KIsah Foto Inspiratif: Semut-semut Hitam yang Tak Pernah Lelah Gerogoti Bangkai Kapal di Antara Aroma Amis Tepian Jakarta

Selasa, 30 Juli 2019 | 12:20
ANTARA FOTO

Foto dirilis Jumat (26/7/2019), memperlihatkan tangan pekerja pembelah kapal di atas Kapal MV Golden Ocean, Cilincing, Jakarta. Usaha belah kapal sudah puluhan tahun beroperasi di kawasan itu, dengan upah para pembelah kapal yang bervariasi, ada yang bertugas sebagai pemotong, pemilah besi, hingga h

Fotokita.net - Usaha belah kapal merupakan usaha yang sudah puluhan tahun beroperasi di kawasan Cilincing, Jakarta Utara ada yang masih bertahan dan ada pula yang sudah gulung tikar.
Biasanya yang gulung tikar disebabkan modal usaha yang digunakan sudah habis dan mengalami kerugian besar.
Risiko kerugian yang dihadapi pengusaha biasanya karena salah memprediksi berat besi kapal yang akan di jual nantinya.
Baca Juga: Kisah Foto Inspiratif, Laki-laki Keras Kepala Ini Sukses Atasi Erosi Tanah dengan Teknik Pertanian Kuno!
ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA

Foto dirilis Jumat (26/7/2019), memperlihatkan pekerja mengangkut besi kapal yang sudah terpotong untuk dibawa ke darat di kawasan Cilincing, Jakarta. Usaha belah kapal sudah puluhan tahun beroperasi di kawasan itu, dengan upah para pembelah kapal yang bervariasi, ada yang bertugas sebagai pemotong,

"Biasanya pengusaha rugi, karena kalau beli kapal itu ya kita kira-kira aja memprediksi berapa berat kapalnya. Misalnya satu kapal harganya Rp 3,5 miliar dengan berat 850 ton, tahunya pas sudah dipotong terus dijual besinya enggak sampai 800 ton kan jadinya rugi, pabrik tutup," kata warga Cilincing Satriawan (32).
Gema bunyi besi kapal bekas yang beradu terdengar memekakkan telinga saat memasuki sebuah tempat usaha belah kapal di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.
Karena lokasinya yang hanya dibatasi tanggul antara daratan dengan laut utara Jakarta, semerbak bau amis dan cuaca panas menyengat menjadi menu harian di kawasan ini.
Baca Juga: Tukang Jamu, Oh Riwayatmu Kini. Foto-foto Warganet Sampaikan Kisahnya
Untuk memutilasi sebuah kapal dibutuhkan waktu yang berbeda-beda tergantung besar kecilnya kapal. Contohnya, kapal Golden Ocean dengan bobot 90 ribu ton, diperkirakan membutuhkan waktu sekitar satu tahun pengerjaan.
Para pembelah kapal itu bekerja dari pagi sampai sore dengan upah yang bervariasi. Mereka ada yang bertugas sebagai pemotong, pemilah besi hingga hanya sekedar mengaitkan besi-besi ke mesin katrol untuk diletakkan ke darat.
Seperti Oscar Syahputra (18) yang bertugas sebagai pemotong besi kapal. Ia bisa mendapatkan upah Rp 230 ribu per hari.
Baca Juga: Kemarau Ekstrim Menimpa. Foto-foto Ini Kisahkan Betapa Keringnya India
Lain halnya dengan Tsamirin (46) yang bekerja sebagai pemilah besi dan penjaga generator agar tetap menyala. Ia hanya mendapatkan upah Rp 90 ribu per hari.
"Kalau upah di sini beda-beda tergantung dari apa yang dikerjakan sama pekerja-pekerja itu, dan di sini kita terima harian. Pokoknya ongkos diterima bersih, soalnya makan, rokok sama minum udah disediain," ujar Rohim (33).
Sebagai pekerja pembelah kapal memang banyak risikonya, mulai dari gangguan pernapasan hingga tertimpa besi kapal.
Baca Juga: Kebakaran Hutan di Riau Kian Meluas, Akankah Indonesia Kembali Jadi Pengekspor Asap? Lihat Foto-foto dari Lapangan!
Namun, para pekerja itu mengatakan bahwa bisnis ini akan terus menjanjikan karena harga besi lebih stabil dan tidak terpengaruh fluktuasi mata uang asing, karena naik turun harga besi diukur dari kebutuhan pabrik besi itu sendiri. Foto dan teks : Antara Foto (Muhammad Adimaja)
Baca Juga: Foto-foto Tingkahnya Selalu Bikin Gemas, Rupanya Pemakan Kucing Bisa Terkena Dampak Kesehatan yang Berbahaya Ini

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya