Bukan Hanya Wiranto yang Ditusuk Orang Tak Dikenal, Ketua Umum PKB Juga Pernah Dibacok Gara-gara Masalah Ini

Kamis, 10 Oktober 2019 | 15:41
KOMPAS.com/Devina Halim

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018).

Fotokita.net - Berita itu sungguh mengejutkan publik. Pada Kamis (10/10/2019) siang Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto diserang setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar. Dia kemudian hendak pulang ke Jakarta.

Namun, rombongan Wiranto sempat berhenti di sekitar Alun-alun Menes, Pandeglang. Dia disambut Kapolsek Menes. Saat keluar dari mobil, Wiranto kemudian diserang oleh orang tidak dikenal. Secara tiba-tiba, dia ditusuk. Beberapa saat setelah ditusuk, Wiranto jatuh, nyaris tersungkur. Dia terlihat memegang perut bagian bawah.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto ditusuk oleh dua orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) siang. Pelaku seorang laki-laki dan perempuan kini diamankan pihak kepolisian.

Baca Juga: Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang, Kapolsek Menes Jadi Pahlawan Lantaran Berhasil Lakukan Hal Ini

Istimewa
Istimewa

Menkopolhukam Wiranto saat melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Banten.

"Rombongan berhenti, beberapa orang ikut menjaga Wiranto ketika turun dari mobil, tiba-tiba ada satu orang tidak dikenal menusuk Pak Wiranto, lalu ada satu orang perempuan lagi berusaha untuk menusuk," kata seorang warga, Madrain (27), kepada wartawan di Alun-alun Menes, Kamis (10/10/2019).

Penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, Kamis (10/10/2019) di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, begitu mengejutkan. Namun, penusukan atau pembacokan terhadap pejabat negara bukan yang pertama terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Berafliasi dengan ISIS, Benarkah Penyerang Menkopolhukam Wiranto Adalah Anggota Kelompok JAD yang Terbentuk di Penjara Nusakambangan?

Dok Polres Pandeglang
Dok Polres Pandeglang

Pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto

Berdasarkan arsip Kompas, awal Maret 2000, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa dan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Matori Abdul Djalil juga dibacok di dekat kediamannya di Kompleks Perumahan Tanjung Mas Raya, Jakarta Selatan.

Dari “pintu darurat” itulah, pelaku masuk menemui Matori yang pagi itu masih mengenakan sarung. Kepada Matori, pria yang mengenakan jaket biru, kemeja putih, dan celana warna gelap, dengan membawa tas hitam itu menawarkan perabotan rumah tangga. Namun, tiba-tiba pria itu membacok Matori.

Dalam rilis Polda Metro Jaya, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Mayjen (Pol) Nurfaizi, Jumat (10/3/2000) mengatakan, salah satu otak pelaku pembacokan Matori adalah Zulfikar.

Baca Juga: Berjenggot dengan Baju Hitam, Penyerang Menkopolhukam Wiranto Ini Berhasil Dihalangi Kapolsek Menes. Lihat Foto Pelaku yang Tergolek Lemah

Iwan Setiyawan/KOMPAS
Iwan Setiyawan/KOMPAS

Menteri Pertahanan (Menhan) Matori Abdul Djalil memberi penjelasan tentang penghidupan kembali Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda di Nanggroe Aceh Darussalam saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Gedung MPR/DPR Jakarta, Selasa (5/2).

Namun, saat ditanya siapa sebenarnya Zulfikar dan motif dia ingin membunuh Matori, Nurfaizi tidak banyak menjelaskan. “Tanyakan saja langsung kepada tersangka (Sabar-Red),” katanya. (Kompas, 11 Maret 2000).

Saat diwawancarai wartawan, tersangka Sabar mengungkapkan, Zulfikar adalah guru mengaji dan mempunyai sebuah pesantren di Jawa Barat. Namun demikian, Sabar mengatakan pesantren tersebut berada di Maseng, Bogor, Jawa Barat.

Zulfikar berkeinginan membunuh Matori, kata Sabar yang mengaku sebagai anggota Angkatan Mujahidin Islam Nusantara, karena Ketua Umum PKB ini dinilai menyimpang dari ajaran agama Islam, karena PKB-nya tidak berlandaskan Islam.

Baca Juga: Menkopolhukam Wiranto Ditusuk Orang, Kapolsek Menes Jadi Pahlawan Lantaran Berhasil Lakukan Hal Ini

Johnny TG/KOMPAS
Johnny TG/KOMPAS

Ahmad Tajul Arifin alias Sabar (tengah) tersangka pembacok Matori Abdul Djalil berhasil ditangkap anggota Resimen Mobil (Resmob) Kepolisian Daerah Metro Jaya pada hari Kamis (09 Maret 2000) di Tangerang.

“Bank BCA dirampok juga karena bank juga tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bank itu membolehkan riba yang dilarang Islam,” kata Sabar, ketika itu.

Sebagaimana halnya Wiranto, Matori saat itu berhasil diselamatkan nyawanya setelah dirawat di rumah sakit. (Haryo Damardono/Kompas.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya