Fotokita.net -Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda saat dihubungi mengatakan, situasi keamanan di Wamena hingga Senin pagi telah berhasil dikendalikan aparat TNI dan Polri.
“Sebanyak 2.000 warga yang mengungsi ke tempat kami. Saat ini kami bersama TNI terus bersiaga untuk mengantisipasi adanya aksi susulan dari massa,” kata Tonny.
Sementara itu Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya Letnan Kolonel Inf Candra Dianto menambahkan, sebanyak 1.500 warga yang telah mengungsi ke Markas Kodim 1702 Jayawijaya.
Kepolisian Daerah Papua menyatakan, hingga Selasa (24/9/2019) sebanyak 21 warga sipil meninggal dalam insiden kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin kemarin. Sebagian korban terjebak dalam puing bangunan yang dibakar massa.
Puing-puing bangunan yang terbakar di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (24/9/2019).
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat ditemui di Markas Polda Papua, Kota Jayapura, pada Selasa (24/9) mengatakan, 17 warga yang meninggal dunia berdasarkan pendataan terakhir hingga malam hari.Sementara hasil temuan aparat keamanan pada Selasa pagi, sebanyak empat jenazah di bawah puing-puing bangunan yang terbakar.
“Berdasarkan data sementara, 21 warga meninggal dunia. Sebagian yang meninggal karena terjebak dalam ruangan yang terbakar,” kata Ahmad.
Ahmad menuturkan, kemungkinan besar jumlah korban yang meninggal masih akan bertambah. Sebab, proses pencarian korban di bawah puing-puing bangunan yang terbakar masih berlangsung hingga kini.
Para warga yang mengungsi ke Kodim 1702 Jayawijaya sejak Senin (23/9/2019) kemarin.
“Saat ini situasi keamanan di Wamena telah kondusif. Sekitar 300 pasukan Brimob dan Polres Jayawijaya yang bersiaga di sana,” tutur Ahmad.
Adapun unjuk rasa dipicu adanya informasi hoaks dugaan ujaran rasis dari seorang guru ke salah satu siswa di SMA PGRI Wamena pada tanggal 21 September 2019.
Massa mendatangi sejumlah sekolah dan meminta para pelajar berhenti untuk mengikuti kegiatan belajar. Massa pun membakar banyak fasilitas publik milik pemerintah seperti kantor Bupati Jayawijaya, sejumlah pertokoan, dan ratusan rumah warga.
Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa pada Senin (23/9/2019) kemarin.
Jaringan internet di Wamena pun telah terputus. Bandar Udara Wamena pun tidak beroperasi sejak Senin pagi. Aktivitas perekonomian di daerah yang menjadi pusat distribusi barang di kawasan pegunungan tengah Papua ini pun lumpuh total.
Yudhi (40), salah satu warga yang mengungsi mengaku, para pengungsi berharap adanya bantuan makanan, tenda, selimut, air bersih dan obat-obatan.
Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa pada Senin (23/9/2019) kemarin.
“Saat ini warga hanya tidur di ruang terbuka milik Kodim dan Polres Jayawijaya. Semua pusat perbelanjaan, kios dan apotik ditutup pemiliknya,” ungkap Yudhi. (FABIO MARIA LOPES COSTA/Kompas.id)