sungging.

Sungging menjelaskan, selain tidak menabrak Bumi, asteroid tersebut juga tidak akan menimbulkan dampak apapun. “Tidak ada efek, untuk diamati juga tidak mudah,” tambah dia.

Twitter.com/alonelynair
Twitter.com/alonelynair

Viral video asteroid hampir tabrak bumi

Menurut Sungging, gerakan asteroid ada yang berada dalam orbit tertentu, ada juga yang bergerak liar.

Asteroid yang bergerak liar inilah yang kemudian perlu diwaspadai sebagai Potensial Hazard Object (PHO) dan harus terus menerus diawasi.

Asteroid XO sendiri termasuk asteroid yang dianggap berpotensi berbahaya, tetapi ia menyampaikan ada program internasional untuk selalu mengamati asteroid-asteroid yang punya potensi membahayakan Bumi ini.

Meski begitu, adatiga fenomena astronomi yang bisa dinikmati oleh masyarakat selama Bulan Ramadhan 1441 H.

Menariknya, tiga fenomena astronomi ini bisa diamati dengan mata telanjang maupun dengan teleskop.

Informasi ini juga diunggah melalui akun resmi LAPAN.

Baca Juga: Disebut Jadi Saksi Nikah Siri Raffi Ahmad dan Ayu Ting Ting, Tabiat Pelawak Senior Ini Malah Terbongkar Gara-gara Kesaksian Anak Buahnya: Ya Udahlah, Biarin Aja

Berikut tiga fenomena yang terjadi selama Bulan Ramadhan kali ini:

1. Eta Aquarids

Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids dijadwalkan akan muncul pada tanggal 6-7 Mei 2020.

“ Hujan meteor itu fenomena tahunan,” terang Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuel Sungging saat dihubungi Kompas.com (5/5/2020).

Hujan meteor ini memiliki intensitas di atas rata-rata di mana mampu menghasilkan hingga 60 meteor per jam pada saat puncak.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Kita, Inilah Daerah yang Bisa Lihat Supermoon Terakhir di Tahun 2020 Besok Malam: Jangan Lupa, Siapkan Kamera!

piqsels
piqsels

Berbagai Fenomena Langit di Bulan Mei 2020, dari Supermoon sampai Hujan Meteor

Sebagian besar aktifitas meteor akan terlihat di belahan bumi selatan.

Sedangkan di bumi utara, intensitasnya 30 meteor per jam.

Fenomena hujan meteor Eta Aquarids diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh Komet Halley yang merupakan komet yang telah dikenal dan diamati sejak zaman kuno.

Setiap tahun, hujan meteor ini berlangsung 19 April hingga 28 Mei dan akan mencapai puncaknya tahun ini pada 6 Mei 2020 malam dan 7 Mei 2020 pagi.

Baca Juga: Kabar Gembira, Ada Hiburan Gratis di Langit Indonesia: Peristiwa Langka Ini Bisa Kita Lihat Hari Ini dan Besok. Yuk Siapkan Kamera Kita!

Saat ada bulan purnama, maka kemungkinan akan mengurangi terlihatnya meteor, kecuali jika meteor tersebut merupakan meteor yang paling terang.

Waktu terbaik untuk melihat Eta Aquarids adalah setelah tengah malam.

Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids nantinya bisa dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.

“Yang penting gelap, jauh dari polusi cahaya,” terang Sungging. Sungging juga menjelaskan, fenomena hujan meteor ini tidaklah berbahaya.

2. Bulan Purnama

Fenomena Bulan Purnama akan terjadi pada 7 Mei 2020.

Pada kondisi ini, Bulan akan berada di posisi di belakang bumi apabila dilihat dari Matahari, sehingga wajah Bulan akan sepenuhnya diterangi cahaya Matahari.

Fase Bulan Purnama akan terjadi pada pukul 17.45 WIB.

Baca Juga: Bertolak Belakang dengan Pernyataan Sang Atasan, Menteri Jokowi Ini Lantang Bilang Begini Waktu Dicecar Wakil Rakyat: Mudik dan Pulang Kampung Itu Sama dan Sebangun

Bulan purnama ini dikenal oleh suku Amerika awal sebagai Bulan Bunga Penuh karena ini adalah waktu di mana saat bunga musim semi muncul dalam jumlah besar.

Selain itu juga dikenal dengan Bulan Tanam Jagung Penuh dan Bulan Susu.

Bulan Purnama kali ini juga yang terakhir dari empat supermoon di tahun 2020.

Bulan nantinya akan berada pada posisi terdekatnya ke Bumi dan mungkin akan terlihat sedikit lebih besar dan terang dari biasanya.

Universe Today
Universe Today

Ilustrasi Supermoon

3. Bulan Baru

Fenomena ini akan muncul pada tanggal 22 Mei 2020.

Bulan akan terletak di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam.

Fase ini akan terjadi pada pukul 00.39 UTC atau sekitar pukul 07.39 pagi.

Momen ini nantinya, adalah saat terbaik dalam sebulan untuk mengamati benda-benda redup di langit malam seperti galaksi dan gugusan bintang.

Baca Juga: Kembali Aktif Seusai Sembuh dari Covid-19, Anak Buah Jokowi Bikin Gebrakan di Tengah Pandemi Hingga Paksa Kepala Gugus Tugas Tegaskan Aturan Ini: Mudik Dilarang, Titik!

Hal itu karena tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu.

Citra Anastasia

Supermoon adalah istilah populer untuk bulan purnama atau bulan baru yang berada di orbit bulan yang

Sungging menjelaskan biasanya setelah Bulan Baru adalah saat untuk mengamati hilal.

"Jadi bukan Bulan Barunya, yang memang tidak bisa diamati, tetapi saat Bulan yg usianya sangat muda, dan sering disebut sebagai hilal," terang dia.

Nur Rohmi Aida

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Ini Fenomena Langit Saat Ramadhan: Hujan Meteor Hari Ini, Bulan Purnama, dan Bulan Baru"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya