Fotokita.net - Kerusuhan di beberapa titik di Papua yang diduga dipicu oleh tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang, Semarang, dan Surabaya kian memanas.
Duduk perkaranya bermula dari kedatangan ormas (organisasi masyarakat) ke Asrama Mahasiswa Papua karena tidak terima atas tiang bendera yang dipatahkan dan perusakan bendera merah putih yang kemudian di buang diselokan.
Perlakuan tidak baik terhadap bendera merah putih ormas dapatkan dari konten yang tersebar di whatsapp group.
Melansir dari Kompas.com, Muhammad, salah satu perwakilan massa, mengatakan, di grup-grup WhatsApp beredar foto oknum mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera Merah Putih.
Baca Juga: Dapat Izin dari Gus Dur, Bendera Bintang Kejora Boleh Berkibar di Tanah Papua, Tapi Ada Syaratnya...

:quality(100)/photo/2019/08/19/4023631313.jpg)
Sejumlah orang keluar dan mengangkat tangannya di Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019). Sebanyak 43 orang dibawa oleh pihak kepolisian untuk diminta keterangannya tentang temuan pembuangan bendera Merah Putih di depan asrama itu pada Jumat (16/8/2019).
"Di satu grup (WhatsApp) bendera Merah Putih dipatah-patahkan dan dibuang di selokan. Saya lihat (foto) itu di grup Aliansi Pecinta NKRI," kata Muhammad.
Kondisi tersebut sempat memanas, juru Bicara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya Dorlince Iyowau mengatakan, pada pukul 15.20 WIB saat asrama dipadati ormas, aparat keamanan diduga merusak pagar asrama dan mengeluarkan kata-kata rasisme.
"Tentara masuk depan asrama disusul lagi Satpol PP lalu merusak semua pagar. Mereka maki kami dengan kata-kata rasis," kata Dorlince.
Tapi, kejadian ini berhasil diredam.Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho Kombes Pol Sandi Nugroho, Jumat (16/8/2019) malam mengatakan akan mendalami dugaan adanya bendera Merah Putih yang diduga diduga dipatahkan dan dibuang oleh mahasiswa Papua di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Kerusuhan Juga Terjadi di Mimika, Apakah Perlu Status Darurat di Papua Barat?
Kapolri Tito Karnavian di RS Bhanyangkara Polda Jatim, Senin (19/8/2019)
Pada Senin (19/8/2019) warga Papua di Manokwari mengadakan aksi atas ketidakterimaan mereka pada kejadian yang dialami mahasiswa Papua di Jawa Timur.
Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan kepadaKompas.com, situasi demonstrasi pada Senin (19/8/2019) siang sempat memanas tak terkendali.
Pembakaran Gedung DPRD Papua Barat di Manokwari, Senin (19/8/2019).
Tak hanya di Manokwari, warga di Kota Jayapura, Papua, turut melakukan aksi protes serupa dengan titik kumpul massa menyebar di beberapa titik, mulai dari Perumnas 3, Expo Waena dan Abepura.
Situasi di Manokwari, Papua Barat, sudah mulai kondusifpada Senin(19/8/2019)malam.
Tampak dari gambar-gambar yang diperoleh dariAntara Foto, kondisi gedung DPRD Papua Barat dan beberapa bangunan lain yang hangus terbakar pasca-kerusuhan. Sejumlah pohon juga tampak bertumbangan dan menutup ruas jalan.
Kondisi gedung Majelis Rakyat Papua yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019). Suasana Manokwari mulai kondusif pascaaksi kerusuhan akibat kemarahan atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Pada Selasa (20/8/2019) pagi, terlihat sejumlah polisi membersihkan sisa kerusuhan di salah satu ruas jalan di Manokwari. Menyusul kondisi yang berangsur kondusif, warga mulai melakukan aktivitas di ruang publik meskipun dalam skala terbatas.
Kondisi gedung DPRD Papua Barat yang terbakar pascakerusuhan di Manokwari, Papua Barat, Senin (19/02/2019). Suasana Manokwari mulai kondusif pascaaksi kerusuhan akibat kemarahan atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Setelah kondisi di Manokwari sudah kondusif. Pada hari Rabu (21/8/2019) kerusuhan meletup kembali. Kali ini terjadi di Fakfak dan Mimika.
Sejumlah polisi membersihkan sisa kerusuhan di salah satu ruas jalan di Manokwari, Papua Barat, Selasa (20/8/2019). Kondisi Manokwari sudah kondusif dan warga mulai melakukan aktivitas di ruang publik meskipun dalam skala terbatas.
Baca Juga: Lihat Foto-foto Keindahan Papua, Bianglala Surgawi di Khatulistiwa
Kali ini, aksi demo di Fakfak diwarnai pembakaran Pasar Tambaruni dan Kantor Dewan Adat. Sementara sejumlah jalan raya diblokade. Sejumlah kios tutup sehingga pusat perekonomian terhenti.
Bahkan, menurut kesesaksian seorang warga, massa sempat mengibarkan bendera Bintang Kejora di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Pengibaran bendera Bintang Kejora di Fakfak, Papua Barat.
Pihak kepolisian setempat mengerahkan personel Brimob untuk memulihkan keamanan di wilayah tersebut. Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey mengatakan, saat ini Kapolres Fakfak bersama aparat TNI dan Polri sudah berada di lokasi guna mengamankan massa.
Kericuhan di Kabupaten Fakfak Papua
Berdasarkan pantauan jurnalisKompas.com, Isrul, di lapangan, ribuan demonstran yang berunjuk rasa di halaman gedung DPRD Mimika merusak berbagai fasilitas umum, antara lain gedung DPRD Mimika, bangunan di sekitar gedung DPRD hingga mobil yang berada di jalan.
"Selain itu, massa juga memblokade jalan Cendrawasih," kata Isrul via sambungan telepon.
Warga melakukan aksi dengan pengawalan prajurut TNI di Bundaran Timika Indah, Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
"Mudah-mudahan situasi di Fak fak segera kondusif seperti halnya di Manokwari dan Sorong," kata AKBP Krey seperti dikutip dari antaranews.com, Rabu (21/8/2019).
Krey mengatakan, dari laporan terakhir, kondisi di Fakfak masih terkendali dan berharap masyarakat dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan anarkistis.
Menurut Krey, Kepolisian Daerah Papua Barat akan mengirim personel Brimob ke Fakfak dari Makassar yang jumlahnya sekitar 100 personel. "Memang kami sudah minta bantuan dan akan segara dikirim personel Brimob dari Makassar," kata dia.