Mau Punya Hasil Foto Keren? Ini Dia Tips Smartphone Photography dari Fotografer Kawakan

Jumat, 22 November 2019 | 14:00
Warsono/National Geographic Indonesia

Suasana diskusi dan pameran foto finalis Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition, kolaborasi vivo Indonesia dan National Geographic Indonesia.

Fotokita.net - Dalam diskusi dan pameran foto finalis Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition pada Minggu (17/11/2019) di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan, fotografer kawakan Arbain Rambey selalu berhasil membuat audiens penasaran.

Saat acara itu pun, Arbain kembali mengulangi pernyataannya tentang kekuatan resolusi besar yang dimiliki oleh kamera telepon pintar masa kini. Katanya, dengan angka resolusi yang besar itu, maka kamera telepon pintar itu bisa memudahkan siapapun.

"Buat saya yang sering ke lapangan, resolusi besar dari sebuah kamera HP itu penting. Karena dengan resolusi besar, kondisi se-ekstrim apa pun bisa kita dapatkan. Misalnya, dalam ruangan yang agak gelap. Foto yang kita hasilkan pun masih tetap tajam," urai Arbain.

Baca Juga: Menilik Fitur Kamera vivo V17 Pro! Puaskan Hasrat Fotografer Kawakan Motret dengan Kondisi Minim Cahaya

Di depan puluhan peserta diskusi, Arbain menunjukkan hasil pengujiannya terhadap vivo V17 Pro yang belum lama ini diluncurkan ke pasar smartphone Indonesia. Saat memotret dinding Museum Mandiri Jakarta, Arbain sengaja tak menggunakan fitur zoom. Arbain memotret dengan fitur Super Wide-Angle Camera yang memang menjadi salah satu fitur andalan vivo V17 Pro.

"Hasil fotonya, saya potong-potong. Enggak pakai edit, saya langsung potong dan saya unggah di media sosial. Foto itu masih tetap tajam dan bening," sebut fotografer yang telah menguji beragam kamera DSLR dan mirrorless.

Warsono/National Geographic Indonesia
Warsono/National Geographic Indonesia

Suasana diskusi dan pameran foto finalis Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition, kolaborasi vivo Indonesia dan National Geographic Indonesia.

Arbain lantas menunjukkan karya foto finalis yang dipamerkan itu bisa dicetak dalam ukuran yang cukup besar. "Lihat saja ketajamannya. Dan paling penting, mereka mengambil dalam kondisi minim cahaya. Enggak gampang lho bikin ide untuk foto minim cahaya seperti begini," tukasnya.

"Kalau sudah masuk tiga besar, maka keputusan juara itu menjadi subyektivitas dari juri itu sendiri. Dan, bisa kita bolak-balik. Karena itu para juri harus bersepakat untuk menentukan pemenang utama berdasarkan subyektivitas tadi," terang fotografer kawakan Arbain Rambey menanggapi pernyataan beberapa peserta acara diskusi dan pameran foto finalis Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition pada Minggu (17/11/2019) di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan.

Seusai acara diskusi, Arbain menunjukkan hasil penjurian kompetisi foto yang merupakan kolaborasi kedua antara vivo Indonesia dan National Geographic Indonesia. Arbain menunjukkan bagaimana proses juri bekerja.

"Secara umum, kita juga melihat ide yang dikembangkan, bukan cuma teknis saja. Kalau kita lihat, foto finalis yang ada di pameran ini, idenya begitu kaya. Bukan cuma teknik lho!" tegas fotografer yang pernah bertugas di lingkungan Istana Negara ini.

Baca Juga: Cara Simpel Motret, Tak Haram Gunakan Cahaya Buatan dalam Karya Fotografi Jurnalistik. Begini Tekniknya...

Fachryansyah Farandy selaku General Manager for Digital & Partnership PT Vivo Mobile Indonesia yang ikut mendampingi Arbain mengangguk setuju. Dia menimpali, "Kita enggak menyangka para peserta dan finalis begitu antusias. Mereka begitu kreatif dalam menggali ide. Dan, mereka bisa buktikan sendiri kekuatan vivo V17 Pro dengan 48MP AI Rear Camera."

Fachryansyah lantas menunjukan karya salah satu pemenang lomba foto. Dalam foto itu permainan cahaya alami tertangkap dengan jelas dalam kondisi malam hari. Menariknya lagi, fotografer itu tak menggunakan cahaya buatan. "Hasilnya kita bisa lihat, bisa dicetak dalam ukuran besar dan tetap tajam," kata Fachryansyah yang diamini oleh Arbain.

Apabila kita simak pengalaman Arbain itu, kita boleh jadi setuju dengan pernyataannya. Sebab, vivo menyematkan sejumlah fitur andalan di kamera depan 32MP Dual Pop-Up Selfie dan kamera belakang 48MP AI Rear Camera.

Fachryansyah juga menekankan tentang kemampuan jauh empat kamera yang terpatri di bagian belakang V17 Pro yakni 48MP AI Quad Camera.

Fachryansyah menyebutkan, kamera utama vivo V17 Promemiliki resolusi 48MP AI Quad Camera yang dilengkapi dengan sensor Sony IMX 582 dengan bukaan lensa f/1.8. Kemudian ada Super Wide-Angle Camera 8MP dengan bukaan lensa f/2.2 yang memiliki lebar sudut pandang 120 derajat.

Warsono/National Geographic Indonesia
Warsono/National Geographic Indonesia

Fachryansyah Farandy selaku General Manager for Digital & Partnership PT Vivo Mobile Indonesia diskusi dan pameran foto finalis Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition, kolaborasi vivo Indonesia dan National Geographic Indonesia.

Terlebih, vivo V17 Pro juga telah menyediakan dua kamera lainnya masing-masing Depth Camera 2MP (f/2.4)untuk efek bokeh dan Macro Camera 2MP (f/2.4) untuk fungsi macro (memotret objek dengan jarak sangat dekat).

Kamera vivo V17 Pro juga dibekali dengan fitur mode malam bernama Super Night Mode, untuk memotret keindahan di malam hari dengan hasil foto yang lebih jernih.

Bicara spesifikasi V17 Pro, fotografer National Geographic Indonesia yang juga sebagai salah satu juri kompetisi foto Rahmad Azhar membagikan pengalamannya memotret dengan kamera telepon pintar dalam kondisi minim cahaya.

Rahmad menyebutkan, penting untuk mengetahui spesifikasi apa yang dimiliki oleh kamera ponsel. Dengan begitu, maka akan mudah menentukan apakah ponsel kita mampu menghasilkan gambar yang bagus jika digunakan dalam kondisi minim cahaya.

Baca Juga: Hidup di Kota Besar yang Penuh Tantangan, Fotografer Ditantang Hasilkan Karya Terbaik dengan Akal-akalan. Kontes Foto Ini Jadi Contohnya

Dewan juri menjelaskan ke pengunjung tentang keunggulan para pemenang Wondernight Indonesia V17 Pro Photo Competition. Warsono/National Geographic Indonesia.

"Spesifikasi gadget yang paling minimum, kalau sekarang mungkin yang paling minimum 12 megapiksel ya. Semuanya sudah minimal 12 megapiksel dan itu sangat cukup," kata dia.

Walaupun bertajuk minim cahaya, tapi cahaya tetap menjadi elemen penting yang menentukan bagus atau tidaknya foto yang akan dihasilkan. Kita harus memperhatikan sumber cahaya yang tersedia dan yang akan digunakan nantinya.

"Kita harus peka terhadap available light di situ atau kita akan membawa cahaya tambahan (lampu)," jelas Azhar.

Menurut Azhar, seorang fotografer harus paham lingkungan sekeliling yang jadi obyek fotonya. Fotografer harus mampu menentukan apakah obyek yang ingin diambil sudah terlihat baik dan memiliki cahaya yang cukup sehingga hasilnya nanti bisa maksimal.

"Tapi mau gadget-nya apa pun itu, kita harus bisa menghafalkan medan yang mau difoto. Misalnya low-light, tapi benar-benar gelap yang enggak dapat apa-apa," ujar dia.

Warsono/National Geographic Indonesia
Warsono/National Geographic Indonesia

Banyak fotografer menyebut soal golden moment, atau saat-saat keemasan yang menjadi waktu paling tepat untuk seseorang mengambil foto low-light.

Banyak fotografer menyebut soal golden moment, atau saat-saat keemasan yang menjadi waktu paling tepat untuk seseorang mengambil foto low-light.

Saat golden moment, banyak kilatan cahaya dengan warna dan siluet yang sangat menarik untuk diambil.

"Kan banyak fotografer bilang, golden moment dan golden light. Nah, itu sekitar pukul 18.00 atau sebelum matahari terbit, itu masih low-light dan sangat cantik difoto," pungkasnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai smartphone vivo V17 Pro, kunjungiwebsitevivo Indonesia.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya