Bukti Visual Suku-suku Kalimantan Berburu Kepala Manusia yang Bikin Ketakutan Penjajah Eropa

Selasa, 23 Juli 2019 | 06:37
Grid.id

Suku Dayak

Fotokita.net- Cerita ini telah diakui oleh penjelajah Eropa. Mereka yang datang untuk menjajah tanah Kalimantan seperti tak percaya atas informasi yang telah beredar.

Sekitar satu abad lalu, penjajah Inggris dibuat ketakutan atas informasi adanya suku-suku di Kalimantan yang memotong kepala korban mereka dan melestarikannya sebagai piala atau untuk tujuan ritual.

Dilansir dari The Culture Trip, pemburu kepala di Kalimantan aktif hingga sekitar satu abad yang lalu.

Baca Juga: Telanjang Dada dan Berburu di Hutan, Kehidupan Suku Terancam Punah Ini Berhasil Diungkap Lewat Foto-foto Mengagumkan

Berbagai suku, termasuk Iban Sarawak, Saburut Murut dan Kadazan-Dusun membawa ketakutan kepada penjajah Inggris awal.

Mahandis Yoanata Thamrin

Sibau Mobang, lelaki berusia sekitar 50-an tahun, kepala suku Dayak Tring yang mempunyai tradisi kan

Baca Juga: Foto-foto Petani Grobogan yang Hasilkan Garam dengan Cara Unik dan Langka. Bahan Bakunya dari Air Sumur Lho!

Hal itu membuat Inggris menjuluki Kalimantan sebagai tanah 'Borneo Barbaric.'

Mereka mengumpulkan kepala prajurit musuh untuk dibawa pulang sebagai piala atau sebagai bukti kemenangan mereka.

Atau ada juga yang harus membunuh dan membawa tengkorak itu kembali ke desa untuk izin menikah atau maskawin.

Terlepas dari motifnya, praktik perburuan kepala di Kalimantan telah membangkitkan minat dan menanamkan rasa takut pada orang luar selama beberapa generasi.

Ancient Origins
Ancient Origins

Kisah Suku Pemburu Kepala di Kalimantan, Memenggal Kepala Dipercaya Jadikan Mereka Kuat

Iban

National Museum of World Cultures
National Museum of World Cultures

Pemburu kepala membawa kembali tengkorak sebagai tanda kemenangan atau sebagai izin untuk menikahi seseorang

Dalam budaya Iban, perburuan kepala adalah tanda kejantanan.

Suku Iban percaya bahwa memotong kepala dapat memberi mereka roh yang membuatnya lebih kuat.

Larangan yang diterapkan oleh Sir James Brooke dari Inggris pada tahun 1800 menghambat praktik tersebut.

Tapi tradisi kunodihidupkan kembali selama pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II dan upaya Indonesia gagal untuk menyerang Sarawak pada 1960-an.

Baca Juga: Foto-foto Kehidupan Primitif Suku di Hutan Amazon Bikin Kita Melongo

Saat ini, sejumlah kecil pria Iban tua memiliki garis berlekuk di punggung tangan mereka.

Ini menunjukkan bahwa mereka telah membunuh dan memotong kepala seseorang sebelumnya.

Murut

Suku Murut ditakuti di seluruh Kalimantan karena praktik perburuan kepala.

Baca Juga: Pendidikan Bagi Generasi Masa Depan Suku Anak Dalam. Lihat Foto Kesehariannya!

Sementara Iban memutuskan kepala untuk 'trofi', masyarakat dan budaya Murut jauh lebih brutal dan kejam.

Seorang pemuda yang gagal mengumpulkan setidaknya dua kepala hanya akan menerima sedikit rasa hormat.

Sebelum menikah, pria harus memenggal setidaknya satu kepala atau akan dikucilkan.

Kadazan-Dusun

National Geographic

Tengkorak

Bagi Kadazan-Dusun, pemenggalan kepala memiliki fungsi spiritual.

Anggota suku ini percaya bahwa tubuh memiliki beberapa roh yang berangkat ke Gunung Kinabalusegera setelah kematian.

Seorang prajurit muda Kadazan-Dusun perlu memenggal kepala saat korban masih hidup untuk melestarikan semangatnya.

Baca Juga: Lihat Foto Persiapan Suku Terasing di Gorontalo yang Akan Ikut Pemilu untuk Pertama Kalinya

Seorang kepala dari mayat yang jiwanya sudah pergi tidak ada artinya dalam pandangan mereka.

Masyarakat mengadakan upacara khusus untuk menenangkan jiwa kepala.

Mereka percaya jika mereka menjaga semangat itu, maka akan melindungi desa mereka dari bencana. (Mufflika Nur Fuaddah/Intisari Online)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : The Culture Trip

Baca Lainnya