Nama Tokopedia Jadi Viral di Jagat Twitter, Tokoh Kontroversial Ini Dituding Sebagai Akar Masalahnya. Siapakah Dia Sebenarnya?

Minggu, 01 Desember 2019 | 07:25
Stylo.ID/Dinda Tiara A.

Koleksi terbaru busana dari Ria Miranda

Fotokita.net - Baru-baru ini jagat Twitter kembali dihebohkan dengan sebuah peristiwa. Warganet menunjukkan ketidakpuasannya terhadap sosok yang menjadi pembicara dalam sebuah acara.

Semua cerita itu bermula dari acara yang bertajuk"Tokopedia presents RiaMiranda The Seventh Annual Show".

Hingga Sabtu (30/11/2019) siang sekitar pukul 12.00 WIB, sudah ada lebih dari 10.000 kicauan yang mencantumkan tagar tersebut.#UninstallTokopedia pun masuk dalam Trending Topic Twitter untuk kawasan Indonesia.

Tokopedia tengah menjadi perbincangan hangat di Twitter. Ajakan menghapus aplikasi e-commerce lokal itu ramai bermunculan lewat tagar #UninstallTokopedia.

Baca Juga: Kena Skak Presenter Kondang di Depan Kamera, Politikus Kontroversial Ini Masih Juga Pede Bakal Segera Dapat Jabatan dari Jokowi: Jadi Penasihat Spiritual Atau Juru Bicara?

Ada apa di baliknya? Rupanya keramaianhashtagitu dipicu oleh konten unggahan akun@TolakBigotRI yang memperlihatkan seorang tokoh agama berbicara di panggung sebuah acara.

Di latar belakang adatulisan besar berbunyi "Tokopedia presents RiaMiranda The Seventh Annual Show". Ria Miranda adalah salah satu merek busana muslim yang terkenal di Tokopedia.

Sementara, tokoh agama yang menjadi pembicara dalam acara tersebut oleh sebagian orang dinilai kontroversial karena memiliki pemikiran yang cenderung radikal.

tangkap layar twitter

Illustrasi tokopedia jadi trending topik twitter

Video itulah yang kemudian dipermasalahkan oleh warganet. Mereka berpendapat bahwa Tokopedia kecolongan dengan menghadirkan sang tokoh kontroversial sebagai pembicara. Alhasil, tagar #UninstallTokopedia pun menggelora.

Ria Miranda sendiri memang menggelarfashion showtahunan bertajuk Ria Miranda the Seventh di Jakarta pada 28 hingga 29 November lalu. Tokopedia adalah salah satu sponsor dalam acara itu.

Baca Juga: Dulu Jadi Musuh Bebuyutan di DPRD Jakarta, Kini Tokoh Tanah Abang Itu Malah Berbalik Arah: Puji Habis-habisan Ahok di Depan Pejabat Pertamina Saat Rapat Parlemen

Menurut VP Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, acara fashion showyang diselenggatakan itu sepenuhnya merupakan inisiasi dari pihak Ria Miranda. Dia menjelaskan, kerja sama yang dilakukan Ria Miranda dan Tokopedia kali ini adalah untuk menghadirkan koleksi busana terbaru yang bisa didapatkan eksklusif di Tokopedia.

Melalui keterangan resminya, Nuraini mengatakan bahwa Tokopedia tetap menghargai pandangan setiap masyarakat Indonesia dan menentang radikalisme.

Stylo.ID/Dinda Tiara A
Stylo.ID/Dinda Tiara A

1 dekade berkarya, Ria Miranda hadirkan koleksi baru di panggung The Seventh Annual Show 2020 dengan tema Realita

"Sebagai institusi, Tokopedia menentang keras adanya diskriminasi SARA, radikalisme, serta pihak-pihak atau aktivitas apa pun yang merusak persatuan bangsa," ujar Nuraini.

Dia menutup pernyataannya dengan mengatakan bahwa Tokopedia akan tetap mendukung kreator lokal untuk mendapatkan akses lebih luas lewat pemanfaatan teknologi.

Sosok yang menjadi ketidakpuasan warganet adalah ustaz Haikal Hassan yang merupakan Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212.Namanya, banyak di perbincangkan beberap bulan terakhir.Terlebih lagi pada saat Pilpres 2019.

Ia menyatakan diri sebaga oposisi Jokowi-Maruf Amin.

Dilansir dari Tribunnewswiki, Haikal Hassansempat memberi komentar terkait Kabinet baru Indonesia Maju yang dibentuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti diketahui, Jokowi menggandeng rivalnya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto untuk membantunya di Kabinet Indonesia Maju.

Prabowo diberi tanggung jawab sebagai Menteri Pertahanan periode 2019-2024.

Baca Juga: Biasanya Paling Kencang Teriak Soal Kebobrokan Pemerintah, Kali Ini Tokoh Kita Itu Geram Kepada Artis yang Ngaku Cuma Nebeng Lahir di Indonesia: 'Saya Malas Lihat Orang Kayak Gitu!'

Menanggapi hal ini, Haikal Hassan tetap mengambil sikap sebagai pihak oposisi yang mengritik pemerintah.

“Kalau ditanya kami menangis atau tertawa, saya hanya bisa mengatakan ada yang tidak peduli atau masa bodoh. Kami tidak tertawa, kami tidak menangis, kami tetap oposisi, “ ucap Haikal Hassan, Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) 212, dikutip dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (29/10/2019).

Haikal Hassan menjelaskan, jika dirinya dan kelompok tidak menyanggupi memberikan narasi menyenangkan (bagi Kabinet Jokowi, red) karena mereka oposisi.

“Kalau semuanya positif, namanya koalisi dong,” tuturnya.

KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi
KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi

Massa yang mengatasnamakan mujahid 212 berunjuk rasa di kawasan patung kuda jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).

Haikal menyatakan mereka akan tetap melakukan narasi yang mengkritik kerja pemerintah.

Haikal menerangkan, alasan mereka mengambil sikap tersebut adalah karena janji mereka sebagai oposisi.

Idealnya, lanjut Haikal Hassan, semua ulama, kiai,ustaz, merupakan oposisi.

Haikal Hassan mengutip pesan Ka’ab bin Malik pada seluruh Muslim:

'Sebaik-baik penguasa adalah yang mendekat pada ulama.

Adapun seburuk-buruk ulama adalah yang mendekati pintu penguasa.' kutipnya.

Baca Juga: Gagal Dibekuk oleh Prabowo Subianto, Presiden Fretilin Timor Timur Lumpuh Karena Timah Panas Prajurit ABRI Itu. Begini Cerita Heroik Ini Bermula

“Lalat yang mengerubungi bangkai lebih baik daripada ulama yang mengerubungi pintu penguasa,” jelasnya.

Pria kelahiran 21 Oktober 1968 tersebut berkata mereka akan tetap menjadi oposisi tetapi dengan uswatun Hassanah dan akhlaqul karimah.

Haikal Hassan berucap, “Kita akan tetap mengkritik pemerintah, supaya ada check and balance, masa semua koalisi.”

Di lain sisi, pria bernama lengkap Haikal Hassan Baras itu juga sependapat dengan Mahfud MD, Menteri Politik Hukum dan HAM Kabinet Indonesia Maju.

Haikal Hassan menyepakati pernyataan Mahfud MD memberantas takfiri.

Selanjutnya Haikal Hassan menambahkan agar pemerintah juga fokus pada unsur yang memisahkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sekalian dong, yang mau pisah sama NKRI disebut,” ujarnya.

Haikal Hassan merasa selama ini pemerintah tidak pernah menganggap separatism sebagai ancaman.

Baca Juga: Ki Joko Bodo Kian Mantap Berhijrah Hingga Wakafkan Rumah Miliaran Rupiah Sebagai Masjid, Tapi Artis Cantik Itu Malah Makin Serius Lakoni Profesi Berbau Alam Gaib Ini

Haikal memberi contoh kasus yang ada di Wamena, ia menyebut peristiwa itu merupakan ancaman.

“Yang disebut-sebut terus masjid radikal, ustaz radikal,” terangnya.

Seusai pernyataan itu, Haikal Hassan kembali menegaskan tanggapannya terhadap Indonesia menangis dan tertawa, adalah fokus pada yang benar.

Haikal Hassan mengatakan pemerintah seharusnya bukan fokus pada radikalisme, melainkan ekonomi.

“Karena kata yang paling top di jaman Jokowi adalah radikalisme,”Haikal Hassan beralasan.

Alasan Selalu Kritik Pemerintahan Jokowi

Dilansir dari Tribun Solo, Haikal Hassan Baras atau biasa disapa Babe, dikenal sebagai salah satu publik figur yang kerap mengkritisi kinerja pemerintah.

Di sejumlah video, dia juga beberapa kali menggaungkan tagar 2019GantiPresiden.

Pria satu ini juga lekat dengan identitas sebagai ustaz.

Pengakuan itu diungkapkan oleh Haikal Hassan saat menjadi bintang tamu di acara E-Talkshow yang tayang di tvOne, Jumat (4/1/2019).

Talkshow yang dikemas secara santai ini dipandu oleh Wahyu Muryadi alias Om Way.

Baca Juga: Setelah Kesal Kutipan Wawancaranya Diedit Sembarangan, Presenter Kondang Ini Sukses Pancing Agnez Mo Curhat Soal Nama Jawa Pada Orangtuanya

Di acara tersebut, Haikal mengungkapkan alasan mengapa ia kerap dianggap melontarkan kritik pedas kepada pemerintah.

Catatan TribunSolo.com, Haikal Hassan pernah mengkritik pemerintah soal kebijakan dan isu terkini.

Pertama, kasus pembakaran bendera di Garut.

Kedua, acara IMF di Bali yang dianggap Haikal Hassan tak pantas lantaran momennya berdekatan dengan musibah di Sulawesi Tengah.

Namun, Haikal Hassan menegaskan kritikannya itu dilontarkan agar pemerintah semakin baik.

"Buka sinis dengan pemerintah, kalau nggak sekarang, kalau bukan kita yang kritik, siapa lagi coba?" jawab Haikal Hassan.

Ia pun menganalogikan, dengan kritikannya tersebut diharapkan pemerintah bisa melek.

"Supaya pemerintah 'melek' (dengan) apa yang terjadi di lapangan," kata Haikal.

Bukan tanpa alasan Haikal Hassan mengatakan demikian.

Menurut klaimnya, ia sudah berkeliling di sejumlah daerah di Indonesia dan menerima keluhan-keluhan dari warga sekitar.

Baca Juga: Mengaku Tak Bisa Memilih Darah Atau DNA, Mantan Penyanyi Cilik Ini Bongkar Rahasia Kenapa Orangtuanya Harus Ganti Nama: Semua Itu Berawal Dari Sini

"Kan ane jalan tiap hari bisa 5 sampai 6 tempat dikunjungi. Dari Aceh sampai Papua pernah dikunjungi."

"Coba tanya petani garam di Madura, ada yang udah enggak bisa sekolahin lagi anaknya. Gara-gara dia udah enggak bisa lagi jualan garam. Gara-gara garam dari luar (impor) masuk ke dalem," ungkap Haikal Hassan.

Selesai menjawab, Haikal kemudian ditanya seputar profesinya.

"Haikal Hassan ini mau jadi apa sih? Jadi ustaz, motivator, apa politisi?" tanya Wahyu, dikutip TribunSolo.com dari TribunWow.com.

Meskipun masih di awal segmen, Haikal merasa jawaban ini cukup berat untuk dijawab.

Tampak ia menghela napas dan minta minum.

Selesai minum, Haikal mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang politikus dan juga tak berniat untuk berkiprah di dunia politik.

"Kalau politisi kan ada karier politiknya, saya nggak ada," jelasnya.

Ia pun menegaskan bukan seorang ustaz, melainkan guru ngaji di kampung.

"Orang bilang panggil saya ustaz, saya berkali-kali bilang, jangan panggil ustaz, saya cuma guru ngaji kampung," tegasnya.

"Tidak berpolitik praktis, tapi kan jadi pengurus Timses Prabowo-Sandi," timpal Wahyu yang seperti belum puas dengan jawaban Haikal.

Baca Juga: Setelah Isi Pidato Tentang Guru Kita Bikin Terkesima, Kini Mendikbud Nadiem Makarim Juga Kantongi Rencana Besar Ini: Tunggu Saja, Semuanya Masih Dikaji!

Haikal pun membalas, jika hal itu tidak bisa menandakan bahwa dirinya adalah seorang politisi.

"Kalau politisi itu kan dia yang berkarier, berjenjang, dan menjabat suatu jabatan di politik. Kalau saya mendukung, itu sih bukan politisi. Itu sikap politik," ujar Haikal.

Dengan gaya humor khas-nya, Haikal lantas bercan soal pilihan politiknya.

"Warga Indonesia yang tidak golput, sikapnya sama dengan saya. Lu kalau nggak dukung nomor 2, pasti lu nggak dukung nomor 1," kata Haikal.

Penonton di studio tertawa mendengar pernyataan Haikal.

"Om boleh dukung nomor 2, dan Om juga nggak apa-apa kalau nggak dukung nomor 1 kan?" Haikal Hassan menjelaskannya kepada Wahyu alias Om Way.

"Ini logikanya kuat banget ini," kata Om Way kemudian.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya