Kerusuhan Aksi Mahasiswa di DPR Usai, Kini Petugas Sibuk Bersihkan Fasilitas Umum yang Rusak. Lihat Foto-foto Usai Kekacauan Aksi Itu

Rabu, 25 September 2019 | 07:45
KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Kondisi tol Pejompongan yang terbakar akibat kerusuhan di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu pagi (25/9/2019).

Fotokita.net - Unjuk rasa mahasiswa di depan kompleks DPR RI berujung rusuh pada Selasa (24/9/2019) sore hingga malam hari.

Saat malam hari, suasana sempat mencekam ketika pihak kepolisian menembakkan gas air mata ke arah kerumanan pendemo.

Pasca-unjuk rasa yang berujung ricuh, Selasa (24/9/2019) sore hingga Rabu (24/9/2019) dinihari, kerumunan massa sudah tak terlihat lagi di seputaran Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Arus lalu lintas jalan raya pun sudah pulih kembali. Meski demikian, jalan tol di seputaran Senayan masih ditutup.

Baca Juga: Bukan Muncul Tiba-Tiba, Begini Alasan Polisi Tuding Anarko Sindikalis Jadi Biang Keladi Kerusuhan Aksi Mahasiswa di Bandung. Siapakah Mereka?

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Arus lalu lintas menuju Jalan Pejompongan Raya, depan kantor BPK telah pulih kembali, pada Rabu (25/9/2019) subuh.

Pantauan, Rabu (25/9/2019) subuh, arus lalu lintas di sepanjang Jalan Gatot Subroto, persis depan Kompleks Parlemen, sudah dibuka kembali, begitu pula arah sebaliknya menuju Semanggi. Sejumlah petugas kebersihan terlihat mulai membersihkan puing-puing sisa kerusuhan.

Meski demikian, kendaraan bermotor yang melintas di depan Kompleks Parlemen harus berhati-hati karena proteksi bus TransJakarta masih berada di tengah jalan raya.

Saat unjuk rasa, massa menggeser separator TransJakarta tersebut dari posisinya. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sedang berupaya membenahi itu dengan menggunakan alat berat.

Baca Juga: Kerusuhan Pecah dalam Aksi Mahasiswa di Bandung, Polisi Tuding Dalangnya Adalah Anarko Sindikalis. Siapakah Mereka Itu? Lihat Foto-foto Aksi Mahasiswa Di Sana

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Situasi arus lalu lintas di seputaran Kompleks Parlemen sudah pulih kembali tetapi kepolisian masih menutup jalan tol dalam kota, Jakarta Pusat, Rabu pagi (25/9/2019).

Arus lalu lintas juga terlihat lancar di Jalan Palmerah Timur, kawasan Stasiun Palmerah, dan juga di Jalan Pejompongan Raya (depan Badan Pemeriksa Keuangan). Kawasan itu, sebelumnya, sempat macet dan penuh sesak oleh kerumunan massa.

Di Jalan Gerbang Pemuda, depan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), arus lalu lintas juga kembali normal. Tak ada penjagaan petugas di sana.

Namun demikian, kepolisian dan Jasa Marga masih menutup tiga pintu masuk tol dalam kota, yakni pintu tol Tomang, pintu tol Pejompongan, dan pintu tol Senayan. Kendaraan umum atau kendaraan pribadi dilarang melintas melalui pintu-pintu tol tersebut.

Baca Juga: Di DPR Aksi Mahasiswa Berujung Rusuh, Apa Alasan Fahri Hamzah Sebut Pelaku Kerusuhan Bukan dari Kalangan Mahasiswa? Lihat Foto-foto Kekacauan yang Bikin Kita Cemas Itu

Fasum rusak

Saat ditelusuri lebih jauh, penutupan akses masuk tol dalam kota ternyata disebabkan kondisi dua pintu tol yang telah rusak parah, yakni pintu tol Pejompongan dan pintu tol Senayan.

Pintu tol Pejompongan habis dibakar massa saat aksi unjuk rasa. Pintu tol itu berada di persis seberang kompleks DPR RI. Sejumlah petugas Jasa Marga terlihat sedang membersihkan puing-puing sisa kebakaran.

“Kaca-kaca dipecahin semua dan dibakar. Ini kami sedang mengelurkan barang-barang yang sudah rusak, terbakar,” kata Joni, salah satu petugas.

Baca Juga: Ajukan Sejumlah Tuntutan, Mahasiswa di Berbagai Daerah Lakukan Aksi Turun ke Jalan. Lewat Foto Ini, Mereka Bilang: Cukup Cintaku yang Kandas, KPK Jangan!

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Petugas sedang membersihkan halte yang penuh coretan anarkis akibat kerusuhan di seputaran kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu pagi (25/9/2019). Kaca di halte itu juga ikut pecah akibat kerusuhan.

Sementara itu, di pintu tol Senayan, kerusakan terjadi di seluruh mesin elektronik pembayaran. Kondisi mesin sudah pecah.

“Mobil tak bisa masuk sini. Harus diganti (mesinnya),” kata Rudi, salah satu petugas Jasa Marga.

Kerusakan fasilitas umum ternyata tak hanya itu. Halte-halte bus TransJakarta juga menjadi sasaran, seperti Halte Slipi Petamburan dan Halte Senayan JCC. Kaca-kaca di dua halte itu pecah. Pecahan kaca terlihat masih berserak di jalanan dan di dalam halte-halte tersebut.

Selain itu semua, pantauanKompas, banyak sekali coretan-coretan di halte dan tembok-tembok gedung, seperti di Badan Pemeriksa Keuangan dan GWA Tours.

Baca Juga: Dinilai Bela Rakyat Kecil, Aksi Mahasiswa di Gejayan Dapat Berkah dari Pedagang Buah. Lihat Kesamaan Foto Saat Demo Mahasiswa di Gejayan Pada 1998

Tuntutan mahasiswa

Seperti diberitakan sebelumnya, sejak Selasa pagi (24/9/2019), mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta dan luar Jakarta, berunjuk rasa di seputaran Kompleks Parlemen, di kawasan Senayan, Jakarta. Unjuk rasa merupakan kelanjutan unjuk rasa pada Senin (23/9/2019).

Mereka menuntut agar rencana pengesahan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang materinya bermasalah dibatalkan. RUU dimaksud, Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Pertanahan.

Baca Juga: Bukan dari Cukong Ataupun Konglomerat, Uang Buat Aksi Mahasiswa Turun ke Jalan Didapat dengan Cara Ini. Kini, Jumlahnya Sudah Lebih dari Rp 100 Juta!

KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Separator TransJakarta yang digeser massa pengunjuk rasa di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, dikembalikan ke posisinya semula, Rabu (25/9/2019) subuh.

Selain itu, sejumlah elemen mahasiswa juga menuntut Presiden Joko Widodo mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) untuk membatalkan revisi UU KPK yang telah disetujui disahkan menjadi undang-undang, beberapa waktu lalu. Sebab, revisi dinilai bakal melemahkan KPK.

Atas tuntutan mahasiswa itu, Selasa siang, Ketua DPR Bambang Soesatyo menyampaikan rencana pengesahan keempat RUU ditunda. DPR bersama pemerintah akan mengkaji kembali pasal-pasal yang dinilai bermasalah selain mensosialisasikan materi RUU lebih masif ke publik.

Namun Selasa sore, unjuk rasa yang semula berjalan tertib berubah menjadi rusuh. Massa bentrok dengan polisi hingga Rabu (25/9/2019) dinihari. (KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO)

Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma