Cuitan Lisa Marlina Dinilai Melecehkan Warga Bali. Padahal, Warga Bali Punya Desa Paling Bersih di Dunia. Inilah Bukti Fotonya!

Selasa, 23 Juli 2019 | 13:02

Rumah di Desa Penglipuran Bangli

Fotokita.net - Bali kembali menuai berita. Lewat platform media sosial Twitter, warganet ramai-ramai membahas salah satu kicauan penggunanya tentang masyarakat Bali. Sayangnya, pendapat di ruang publik Twitter yang dikicaukan oleh Lisa Marlina sebagai pemilik akun @lisaboedi itu dinilai telah melecehkan martabat warga Bali.

Kontan saja, warganet memberikan respon atas kicauan bernada negatif tentang masyarakat Bali, yang dikenal ramah dan menjunjung budaya leluhur itu. Kicauan Lisa Marlina itu tercatat pada 20 Juli 2019.

Respon paling nyata datang dari desainer ternama asalBali,Ni Luh Djelantik, berencana untuk melaporkan Lisa Marlina ke polisi karena kicauannya dianggap telah melecehkan martabat masyarakat Bali.

Baca Juga: Dulu Jadi Mainan Anak-anak, Kini Hewan Penghuni Pasir Rumah Kita Dibanderol Puluhan Juta Rupiah di Cina. Lihat Foto-foto Hewan yang Punya Khasiat Beragam Ini!

instagram/@niluhdjelantik

Lisa Marlina dan Niluh Djelantik

Belakangan, Lisa Marlina meminta maaf di Twitter karena kurang hati-hati dalam menyampaikan pendapat dan telah melakukantyposaat terlalu emosi membalas pengguna Twitter lain.

Padahal, kalau kita teliti lebih jauh, Bali dan masyarakatnya telah menjadi magnet utama pariwisata dunia. Ada sejumlah prestasi yang telah digoreskan oleh Tanah Dewata ini.

Twitter | @Niluhdjelantik

Cuitan Membawa Petaka, Permintaan Maaf Lisa Marlina kepada Ni Luh Ditanggapi Pelaporan

Lihat saja, salah satu desa yang berada di pelosok Bali. Desa ini dikenal sebagai tempat yang sejuk. Jauh dari bangunan bertingkat, polusi udara, dan ratusan ribu mobil.

Di dunia ini, ada banyak desa. Tapi hanya ada tiga desa yang berhasil menjadi desa terbersih di dunia.

Di tiga desa ini, kita tidak akan melihat sampah yang berserakan, tidak juga melihat mobil berhenti karena macet, udara sangat segar, bahkan lebih banyak tanaman hijau yang terlihat.

Baca Juga: Gempa Guncang Bali, Foto-foto Ini Paparkan Daftar Kerusakannya. Genting Berhamburan hingga Bangunan Pura Berceceran!

Salah satu desa terbersih di dunia bahkan ada di Indonesia.

Desa Penglipuran Bali

Di mana? Berikut tiga desa terbersih di dunia menurut

1. Desa Giethoorn, Belanda

Desa terbersih pertama ada di provinsi Overijssel, Belanda. Desa yang terletak di kotamadya Steenwijkerland disebut sebagaiLittle Venice.

Baca Juga: Darurat, Pantai di Selatan Bali Ini Jadi Lautan Sampah Plastik

Berdiri tahun 1230, desa ini hanya bisa diakses menggunakan perahu. Tidak ada mobil ataupun motor. Selain perahu, warga biasanya berjalan kaki.

Rumah di Desa Penglipuran Bangli

Ada 176 jembatan, taman, dan tempat-tempat indah lainnya. Setiap tahunnya ada 150.000 wisatawan yang berkunjung ke desa ini.

Desa Giethoorn hanya dihuni oleh 2.620 warga saja.

Baca Juga: Bukti Visual Suku-suku Kalimantan Berburu Kepala Manusia yang Bikin Ketakutan Penjajah Eropa

Desa Penglipuran Bali

2. Desa Mawlynnong, India

Mawlynnong adalah sebuah desa yang berada di distrik East Khasi Hills di India.

Pada tahun 2003, desa ini disebut sebagai desa terbersih di Asia.

Ada banyak daya tarik alam di desa cantik ini. Sampai Juni 2015, desa ini hanya dihuni oleh 500 penduduk dan ada sekitar 95 keluarga.

Warga 100 persen bertani terutama tanaman sirih.

Untuk kebersihan, warga membuat tempat sampah dari bambu lalu diarahkan ke pit kemudian dijadikan pupuk.

Baca Juga: Adu Cepat Fitur Kamera, Akankah Produsen Hape Cina Ini Kalahkan Samsung dengan Rilis Ponsel Berkamera 64 MP?

Merokok dan menggunakan plastik sangat dilarang di desa ini.

Alfa Pratama/IDEA
Alfa Pratama/IDEA

Lokasi Desa adat Penglipuran berada di kabupaten Bangli. Desa ini mudah dicapai karena letak jalan m

3. Desa Penglipuran, Indonesia

Indonesia juga menempatkan satu wakilnya dalam tiga desa terbersih di dunia. Desa Penglipuran terletak di Bangli, Bali Timur.

Desa ini terkenal dengan jalan yang bersih, banyak area taman, dan tempat sampah di setiap 30 meter.

Sejak 1995, desa ini sudah ditetapkan sebagai desa wisata. Wisatawan boleh berkunjung ke sini tapi harus menjaga kebersihan.

Baca Juga: Lari dari Bencana Banjir, Harimau Ini Jadi Tamu Tak Diundang di Kamar Tidur Warga. Apa yang Dilakukan Pemilik Rumah?

Selain bersih, desa ini juga sangat menjaga keindahan dan kerukunan warganya. Bahkan desa Penglipuran sudah menerima penghargaan Kalpataru.

Intisari
Intisari

Desa Penglipuran, Bali

Sejak 700-an Tahun

Desa Penglipuran merupakan salah satu desa yang dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Kabupaten Bangli.

Desa Adat Penglipuran berlokasi di kabupaten Bangli, sekitar 45 km dari Denpasar. Desa Adat Penglipuran ini sudah ada sejak 700-an tahun yang lalu, yaitu pada zaman kerajaan Bangli.

Nama Penglipuran berasal dari kata Pengeling Pura yang berarti tempat suci untuk mengingat para leluhur. Keunikan dari Desa Penglipuran Hal yang unik dari desa ini adalah kemampuannya mempertahankan tradisi berumur ratusan tahun.

Baca Juga: Bikin Penasaran Pecinta Gadget, Akun Twitter Ini Bocorkan Render Hape Google yang Bakal Punya Kamera Apik!

Segala pengembangan fisik desa dan pengembangan budayanya masih mengacu pada tanah leluhur. Bahkan untuk berbagai upacara adat tertentu masih harus memohon restu ke tanah leluhur.

Abiyu Pradipa

Desa Adat Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali. | Barry Kusuma

Tanpa Kendaraan Roda Empat

Jalan desa sebagai pemisah dipertahankan bebas dari kendaraan roda empat dan tidak menggunakan aspal tetapi paving block dan batu sikat.

Rumah setiap keluarga dalam setiap kaveling tampak hampir seragam semuanya, berada dalam pekarangan dan dibatasi oleh pagar tembok serta memiliki gerbang khas Bali sebagai pintu masuk.

Setiap pekarangan mempunyai beberapa bangunan berupa ruangan tidur, ruangan tamu, dapur, balai-balai, lumbung dan tempat sembahyang. Antara satu pekarangan dengan pekarangan lainnya terdapat jalan sempit yang menghubungkan keduanya.

Baca Juga: Viral FaceApp, Buat Pemakai Hape Android Ternyata Ada 3 Aplikasi Alternatif Buat Edit Foto Muka Tua!

Hutan Bambu

Bangunan berarsitektur tradisional dengan material tiang dari kayu dan atap yang khas dari bambu menjadi salah satu keunikan bangunan di Penglipuran.

Rumah di Desa Penglipuran Bangli

Penggunaan bambu yang cukup dominan merupakan salah satu bentuk kearifan dalam memanfaatkan bahan almi di sekitarnya. Di Penglipuran, 40 persen wilayahnya merupakan hutan bambu. Material untuk bangunan bisa diambil dari hutan ini. Di samping untuk bangunan, bambu juga digunakan untuk bahan barang kerajinan dan kebutuhan untuk ritual.

Dari sisi ekologis, hutan bambu sangat penting untuk menahan erosi mengingat kondisi lahan desa yang miring.

Konsep Tri Mandala

Desa ini menganut tata ruang dengan Konsep Tri Mandala. Maksudnya, wilayah desa dibagi ke dalam tiga ruang yang berbeda berdasarkan fungsi, yaitu utama, madya dan nista.

Letak ketiga ruang ini membujur dari utara (gunung) ke selatan (laut), dengan jalan desa lurus berundak sebagai poros tengah, memisahkan ruang madya menjadi dua bagian.

Di paling utara pada zona utama atau “ruang pada dewa”, berdiri bangunan suci pura bernama Penataran tempat beribadah para penduduk desa. Adapun zona madya atau “ruang manusia” terdapat 76 petak pekarangan dan rumah tempat bermukim warga terbagi ke dalam dua jajaran, yaitu barat 38 dan timur 38. Bagian paling selatan adalah nista mandala atau “ruang bagi manusia yang telah meninggal” berupa tempat pemakaman penduduk desa.

Anugerah Kalpataru

Penataan struktur Desa Penglipuran tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat adat Desa Penglipuran yang sudah berlaku turun temurun. Perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka dan pertamanan yang asri membuat para wisatawan merasakan nuansa Bali pada jaman dahulu.

Keteraturan yang ada di Desa Penglipuran ini tidak lepas dari konsep tata ruang yang disesuaikan dengan konsep tata ruang dalam ajaran Agama Hindu, yaitu Tri Mandala.

Kegigihan para penduduknya untuk memperjuangkan keaslian desa juga patut mendapat penghargaan, tidak mengherankan jika desa Penglipuran pernah memperoleh anugerah Kalpataru.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : Intisari.grid.id

Baca Lainnya