Terjadi Sebelum Perang Teluk Pecah, Muhammad Ali Nekat Temui Saddam Hussein Demi Tujuan Ini. Ternyata Pertemuan Itu Nyaris Gagal Gara-gara Hal Sepele

Sabtu, 16 November 2019 | 09:29
Intisari/NDTV.com

Petinju Muhammad Ali, jadi satu-satunya orang Amerika Serikat yang bisa lunakkan hati Saddam Husein

Fotokita.net-Siapa yang tak kenal dengan mendiang Muhammad Ali. Dialah sosok petinju legendaris dunia yang sarat prestasi. Kehidupan Ali di luar ring pun kerap jadi perbincangan publik.

Setelah divonis mengidap parkinson, Ali banyak melakukan kegiatan kemanusiaan. Sekalipun menderita penyakit ganas itu, Ali tetap memunculkan sisi kontroversinya.

Salah satunya, peristiwa pembebasan sandera di Irak yang ketika itu masih dipimpin oleh diktator Saddam Hussein.

Namun siapa sangka, dia adalah orang yang berjasa besar dalam sebuah pembebasan 15 orang sandera oleh Saddam Hussein menjelang Perang Teluk.

Meski demikian, tindakannya ini disalahartikan dan dikritik oleh Presiden Amerika George HW Bush pada saat itu, tepatnya tahun 1990.

Sebagai seorang juara dunia, Ali pantang untuk menyerah, meski dikecam dari banyak pihak.

Baca Juga: Amerika Tampilkan Saddam Hussein Sebagai Sosok Diktator yang Sewenang-wenang, Tentara AS Ini Justru Berkata Sebaliknya. Mana yang Benar?

Bahkan New York Times secara terang-terangan menyebutnya sebagai selebritis dengan keegoisan abnormal yang muncul dari kedalaman dirinya, demi mencari popularitas.

"Tentunya kampanye pelepasan sandera paling aneh dalam beberapa tahun terakhir, adalah niat baik dari Muhammad Ali, dia telah menghadiri pertemuan demi pertemuan di Bagdad meski dia sering tidak berbicara jelas," kutip dari New York Post.

Youtube/Tangkapan layar
Youtube/Tangkapan layar

Mohammad Ali saat bertemu dengan Saddam Husein.

Pada saat Ali berusia 48 tahun, dia menderita penyakit parkinson selama enam tahun.

Jadi sangat wajar, bahwa Ali disebut sebagai pesakitan saat dirinya melakukan misi independen untuk menyelamatkan sandera di Irak.

Baca Juga: Sempat Dikira Anak Jenderal Karena Tak Ditahan Polisi, Ternyata Pelaku Penabrak Skuter Listrik Itu Adalah Anggota Keluarga Terpandang di Daerah Ini. Ibunya Jadi Senator di Parlemen Lho!

Ali juga mengatakan, dia menolak takut. "Aku adalah raja dunia!" katanya, dengan lantang.

Dia lebih lantang bicara sebagai orang hitam di hadapan orang Amerika kulit putih, terutama saat berada di atas ring boxing.

Tahun 1985, Ali melakukan perjalanan ke Lebanon dalam upaya membebaskan 40 sandera Amerika. Namun misinya gagal.

Kemudian pada Agustus 1990 tak lama setelah Irak menginvasi Kuwait, Saddam mengambil ribuan sandera orang asing.

Muhammad Ali

Setelah PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut agar Irak keluar dari Kuwait, Saddam telah membawa 15 orang Amerika, dan menggunakannya sebagai perisai manusia.

Dia menahannya di gedung-gedung yang kemungkinan akan dibom oleh Amerika.

Pada saat itulah, Ali datang ke Irak dalam misi pembebasan itu, seperti diceritakan dalam film dokumenter "30 untuk 30" Ali : The Mission Muslim Amerika.

Ali mendarat pada 23 November 1990, demi bertemu dengan Saddam Husein. Tetapi setibanya di Irak, Saddam Hussein membuat Ali menunggu.

Baca Juga: Namanya Santer Disorot Karena Sang Anak Disebut Sebagai Pelaku Tabrak Skuter Listrik, Inilah Sosok Emma Yohanna Anggota DPD yang Jumlah Perolehan Suaranya Kalahkan Jokowi dalam Pemilu 2019

New York Times
New York Times

Mohammad Ali membebaskan para sandera.

Seminggu kemudian, Ali yang menderita parkinson kehabisan obatnya, dia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya dan berbicara.

Penghubung Ali dari Kedubes Amerika, Vernon Nored menemukan obat di Rumah Sakit Irlandia di Baghdad dan memberikan pada Ali.

Pada hari berikutnya, Saddam setuju bertemu dengan Ali pada 29 November, pertemuan tersebut terbuka dan media datang untuk meliputnya.

Setelah Ali dengan sabar mendengarkan Hussein, dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan mengambil para sandera dari Irak.

Baca Juga: Lahir di Rumah Sakit dan Ditangani Dokter yang Sama, Begini Perbedaan Proses Persalinan Jan Ethes dan La Lembah Manah. Apa Alasannya Menantu Jokowi Itu Harus Operasi Caesar?

Tetapi Hussein berkata, "Saya tidak akan membiarkan Muhammad Ali kembali ke AS tanpa memiliki sejumlah warga negara Amerika menemaninya."

Pada 2 Desember 1990, Ali dan 15 orang lelaki itu kembali ke Amerika Serikat dengan selamat.

Hanya beberapa minggu kemudian, pada 6 Januari 1991, Amerika Serikat mulai membom Irak.

Ali sendiri masih diliputi oleh kritik bahwa misinya adalah peningkatan diri, bahwa ia hanya mencari publisitas yang lebih banyak.

Tetapi Ali menepis hal itu, lalu dia mengatakan, "Saya memang membutuhkan publisitas, tetapi tidak untuk apa yang saya lakukan untuk kebaikan!"

"Saya perlu publisitas untuk buku saya, saya butuh publisitas untuk perkelahian saya, saya perlu publisitas untuk film saya, tetapi tidak untuk membantu orang," katanya. (Afif Khoirul M).

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kisah Muhammad Ali datang ke Irak Temui Saddam Husein Demi Bebaskan 15 Sandera"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya