Gencar Lakukan Promosi Wisata ke Mancanegara, Indonesia Malah Jadi Surga Warga dari Negara Ini Buat Lakukan Hal Terlarang Itu. Kenapa Mereka Pilih Negara Kita?

Rabu, 27 November 2019 | 08:51
Kompas.com

85 warga negara China yang melakukan penipuan di Indonesia ditangkap polisi

Fotokita.net -Tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan di enam lokasi berbeda di antaranya Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Rumah-rumah mewah itu dijadikan markas puluhan warga negara Chinauntuk melancarkan aksi penipuan dan pemerasan lewat sambungan telepon.

Salah satu penggerebekan berlokasi di Kebon Jeruk yang dilakukan pada pukul 15.30.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, polisi langsung masuk ke dalam rumah dengan mendobrak pintu.

Sebanyak empat tersangka mencoba melarikan diri dengan cara melompat ke rumah yang letaknya berdampingan dengan TKP.

Baca Juga: Baru Naik Pangkat Tapi Dipastikan Bakal Segera Diberhentikan, Jenderal Bintang 3 Ini Malah Tenang-tenang Saja. Begini Fakta Sebenarnya Tentang Sosok Polisi Kontroversial Itu

Namun, seluruh tersangka dapat diamankan oleh polisi dan dikumpulkan di ruangan guna penyelidikan lebih lanjut.

Polda Metro Jaya menggerebek rumah di Jalan Regency Kebon Jeruk, Perumahan Kebon Jeruk Blok B, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Senin (25/11/2019).

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus hanya menginformasikan adanya penggerebekan yang dilakukan tim gabungan antara Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

"Sore ini dari tim gabungan antara krimsus dan juga dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya telah berhasil melakukan penggerebekan di enam TKP (salah satunya Kebon Jeruk)," ujar Yusri.

Tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menggerebek enam rumah di sejumlah kawasan elite di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Rumah-rumah mewat tersebut dijadikan markas puluhan warga negara Chinauntuk melancarkan aksi penipuan dan pemersaan lewat sambungan telepon.

"Ada enam TKP penggerebekan, yakni Griya Loka, BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, dan Bandengan Tambora," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

Salah satu lokasi yang dilakukan penggerebekan adalah sebuah rumah di Blok C/13, Jalan Anggrek Neli Murni II, Slipi, Jakarta Barat. Sebanyak 26 orang ditangkap oleh polisi.

Baca Juga: Tak Terima Video Pengeroyokan Suporter Indonesia Disebut Hoaks Oleh Menpora Malaysia, Kemenpora Sudah Desak Polisi Malaysia Untuk Lakukan Hal Ini. Begini Faktanya

Yusri menyebut, dari total 26 orang, 24 di antaranya merupakan warga negara asal Negeri berjuluk Tirai Bambu.

"Yang diamankan 26 pelaku di sini, di TKP Kemanggisan, ini masih ada TKP lain ya. Ini ada 26 di antaranya 24 WN China dan 2 dari WNI yang bertugas," sambungnya.

Yusri menambahkan, pihaknya telah melakukan pemantauan selama tiga bulan. Kekinan, para pelaku digelandang ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih jauh.

"Tiga bulan ya hampir tiga bulan kami intai. Informasi ini sudah kami dapat kemudian dilakukan pengintaian dan anggota juga sudah lama mengintai pergerakan mereka," pungkas Yusri.

KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA
KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA

Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah di Jalan Regency Kebon Jeruk, Perumahan Kebon Jeruk Blok B, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Senin (25/11/2019). Para tersangka kemudian dikumpulkan dalam satu ruangan guna penyidikan lebih lanjut.

Satu lagi komplotan penipu berhasil dibekuk kepolisian Polda Metro Jaya.

Senin (25/11), kepolisian dari Polda Metro Jaya menggerebek rumah di Jalan Regency Kebon Jeruk, Perumahan Kebon Jeruk Blok B, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Menurut laporan Kompas.com di hari yang sama, rumah tersebut diketahui dijadikan tempat penipuan melalui telepon dengan beragam modus.

Di antaranya yang menyamar jadi polisi.

Kompas.com

Polisi Polda Metro Jaya meringkus kompolotan penipu di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Penggerebekan dilakukan pada pukul 15.30 WIB.

Masih menurut Kompas.com yang langsung melihat di lokasi, polisi langsung masuk ke dalam rumah dengan mendobrak pintu.

Baca Juga: Dicokok Polisi Saat Persiapan Ulang Tahun OPM, Begini Daftar Panjang Dosa Gembong KKB Papua di Mata Aparat: Tugasnya Jadi Eksekutor

Kedatangan polisi ke rumah dengan lantai dua itu sempat membuat kaget para tersangka.

Sebanyak empat tersangka melarikan diri dengan cara melompat ke rumah yang letaknya berdampingan dengan TKP.

Polisi langsung mengejar para tersangka dengan melompat pagar.

Sejumlah warga yang melintas tampak antusias menyaksikan penggerebekan tersebut.

Bahkan, ada beberapa orang yang mengabadikan peristiwa itu dalam bentuk video.

Selang 20 menit dari kaburnya para tersangka, polisi mengamankan mereka yang sebelumnya bersembunyi di rumah warga.

Para tersangka kemudian dikumpulkan dalam satu ruangan guna penyidikan.

Baca Juga: Biasanya Ditugaskan di Sektor Transportasi, Rupanya Condro Kirono Bukanlah Jenderal Polisi Pertama yang Duduk di Kursi Komisaris Pertamina. Siapakah Dia?

Dalam rumah itu, tampak sejumlah barang bukti di antaranya ponsel, printer, dan papan informasi yang menggunakan tulisan mandarin.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus hanya menginformasikan adanya penggerebekan yang dilakukan tim gabungan Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.

"Sore ini dari tim gabungan antara krimsus dan juga dari Ditresnarkoba Polda Metro Jaya telah berhasil melakukan penggerebekan di enam TKP (salah satunya Kebon Jeruk)," ujar Yusri.

Indonesia yang seharusnya dijadikan tujuan wisata warga negara asing, tetapi malah disalahgunakan menjadi tempat penipuan melalui sambungan telepon (telecom fraud).

Penipuan tersebut dilakukan oleh 85 warga negara China di tujuh lokasi yang tersebar di Jakarta hingga Jawa Timur.

Dalam konferensi pers yang digelar di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Selasa (26/11/2019), Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, pengungkapan kasus penipuan itu berawal dari informasi polisi China.

Tim gabungan Ditreskrimsus dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengintai keberadaan para tersangka selama dua pekan.

Baca Juga: Pintu Rumah Didobrak Polisi, Komplotan Penipu Asal China Ini Cerai Berai. Aksi Kabur Mereka Seperti dalam Film Laga Jadi Perhatian Warga

Hingga pada Senin (25/11/2019), polisi menggerebek para tersangka penipuan di tujuh lokasi, yakni Griya Loka, BSD, Mega Kebon Jeruk, Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk, Perum Intercon, Bandengan Tambora, dan Malang, Jawa Timur.

Polisi mengamankan 91 orang dari kegiatan penggerebekan itu. Sebanyak 85 orang warga negara China telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara itu, 6 orang lainnya berstatus warga negara Indonesia (WNI) hanya berstatus saksi.

"Dari 91 orang (yang diamankan), 85 orang merupakan warga negara China, 11 di antaranya merupakan wanita," kata Gatot, Selasa. S

Sebanyak 6 WNI hanya dijadikan saksi karena belum terbukti terlibat dalam penipuan online itu. Keenam saksi itu hanya membantu para WNA China selama beraktivitas di Indonesia.

"Dari warga negara kita, ada 6 orang, mereka tidak terlibat secara langsung. Mereka membantu bawa jalan-jalan, bepergian, membantu keperluan makan, dan membersihkan rumah-rumah (yang disewa WNA China). Enggak ada keterlibatan langsung," ungkap Gatot.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, para warga negara China itu mengunjungi Indonesia menggunakan visa wisata. Mereka akan kembali ke negara China setiap tiga bulan untuk memperbaharui visanya.

Mereka menipu korban, yang juga merupakan warga negara China, dengan menyamar sebagai polisi, jaksa, atau pegawai bank.

Mereka menjanjikan bantuan untuk mengurus permasalahan pajak atau investasi sejumlah uang. Dalam melakukan aksinya, mereka meminta korban mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu ke rekening tersangka yang tinggal di China.

Saat menelepon korbannya, mereka menggunakan telepon dalam sebuah kotak agar kedap suara. Gatot mengatakan, tercatat kerugian akibat penipuan itu mencapai Rp 36 miliar.

Baca Juga: Jika Penelitian Itu Terbukti Benar, Manusia Pertama Turun dari Surga Tinggal di Lokasi yang Enggak Kita Sangka Ini Pada Ratusan Ribu Tahun Lalu

"Korbannya semua di China, tidak ada di Indonesia. Traknsaksinya (dari korban kepada tersangka) bervariasi, ada yang kecil, ada yang besar. Total kerugiannya mencapai Rp 36 miliar," ungkap Gatot.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, para tersangka memilih Indonesia sebagai tempat untuk melancarkan aksi penipuan itu karena menghindari pengejaran para polisi China.

Selanjutnya, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan polisi China mengungkap kasus penipuan itu menggunakan alamat internet protokol (IP address).

"(Para tersangka) sudah punya jaringan di sana (China). Kita menggunakan alat yang bisa melacak mereka, menggunakan IP. Kenapa mereka berbuat di sini (Indonesia) karena untuk menjauhi, di sana (China) mereka sudah dikejar (oleh polisi China)," ungkap Yusri.

Selain itu, lanjut Yusri, para tersangka juga menilai jaringan internet di Indonesia mudah diakses dan menghindari kecurigaan polisi.

"Kulit (orang) Indonesia dan mereka (WNA China) sama, banyak keturunan China di sini. Makanya mereka enggak terlalu mudah dicurigai oleh warga-warga disini. Indonesia ini jaringannya paling gampang, jaringan internet disini paling mudah," kata Yusri.

Selanjutnya, Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan polisi RRT guna proses penyidikan dan hukuman bagi para tersangka.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya