Fotokita.net - Pada Senin (22/9/2019) dua kejadian anarkis terjadi di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya.
Di Kota Jayapura, terjadi bentrok antar Alinasi Mahasiswa Papua yang menyebabkan 1 anggota TNI gugur dan 6 anggota Brimob luka berat. Dari kejadian itu, aparat mengamankan 318 orang yang kini ditahan di Mako Brimobda Jayapura.
Sementara, di Wamena, Jayawijaya, massa yang terprovokasi hoaks soal rasis, melakukan tindakan anarkisme. Perkantoran, toko-toko hingga kendaraan bermotor dirusak dan dibakar massa.

:quality(100)/photo/2019/09/23/701393705.jpg)
Para pengunjuk rasa menaiki truk menyusul aksi rusuh yang terjadi di sebuah universitas di Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019). Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.
Merespons dua kejadian yang hari ini terjadi di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayawijaya, Gubernur Papua Lukas Enembe telah mengeluarkan pernyataan tegas.
Ia menyayangkan niat baik untuk membangun komunikasi belum ditanggapi oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), meski secara resmi ia telah mengeluarkan surat kepada mereka.
Dengan adanya aksi di Jayawijaya dan Kota Jayapura, Lukas mengingatkan para mahasiswa untuk tidak berulah dan meminta mereka kembali ke kota studinya.
"Saudara hentikan seluruh kegiatan yang berbau kejahatan. Kalau you mau sekolah, kembali ke tempat studi kalau daerah itu dianggap aman," ujar Lukas, di Jayapura, Senin (23/9/2019).
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge
Bagi mahasiswa yang saat ini sudah kembali ke Papua, ia memastikan pemerintah siap memfasilitasi mereka untuk kembali ke kota studinya.
Lukas mengingatkan, hukum tidak memandang status siapapun yang melanggar aturan, termasuk para mahasiswa.
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge
"Saya tegas bicara, saudara tidak mau ketemu gubernur bicara, dan dengan tindakan begini tidak akan anda diampuni. Saudara harus sadar itu, ini kami tegas bicara, kami siap pulangkan kalian ke kota studi," tutur dia.
Para mahasiswa juga dimintanya berhenti menuntut pemerintah memberikan referendum bagi Papua, karena hal tersebut telah tegas dijawab.
Para pengunjuk rasa menaiki truk menyusul aksi rusuh yang terjadi di sebuah universitas di Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019). Gubernur Papua Lukas Enembe menyebut terdapat korban jiwa dan luka-luka dari kerusuhan yang masih ditelusuri penyebabnya tersebut.
"Itu percuma, negara sudah tegas, persoalan sudah selesai, jangan jadi korban dengan harapan bicara kemerdekaan. Itu sudah final," kata Lukas. Selain itu, Lukas mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan dua kejadian tersebut, karena aparat dan pemerintah tengah berusaha menanganinya.
"Demikian juga kepada seluruh penduduk nusantara jangan terpancing dengan situasi ini, tenang dan laksanakan pekerjaan seperti biasa, jangan terprovokasi dengan keadaan ini," kata Lukas. (Dhias Suwandi/Kompas.com)
Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019). Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, dan beberapa kios masyarakat pada aksi berujung ricuh yang diduga dipicu kabar hoaks tentang seorang guru yang menge