Ikuti Jejak Jakarta dan Tangerang Selatan, Bekasi Turut Daftarkan Diri dalam Kota dengan Kualitas Udara Sangat Tidak Sehat

Kamis, 15 Agustus 2019 | 09:45
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemandangan laut dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta Utara, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi

Fotokita.net - Ada tiga kota di Indonesia yang membuat kita khawatir tentang kualitas udaranya. Setelah ribut-ribut perkara Jakarta sebagai kota dengan polusi udara paling buruk sedunia, kali ini publik membicarakan Kota Tangerang Selatan dan Bekasi yang rupanya memiliki data kualitas udara yang lebih buruk dari Ibu Kota.

Semua itu gara-gara AirVisual. Lewat data yang dapat diakses melalui lamanwww.airvisual.com warganet beradu argumen tentang kualitas udara ketiga kota itu. Tentu, ketika sudah ramai, para pejabat pun turut berbicara. Akankah ada solusi terhadap kualitas udara atas ketiga kota penting itu?

Situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com, mencatat kualitas udara Kota Bekasi, Jawa Barat lebih buruk ketimbang Jakarta pada Kamis (15/8/2019) pagi. Data AirVisual hingga pukul 08.00 WIB menyebut kualitas udara Jakarta ditandai dengan warna merah (tidak sehat), sedangkan Bekasi ungu (sangat tidak sehat).

Baca Juga: Anies Luncurkan Instruksi Atasi Polusi. Foto-foto Ini jadi Bukti Polusi Jakarta Sudah Sangat Buruk

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

Sejumlah warga melakukan aksi mengawal sidang perdana gugatan terkait polusi udara Jakarta di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (1/8/2019). Gugatan diajukan sejumlah LSM yang tergabung dalam Gerakan Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta

Jakarta sendiri tercatat menempati urutan ketiga kota besar dunia dengan polusi udara terburuk dengan tingkat kualitas udara 157. Jakarta ada di atas Chengdu dan Shanghai, Cina, serta di bawah Hanoi, Vietnam dan Kuwait City. Sementara itu, tingkat polusi udara Bekasi tembus angka 209.

Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.

Baca Juga: Larilah ke Kota-kota Ini untuk Sehatkan Diri dari Polusi Jakarta. Foto-foto Ini Buktikan Udara Tanpa Polusi

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemandangan laut dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta Utara, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi

Konsentrasi PM 2,5 Bekasi jauh melampaui ambang tersebut dengan torehan 159 mikrogram per meter kubik, jauh di atas Jakarta yang konsentrasi PM 2,5-nya "cuma" 66,6 mikrogram per meter kubik.

Dengan tingkat polusi seperti ini, kualitas udara di Jakarta dan Bekasi dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi. Untuk itu, kelompok sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan.

Warga yang beraktivitas di luar ruang dianjurkan untuk mengenakan masker guna menangkal polusi.

Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Tambah Kejam, Warga Negara Ramai-ramai Gugat Presiden, Menteri dan Gubernur

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mik

Sementara itu, situs penyedia data polusi udara, www.airvisual.com, mencatat kualitas udara Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, lebih buruk ketimbang Jakarta pada Selasa (13/8/2019) pagi.

Data AirVisual hingga pukul 08.30 WIB menyebut, kualitas udara Jakarta ditandai dengan warna merah (tidak sehat), sedangkan Tangsel ungu (sangat tidak sehat). Padahal, di sisi lain, AirVisual juga mencatat bahwa pagi ini Jakarta jadi kota besar dunia dengan polusi udara terburuk dengan tingkat kualitas udara 160.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya