Terus Berulah dan Sering Pamer Kekuatan, KKB Papua Bakal Dibuat Tunggang Langgang Oleh Pasukan Tempur Anak Muda Papua. Begini Perhitungannya

Sabtu, 30 November 2019 | 11:11
Facebook TPNPB

KKB Papua

Fotokita.net - Belakangan ini kabar dari Tanah Papua selalu saja didominasi perihal kekerasan yang merenggut banyak korban jiwa. Dari wilayah Pegunungan Tengah, kita mendapatkan kabar kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua terus menebarkan teror.

Misalnya saja, kejadian teror pada Rabu (16/10/2019). KKB Papua yangberada di Kabupaten Puncak, seperti mencari perhatian dalam beberapa waktu terakhir. Mereka terus berulah.

KKB yang disebut polisi diduga dari kelompok Lekagak Talenggen menembaki sebuah helikopter milik PT Intan Angkas di Distrik Ilaga Utara.

Menyikapi aksi-aksi KKB di Puncak, pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini kejadian tersebut dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka. Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB yang ada di wilayah Kabupaten Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando. Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, Jumat (18/10/2019).

Antar-kelompok yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka ( OPM), menurut Dax, seperti saling bersaing.

Baca Juga: Berasal dari Jayawijaya Papua, Anak Suku Dani Ini Terpilih Sebagai Wakil Menteri yang Dapat Tugas Khusus dari Jokowi

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

Pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoya (lingkaran merah).

Sosok Egianus Kogoya yang belakangan ini mendominasi aksi-aksi kriminal di Papua diyakininya menimbulkan rasa iri dari kelompok lain yang ada di kabupaten sekitar Nduga.

"Selama ini kami monitor yang paling banyak melakukan aksi adalah Egianus. Di antara kelompok sayap militer OPM atau TPMPB ini juga ada semacam persaingan di antara mereka untuk menunjukkan siapa yang lebih hebat satu sama lain," kata dia.

Baca Juga: Adu Nyali dengan Polisi, Veronica Koman Ngotot Akan Terus Ekspos Papua ke Dunia. Lewat Media Australia, Dia Beberkan Alasannya

"Sehingga ketika Egianus beraksi, kelompok yang di Ilaga juga mungkin terpicu untuk melakukan aksinya juga, tetapi untuk satu komando saya rasa tidak ada," kata Dax.

Bahkan, kata Dax, di wilayah Puncak sendiri ada beberapa kelompok yang tidak saling terkoordinasi.

"Kelompok yang di Ilaga (Puncak) sendiri itu tidak dalam satu kesatuan. Mereka juga ada faksi-faksi yang bergerak sendiri-sendiri," ucap dia.

FB TPNPB
FB TPNPB

Tak kuat kena nyinyir netizen Indonesia KKB Papua minta keadilan dan perdamaian

Beberapa KKB yang selama ini dikenal sering beraksi di Puncak, di antaranya, Lekagak Telenggen dan Militer Murib.

"Pimpinan tertinggi di Ilaga itu banyak, tapi selama ini yang kami lihat aktif itu Lekagak Talenggen," kata Dax. Namun, diyakini bila struktur organisasi OPM yang sekarang ada, sudah tidak terkoordinasi dengan baik. Bahkan, Goliat Tabuni yang selama ini dianggap sebagai pimpinan tertinggi sudah lama tidak terlihat.

"Di struktur organisasinya mereka membagi jadi Komando Daerah Pertahanan (Kodap), tapi pada dasarnya organisasi mereka itu antara ada dan tiada, yang selama ini cukup aktif hanya Kodap 3 Ndugama," ujar Dax.

Baca Juga: Lulusan Sekolah Ekonomi di Papua, Bekas Sopir Angkot Ini Bikin Jokowi Jatuh Hati Hingga Jadi Calon Menteri. Siapa Dia Sebenarnya?

Facebook/KOMNAS-TPNPB
Facebook/KOMNAS-TPNPB

Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng

Dax melihat klaim KKB yang menyebut Goliat Tabuni sebagai jenderal besar hanya sebagai bentuk penghormatan di antara mereka terhadap sosok Goliat Tabuni yang dianggap sebagai tokoh yang memimpin perlawanan mereka.

Diakui bila pada 2018, TNI berhasil mengetahui titik persembunyian Goliat Tabuni, tetapi yang bersangkutan dapat melarikan diri.

"Goliat Tabuni sangat jarang terkoneksi dengan yang ada di Timika, Ndugama. Goliat lebih ada di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya," kata Dax.

Terkait dengan beberapa kerusuhan yang terjadi di Papua, yang dipicu oleh isu rasisme, Dax mengakui hal tersebut ikut terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan KKB beberapa waktu terakhir.

Menurut dia, isu rasisme menjadi pelecut KKB yang selama ini terus berpindah di hutan-hutan di wilayah pegunungan Papua.

"Namun, memang kami memonitor, dengan adanya beberapa kerusuhan yang terjadi, yang menurut kepolisian itu didalangi oleh KNPB dan UNLWP, timbul suatu gerakan solidaritas dari mereka yang berada di hutan," kata Dax.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengungkapkan pada saat terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada 23 September, sempat terjadikontak senjataantara aparat gabungan TNI-Polri dan KKB.

"Kami dua kali kontak tembak," kata Candra. Menurut dia, saat terjadi kontak senjata, aparat tidak fokus untuk mengejar kelompok tersebut karena sedang melakukan evakuasi warga. Namun, ia memperkirakan bahwa kelompok tersebut berasal dari Kabupaten Lanny Jaya.

Baca Juga: Lahir di Tanah Papua, Edo Kondologit Kaget Rupanya Nenek Moyangnya Juga Termasuk Warga Pendatang. Dari Mana Asalnya?

Capture Youtube Chanel Central Secretariat of TPNPB-OPM

KKB Papua Nyatakan Siap Perang dengan TNI-Polri, Namun Sudah Bolehkah Pakai Helikopter?

"Di Pasar Jibama sekali, kemudian di Kutikerek (kontak senjata) dengan Koramil. Dugaan saya itu dari kelompoknya Purom Okinam Wenda dari Lanny Jaya karena dia sempat mengeluarkanstatement bahwa dia akan balas dendam atas meninggalnya Wempius Wantik," tutur Candra.

Lalu pada 26 September, KKB kembali berulah di Kabupaten Puncak. La Ode Alwi dan Midung yang berprofesi sebagai tukang ojek tewas tertembak.

Dua hari berselang, KKB kembali menewaskan seorang warga Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, bernama Oyong yang berprofesi sebagai pedagang.

Kemudian pada 29-30 September 2019, KKB berani masuk ke Distrik Ilaga yang merupakan ibu kota Kabupaten Puncak. Selama dua hari, terjadi kontak senjata antara KKB dan aparat gabungan TNI-Polri.

Meski tidak sampai menyebabkan timbulnya korban, kejadian tersebut membuat 500 warga Ilaga mengungsi.

Kepolisian Daerah (Polda) Papua berhasil menangkap Iris Murib, salah satu pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, Iris Murib ditangkap pada Kamis (21/11/2019) di Kali Pindah-pindah, Jalan Trans Timika-Nabire, Distrik Iwaka.

Dia ditangkap sekitar pukul 14.21 WIT. Penangkapan Iris Murib dilakukan oleh Tim Khusus Polda Papua dan Satgas Nemangkawi.

Baca Juga: Mengajar di Kampung Berawa di Pedalaman Papua, Guru Muda Ini Titipkan Harapan Sederhana Pada Mendikbud Nadiem Makarim. Apa Isi Pesannya?

Paulus mengatakan, Iris Murib dan kelompoknya tergolong sadis dalam melakukan aksinya. Terlebih lagi, Iris Murib memiliki karakter keras dan bertindak sebagai eksekutor.

Paulus menceritakan beberapa riwayat kelam mengenai Iris Murib. Pada 2014 lalu, kelompok yang dipimpin Iris Murib menembak dua personel kepolisian di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

Serangan itu menyebabkan Aipda Tomson Siahaan dan Bripda Ari Aprianto gugur. "Ketika itu, personel kepolisian melakukan bersih-bersih dalam rangka perayaan ibadah Natal di gereja, kemudian diserang," kata Paulus saat ditemui pada Jumat (22/11/2019) malam.

Kemudian, pada 2015, Iris Murib pernah melakukan penyerangan terhadap Polsek Sinak.

wartakotalive - facebook
wartakotalive - facebook

Dedengkot KKB Papua Iris Murib yang Serang Polsek Sinak dan Tewaskan 3 Polisi Diciduk saat Turun ke Mimika. Dedengkot KKB Iris Murib ditangkap Kamis (21/11/2019)

Penyerangan itu lagi-lagi menimbulkan korban jiwa. Kelompok yang dipimpin Iris Murib menyebabkan tiga personel polisi gugur, dan seorang terluka. Selain itu, Iris Murib juga merampas delapan pucuk senjata api dan amunisi.

"Saat itu, anggota (polisi) sedang istirahat, kemudian diserang," ujar Paulus. Paulus mengapresiasi keberhasilan tim gabungan ini dalam menangkap Iris Murib, salah satu pimpinan KKB.

Kepolisian akan memberikan penghargaan kepada personel gabungan yang menangkapnya. "Karena dia sudah lama kita cari, di mana dia cukup keras, sadis, dan keji," kata Paulus.

Saat akan ditangkap, Iris Murib sempat melakukan perlawanan. Menurut Paulus, dalam penangkapan itu Iris Murib terpaksa ditembak, supaya tidak melawan dan melarikan diri.

Baca Juga: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Begini Kisah Heroik 2 Warga Papua Bertaruh Nyawa Demi Selamatkan Pengungsi dari Amukan Perusuh di Wamena

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

Ilustrasi KKB Papua

"Sekarang sudah di RS Bhayangkara Jayapura guna menjalani perawatan," kata Paulus. Menurut Paulus, polisi sudah lama mengikuti gerak-gerik Iris Murib.

Paulus Waterpauw mengatakan, Iris Murib ditangkap saat sedang mempersiapkan aksi menjelang ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember 2019.

Menurut Paulus, Iris Murib ditangkap saat mencari amunisi terkait rencana aksi 1 Desember 2019 tersebut. Selain itu, Iris Murib diketahui akan bergabung dengan KKB lainnya yang menuju Tembagapura, baik dari Intan Jaya, Sugapa, dan lainnya.

"Prinsipnya, yang bersangkutan di Timika dan akan bergabung ke Tembagapura bersama kelompok-kelompok lain dan melakukan aksi pada 1 Desember nanti," ujar Paulus.

Rindam XVIII/Kasuari baru saja meluluskan 150 prajurit infanteri asli Papua.

Keseratus limapuluh pasukan tersebut dipecaya bisa bikin Egianus Kogoya dan pasukannya yang tergabung dalam KKB kocar-kacir.

Banyak yang yakin, mereka bisa mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi Prajurit Infanteri yang andal.

Lebih dari itu, selalu berhasil dalam setiap medan penugasan.

Sebelumnya, aparat sipil juga mencoba melakukan perlawanan terhadap KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Baca Juga: Pemasok Dana KKB Papua Ternyata Masih Orang Dekat, Kapolda Papua Ancam Lakukan Hal Ini Apabila Masih Ada yang Nekat Jadi Donatur Teror

Pembaretan terhadap 150 prajurit Infanteri asli Papua itu baru pertama kali dilakukan Rindam XVIII/Kasuari, Senin (25/11).

Mereka telah mengikuti Latihan Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan Siswa Pendidikan Kejuruan Tamtama (Dikjurta) di Pantai Ransiki, Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat.

Tangkap layar FB Kodam Kasuari

150 Prajurit Infanteri Asli Papua yang Baru Lulus dari Rindam XVIII/Kasuari

Dikutip dari situs kasuari18-tniad.mil.id, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau yang bertindak selaku Inspektur Upacara, membacakan amanat tertulis Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.

Dalam amanatnya, Danpussenif Kodiklatad mengatakan, Latihan ‘Yuddhawastu Pramukha dan Tradisi Pembaretan’ merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup seorang Prajurit Infanteri.

Kegiatan tersebut bertujuan memupuk jiwa korsa dan semangat kebersamaan Korps Infanteri.

Baca Juga: Aksi Terbaru Tembak Kepala 3 Pengojek, KKB Papua Selalu Bikin Onar dengan Hilangkan Nyawa Warga. Lantas, Dari Mana Mereka Dapat Senjata dan Amunisinya?

Selain itu, juga merupakan salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para prajurit dalam rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi Prajurit Infanteri yang andal dan selalu berhasil dalam setiap medan penugasan.

“Semboyan Yuddhawastu Pramukha mengandung arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran di darat.

Oleh karena itu, dengan telah disahkannya penggunaan Baret Infanteri ini, menuntut para prajurit sekalian untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fisik, dengan didukung semangat juang, jiwa korsa, serta kebanggaan yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri,” kata Danpussenif Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.

Tangkap layar FB Kodam Kasuari

Pada kesempatan itu, Pangdam XVIII/Kasuari juga menyampaikan rasa bangganya.

Dia juga menaruh harapan tinggi kepada seluruh Prajurit Siswa dalam upacara pembaretan Prajurit Infanteri yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Kodam XVIII/Kasuari.

“Ada yang perlu kalian renungkan bahwa di suatu negara itu harus mempunyai dan yang menentukan kehidupan negara itu adalah militernya," katanya.

"Kalau negara itu tidak punya militer, biasanya negara itu tidak kuat. Dan dimana negara itu militernya kuat, pasti negara itu kuat dan ekonominya juga pasti kuat."

Lebih lanjut dikatakan, TNI Angkatan Darat diberikan tugas untuk bertempur di darat, dan yang menjadi raja untuk pertempuran darat tersebut adalah Infanteri.

Maka Prajurit Infanteri itu dituntut untuk kuat, semangat kemampuannya harus luar biasa, tidak bisa setengah-setengah.

Baca Juga: Agnez Mo Sebut Dirinya Minoritas yang Numpang Lahir di Indonesia, Penyanyi Senior Asal Papua Ini Justru Ingatkan Soal Asal Usul Nenek Moyang Kita: Semuanya Adalah Pendatang!

“Kalian harus ingat bahwa untuk mengisi kemampuan kalian secara bertahap, seorang prajurit harus sehat. Sehingga nantinya kalian akan ditugaskan dimana saja, kalian sudah siap.

Saya titip itu kepada kalian. Setelah kalian nanti selesai kembali masuk di satuan mana saja, itu sama saja. Kalian sudah jadi Prajurit Infanteri, jadi harus bangga jadi Prajurit Infanteri,” pesan Mayjen Joppye.

“Saya sampaikan kepada kalian, sekali lagi atas nama Panglima Kodam dan atas nama Korps Infanteri, saya menyampaikan selamat untuk kalian.

Saya sangat bangga sekali karena korps yang besar, induk dari Angkatan Darat itu adalah di Korps Infanteri. Jadi kita harus bangga dengan Infanteri,” sambungnya.

Ditemui usai acara pembaretan, Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf Ignatius Tri Joko Budi. S menyampaikan bahwa acara pembaretan memang tradisi bagi para prajurit yang menyandang Korps Infanteri.

Lebih lanjut dikatakan, para Prajurit Siswa yang disematkan Baret Infanteri tersebut sudah melaksanakan berbagai kegiatan latihan, seperti taktik bertempur dan Longmars (dari SP 1 hingga Pantai Ransiki di Kampung Wariap).

“Dengan berakhirnya kegiatan tersebut, mereka sudah pantas untuk menyandang sebagai Prajurit Infanteri, sehingga dibuatlah tradisi pengukuhan mereka yang ditandai dengan penyematan Brevet Yuddhawastu Pramukha, sebagai tanda kualifikasi seorang Prajurit Infanteri,” ungkap Danrindam.

Baca Juga: Mengajar di Kampung Berawa di Pedalaman Papua, Guru Muda Ini Titipkan Harapan Sederhana Pada Mendikbud Nadiem Makarim. Apa Isi Pesannya?

Sementara itu, Rosalina Rumbino Waroi (51) salah satu orang tua dari Prajurit Dua (Prada) Petras Armando Waroi menyatakan kebanggaannya terhadap keberhasilan putranya menyelesaikan latihan hingga mendapatkan Baret dan Brevet Infanteri.

“Sebagai orang tua kami merasa bersyukur dengan dilantiknya anak kami ini menjadi seorang Prajurit Infanteri.

Ke depannya, kami harapkan anak kami agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugas sebagai Prajurit TNI Angkatan Darat,” ungkap Rosalina dengan bangga sekaligus haru.

Tangkap layar FB Kodam Kasuari

Lawan Sebanding Untuk KKB Papua

Sejumlah warganet menyambut baik resminya 150 anak Papua menyandang Prajurit Infanteri TNI yang tergabung dalam Kodam Kasuari.

Warganet menuturkan bahwa 150 prajurit tersebut adalah lawan sebanding untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Bahkan para warganet menuturkan para prajurit ini akan menjadi momok menakutkan bagi KKB Papua, karena para prajurit ini mengenal medan tempur di Papua dan terlatih.

Seperti yang disampaikan pemilik akun Facebook Yandi Daria yang menuliskan bahwa para prajurit ini akan membuat KKB Papua kocar-kacir saat bertempur.

"PRAJURIT INFANTERI TNI ASLI PAPUA....HEBAT DILAPANGAN KARENA ASLI PAPUA....KKB AKAN KOCAR-KACIR KALAU KETEMU TNI TERLATIH INI.....," tulisnya seraya membagikan foto-foto dan video latihan tempur para prajurit tersebut.

Baca Juga: Saking Antuasias Sambut Kedatangan Sang Presiden, Warga Papua Barat Menari Gembira Hingga Lupa Ada Bendera Merah Putih Jatuh ke Tanah

Diketahui memang sering kali Prajurit TNI yang dikirim bertugas kewalahan menghadapi Medan di Papua yang begitu ekstrem, karena prajurit tersebut berasal dari luar Papua.

Anggota KKB Papua pun sering kali memanfaatkan medan yang ekstrem ini untuk menyerang anggota TNI, dan menimbulkan korban jiwa.

Kini TNI sudah mempunyai 150 Prajurit yang mengerti dan sudah terbiasa dengan medan Papua dan terlatih sebagai prajurit yang akan berhadapan langsung dengan KKB Papua.

Saat foto-foto pelantikan tersebut juga dibagikan akun facebook Kodam Kasuari, banyak warganet menyampaikan harapan dan dukungan pada 150 prajurit untuk menjaga NKRI.

"BRAVO TNI...Makin kuat militernya..makin jaya NKRI," tulis Atun

"Mantap Negara Menunggu DHARMA BHAKTIM Memanggil QUEEN OF THE BATTLE," tulis Regky Ternando Syahputra.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul KKB PAPUA Egianus Kogoya Bakal Kocar Kacir Lawan 150 Prajurit Infanteri Asli Papua, Ini Kelebihannya

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya