Polusi Jakarta Semakin Kejam, Foto-foto Udara Ini Beri Buktinya!

Rabu, 10 Juli 2019 | 07:00
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Fotokita.net - Memasuki bulan kemarau, cuaca di Jakarta menjadi lebih panas. Ternyata ini juga disebabkan oleh meningkatnya kadar polusi dari tahun sebelumnya.

Jakartapanas bukanlah hal yang baru. Tapi, peningkatan polusi udara yang semakin parah juga bisa menjadi masalah besar bagi ibu kota Negara Indonesia.

Baca Juga: Jakarta Makin Padat, Rupanya Banyak yang Tak Sadar Perumahan Ini Dibangun di Atas Pusat Belanja. Foto Udara Ini Mengungkapnya!

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana berbagai bangunan terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Musim Kemarau baru berlangsung 2 bulan, artinya Jakarta akan terus bertambah panas sampai Hujan turun meluruhkan konsentrasi polusi Jakarta.

Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbal KPBB (KPBB) Ahmad Safrudin bercerita kepada wartawan Kompas(28/6/2019), bahwa berdasarkan air quality index (AQI) pada 2018, rata-rata tahunan konsentrasi PM 2,5 adalah 42,42 mikrogram per meter kubik. Sementara, pada 1 Januari-4 Juni 2019, rata-rata konsentrasi PM 2,5 sudah 57,66 mikrogram per meter kubik.

Baca Juga: Yuk Kita Sambut Gelaran Apik, Jakarta International Photo Festival

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Baca Juga: Duh, Ternyata di Pinggir Beton Jakarta Ada Sekolah Sukarela yang Bikin Kita Trenyuh. Lihat Fotonya Yuk
Parameter PM 2,5 dipakai karena unsur ini mendominasi zat pencemar di udara, di atas sulfur dioksida ataupun karbon monoksida.
PM2,5adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer).
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena kabut polusi di Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). Kualitas udara di DKI Jakarta memburuk pada tahun ini dibandingkan tahun 2018. Prediksi ini berdasarkan pengukuran PM 2,5 atau partikel halus di udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).

Saking halusnya, partikel ini sanggup menembus masker dan sulit disaring oleh bulu hidung, sehingga besar kemungkinan menyusup sampai paru-paru dalam jumlah besar.
Baca Juga: Benarkah Hidup di Trotoar Kebon Sirih Lebih Tenang Ketimbang di Afghanistan? Foto-foto Ini Beri Buktinya!
Di sisi lain, Puput mengatakan, ada peluang tingkat polusi udara pada akhir 2019 nanti menampilkan jumlah yang lebih tinggi ketimbang hasil pengukuran terakhir Juni silam.
Beberapa hari belakangan, jagat maya sempat ramai oleh data hasil pemantauan AirVisual pada Selasa (25/6/2019) pagi, ketika Jakarta masuk dalam 4 kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia setelah Dubai, New Delhi, dan Santiago.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Gambaran Terkini Polusi Udara Ibu Kota". Ditulis olehVITORIO MANTALEAN.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya