Potret Sampah Plastik Di Indonesia, Dari Impor Sampah Hingga Dana Hibah

Senin, 08 Juli 2019 | 09:05
Voa Indonesia

Sampah-sampah plastik tampak mencemari Laut Teluk Lampung, Bandar Lampung, 21 Februari 2019 lalu (foto: ilustrasi).

Fotokita.net - Polemik sampah plastik terus dihadapi oleh Indonesia. Dari aktivis lingkungan hingga bantuan dari Pemerintah AS untuk Indonesia dalam memerangi sampah plastik telah dilakukan.

Sekitar setahun silam, tepatnya Minggu, 18 November 2018 Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan warga terdampar di sekitar Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dalam keadaan tengah menjadi bangkai.

Baca Juga: Kota Tua, Pilihan Liburan Favorit nan Murah. Lihat Foto-foto Keunikannya

paus mati di perairan Wakatobi

Hal ini tentu sangat mengenaskan, karena ternyata paus tersebut telah membusuk beberapa hari sebelum bangkainya ditemukan warga.

Baca Juga: Foto Ini Buktikan Satwa Laut Terjerat oleh Sampah Plastik di Lautan

Sedihnya, ternyata isi perut paus tersebut adalah barang-barang yang biasa digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari yang kebanyakan terbuat dari bahan plastik seperti sampah plastik, botol plastik, kantong plastik, sandal jepit, tali rafia, hingga gelas-gelas plastik.

Sampah plastik di Indonesia yang semakin menimbun tidak hanya berasal dari sampah domestik, tapi juga berasal dari sampah impor.

Baca Juga: Darurat, Pantai di Selatan Bali Ini Jadi Lautan Sampah Plastik

VOA Indonesia

Beberapa contoh sampah plastik kemasan produk dari luar negeri yang diambil dari sejumlah tempat pembuangan sampah plastik di Jawa Timur. (Foto: Petrus Riski/VOA)

Sungguh aneh tapi nyata, mengatasi masalah sampah domestik saja belum mampu, mengapa mesti terima impor sampah? hal ini diperkuat oleh pendapatMenteri Lingkungan Hidup dan KehutananSiti Nurbayamenegaskanbahwasampah plastik yang masuk dari luar negeri ke Indonesia pasti statusnya ilegal.

Suara.com

Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/11). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Dilansir dari VOA Indonesia, Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton menghimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menghentikan impor sampah karena Indonesia telah menjadi negara kedua pencemar laut dunia -sejak tahun 2015- setelah China.

Baca Juga: Apakah Sampah Plastik di Indonesia Bakal Seperti di India dan Filipina? Lihat Foto-fotonya Yuk

Voa Indonesia

Sampah-sampah plastik tampak mencemari Laut Teluk Lampung, Bandar Lampung, 21 Februari 2019 lalu (foto: ilustrasi).

pencemaran sampah plastik di laut tidak hanya berbahaya bagi biota laut tapi juga berbahaya untukmanusia.

VOA Indonesia

Tumpukan sampah mencemari Pantai Sanur, di Denpasar, Bali.

Atas permasalahan sampah plastik di Indonesia yang sudah masuk tahap akut ini, Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Pemerintah AS dengan menerima danah hibah dan bantuan teknis -Pemerintah AS melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) pada program Municipal Waste Recycling Program (MWRP)- yang diberikan kepadaenam organisasi masyarakat sipil di Indonesia dengan total Rp18 miliar.

VOA Indonesia

Dubes AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr, bersama perwakilan dari Kemenko Maritim, dan KLHK, serta dengan enam LSM Penerima Dana Hibah, di Jakarta, Rabu (27/3) (VOA/Ghita).

Dana hibah ini diberikan sebagai bentuk kepedulianPemerintah AS. Permasalahan sampah plastik harus menjadi tanggung jawab bersama, ujar Dubes AS untuk IndonesiaJoseph R. Donovan Jr.

persoalan sampah plastik memang selayaknya menjadi tanggung jawab bersama. Seluruh elemen masyarakat harus terlibat, tidak hanya pemerintah dan aktivis lingkungan hidup saja. mengubah kebiasaan memang sulit, tapi ini harus dilakukan. Demi kehidupan yang lebih baik.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Sumber : VOA Indonesia, tribuntravel.com

Baca Lainnya