Enggak Kapok Mata Kena Infeksi dan Lahap Daging Kelelawar, Bule Norwegia Ini Ketagihan Tinggal Bersama Suku Pedalaman di Pulau Terpencil Indonesia

Selasa, 21 April 2020 | 07:09
Gregorius Bhisma Adinaya

Suku asli Mentawai

Fotokita.net- Kehidupan suku pedalaman di belantara Indonesia kerap mengundang perhatian orang-orang Barat. Perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari selalu memancing rasa ingin tahu. Maklum, kehidupan itu jauh dari kata modern bagi orang Barat.

Buat orang-orang Barat, kehidupan yang kerap disebut "primitif" itu sering seperti memutar mesin waktu. Di negara Barat yang menyediakan segala jenis bentuk modernitas, tentu tak akan menemukan kehidupan yang masih menggunakan budaya tradisi dari leluhur.

Namun apa yang terjadi jika orang yang sudah hidup mapan ini malah meninggalkan hal tersebut dan malah hidup di pedalaman hutan?

Percaya atau tidak, hal itu menjadi pilihan beberapa orang yang ingin mencari makna dalam hidupnya.

Baca Juga: Najwa Shihab Menitikkan Air Mata Saat Dengar Cerita Sakit Hatinya Keluarga Jenazah yang Ditolak, Foto Aksi Garda Terdepan Ini Jadi Viral: Seberangi Sungai Demi Tunaikan Tugas

Kolase: Audun Amundsen
Kolase: Audun Amundsen

Pria Asal Nurwegia hidup di hutan bersama suku mentawai

Seperti seorang insinyur anjungan minyak ini, ia meninggalkan hidupnya yang nyaman di Norwegia.

Dia memilih untuk hidup di antara suku semi-nomaden di Indonesia.

Dia mengatakan waktunya berada di antara orang-orang Mentawai seperti berada di dalam "dunia yang hilang."

Melansir Daily Star, Minggu (19/2/2020), Audun Amundsen pertama kali pergi untuk tinggal dengan suku Mentawai di Indonesia barat ketika berusia 24 tahun.

Baca Juga: NIlai Sarat Masalah Sedari Awal, Ahli Ekonomi Muda Itu Ajak Staf Khusus Presiden Lakukan Hal Ini: Konten di YouTube Jauh Lebih Baik!

Dia berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi di rig minyak Laut Utara.

Ia pun melakukan perjalanan ke seluruh dunia - dari India, melalui Nepal, dan kemudian Indonesia.

Akhirnya dia pun sampai di Padang, Sumatra Barat.

Audun mengatakan dirinya ingin keluar jalur dan pergi sejauh mungkin dari budayanya sendiri.

Baca Juga: Tak Hanya Terjadi di Solo, Fenomena Kemunculan Cacing dari Dalam Tanah Juga Gegerkan Warga Daerah Ini: Gara-gara Penyemprotan Desinfektan?

Gregorius Bhisma Adinaya

Budaya Mentawai mulai terancam hilang

Dia mendengar tentang Mentawai, yang masih hidup seperti manusia ribuan tahun yang lalu, yang jauh dari budaya kehidupan perkotaan.

Dia melakukan perjalanan ke Pulau Siberut, dan akhirnya tinggal di antara orang-orang suku, hidup seperti mereka.

"Saya pergi ke pulau ini - perjalanan 12 jam dengan perahu kayu lusuh dari Padang - dan menghabiskan waktu seminggu untuk meyakinkan seseorang untuk membawa saya ke hulu ke tempat saya mendengar suku itu tinggal," katanya.

"Ketika saya sampai di sana, orang ini datang berjalan ke arah saya dan itu adalah momen yang sangat menarik.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Artis yang Digemari Bung Karno, Nasib Perempuan Cantik Ini Begitu Nelangsa di Akhir Hayatnya. Begini Kisah Pilunya

Creative Commons

Suku Mentawai

"Untung dia tersenyum dan kita tidak bisa benar-benar berkomunikasi sebanyak itu tetapi kita menjadi teman."

Di sana, Audun tinggal di rumah salah satu shaman suku, Aman Paksa.

"Karena dia menyukai saya, kami membuat kesepakatan untuk saya tinggal selama beberapa minggu," kata Audun.

Meskipun kembali ke Norwegia, Audun mendambakan untuk kembali ke hutan dan melatih dirinya sebagai pembuat film sehingga ia dapat mengunjungi kembali suku tersebut dan mencatat budaya mereka.

Baca Juga: Setia Dampingi Sang Suami Sejak Tinggal di Rumah Dinas yang Jadi Sarang Biawak, Tiba-tiba Menantu Presiden RI ke-6 Tuliskan Kalimat Tajam Ini di Instagramnya: Ada Apa?

Pengalaman ini didokumentasikan dalam film dokumenter baru berjudul Newtopia yang menunjukkan bagaimana Audun belajar hidup seperti yang dilakukan semua manusia selama ribuan tahun.

"Saya belajar bagaimana menjadi dan mengikuti ritme alam," katanya.

Audun Amundsen

Audun Amundsen mengalami infeksi mata

Pada satu titik, ia mengalami infeksi mata yang buruk, tetapi terlepas dari itu, hidup sangat menyenangkan.

Baca Juga: Bahagia Nikahi Perempuan Indonesia, Bule Ini Langsung Lemas Ketika Identitas Asli Sang Istri Terbongkar: Saya Tertipu Selama 20 Tahun!

Audun menjelaskan rutinitasnya selama tinggal di hutan kepada Daily Mail, "Kami akan bangun sendiri sebelum matahari terbit ketika kabut masih mengelilingi pepohonan. Saat matahari menghangatkan hutan, kami duduk di teras, bersantai, mengobrol, dan minum minuman panas.

Audun Amundsen

Audun Amundsen bersama orang-orang mentawai

“Lalu kami akan memberi makan babi semi-liar dengan sagu. Setelah itu, kami bebas merencanakan pekerjaan apa pun yang kami inginkan. Pekerjaan bisa untuk berburu monyet, kelelawar, atau udang sungai. Membuat peralatan, kano, panah, keranjang dan sebagainya.

“Biasanya, kami beristirahat sejenak di siang hari, dan kemudian kami akan selalu memiliki aktifitas sosial. Rumah terbuka, dan pengunjung sering datang atau kami akan mengunjungi seseorang untuk gosip dan berita.

Baca Juga: Maksud Hati Sebarkan Konten yang Bisa Tenangkan Warga di Tengah Wabah, Obrolan Luna Maya Ini Malah Tuai Kecaman dari Bekas Tukang Kritik Pemerintah Itu: Salah Resep, Salah Obat!

“Ketika gelap datang, kami duduk di dalam di sekitar lampu minyak. Saya membaca banyak buku ketika saya di sana.

"Kadang-kadang kami membuat karya seperti keranjang rajutan. Hari-hari penuh dengan variasi yang lambat, tapi entah bagaimana waktu terus berjalan tanpa sadar."

Audun mengatakan bahwa ketika dia pertama kali bertemu Aman Paksa, warga suku tidak memiliki mesin, listrik, atau bahkan konsep uang.

Namun seiring waktu yang dia habiskan bersama mereka, Audun telah melihat budaya mereka mulai menghilang ketika mereka menjadi semakin tertarik untuk bergabung dengan dunia modern.

Baca Juga: Jokowi Hakul Yakin Pandemi Tuntas Pada Akhir Tahun, Presenter Kondang Itu Terpaksa Lakukan Hal Ini Agar Bisa Bayar THR Karyawannya: Lewat dari Desember, Gua Juga Bingung!

Pada satu waktu, Aman Paksa memotong rambutnya, mulai mengenakan pakaian Barat dan pergi mencari pekerjaan di kota.

Baca Juga: Lagi-lagi Anak Buah Jokowi yang Satu Ini Kembali Jadi Sorotan, Ternyata Penyebabnya Bermula dari Kesaksian Napi dalam Program Asimilasi

Editor

Pengobatan tradisional suku Mentawai

Tapi dia segera kembali, membeli wig sehingga potongan rambut pendeknya tidak menonjol di kalangan warga suku.

Audun mengatakan itu menyedihkan tetapi tidak mengelak bahwa cara hidup orang Mentawai pada akhirnya akan hilang.

"Saya pikir kita akhirnya akan menemukan keseimbangan antara alam dan modernitas," katanya, "tapi sayangnya, saya curiga bahwa banyak spesies dan ekosistem akan hilang. sebelum kita melakukannya."

Baca Juga: Aksi Kocaknya Jadi Viral Hingga Disebut Jubir Corona Terbaik, Bupati Ini Sukses Hindarkan Daerahnya dari Kasus Positif Covid-19 dengan Cara yang Tak Biasa

(Tatik Ariyani)

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul"Tinggalkan Hidup Mapan, Pria Norwegia Ini Tinggal di Hutan Bersama Suku di Indonesia, Tak Kapok Meski Mata Terinfeksi dan Makan Kelelawar".

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya