Perempuan Berhijab Asal Semarang Ini Bersalaman dengan Paus Fransiskus Sembari Minta Doa Ini. Lihat Foto-foto Momen Spesial Itu!

Selasa, 02 Juli 2019 | 16:57

Paus Fransiskus lakukan aksi cium kaki pada pemimpin Sudan demi menyerukan perdamaian perang saudara negara tersebut

Fotokita.net - Paus Fransiskus adalah satu dari sedikit pemimpin dunia yang saat ini bersuara lantang membela hak para pengungsi ketika situasi politik dan ekonomi sungguh-sungguh memojokkan mereka. Tapi apa artinya suara dari seorang pemimpin agama yang tidak punya kementerian sosial, apalagi pasukan perdamaian untuk menghentikan konflik?

Pada Juni 2017, Paus Fransiskus memulai tradisi baru yaitu mencanangkan Hari Orang Miskin Sedunia yang akan jatuh pada 19 November 2017 atau pada hari Minggu ketiga November setiap tahun.

Pemimpin tertinggi Katolik sebelumnya juga pernah mencanangkan hal serupa. Pius X (1914) menciptakan Hari Migran dan Pengungsi Sedunia. Paulus VI (1967) memulai Hari Perdamaian Sedunia. Yohanes Paulus II terkenal dengan Hari Kaum Muda Sedunia sejak 1984. Sebelum ini Paus Fransiskus pada 2015 juga pernah mencanangkan Hari Doa Sedunia bagi Pemeliharaan Ciptaan.

Baca Juga: Hari Ini 29 Tahun Lalu Tragedi Mina Terjadi yang Terulang Lagi Pada 2015. Lihat Foto-fotonya Kembali

dailymaverick.co.za

Paus Fransiskus di Afrika.

Hari-hari istimewa itu dibuat dengan maksud agar umat Katolik menaruh perhatian khusus untuk perkara-perkara yang dianggap penting oleh gereja dan berbuat sesuatu untuk menanggapi keprihatinan itu.

Dengan Hari Orang Miskin Sedunia, Paus Fransiskus berharap agar “komunitas Kristiani di seluruh dunia dapat menjadi tanda yang makin jelas bagi belas kasih Kristus kepada yang paling kecil dan membutuhkan.”

Gereja Katolik bukanlah negara dengan kekuatan militer dan birokrasi yang konkret. Juga bukan perusahaan atau LSM internasional dengan kekuatan dana yang tak terbatas. Kekuatan Gereja Katolik terletak pada kemampuannya untuk membujuk para penganutnya dan masyarakat untuk memandang dunia dengan kacamata moral tertentu, lalu bertindak sesuai dengan keyakinan nurani yang dalam.

Baca Juga: Punya Bentuk Fisik yang Mengerikan. Lihat Foto-foto Makhluk Laut Misterius yang Ditemukan Nelayan Ini? Benarkah Mereka Alien Laut Dalam?

Dengan legitimasi moral, daya tarik pribadi Paus, selebrasi, dan pernyataan publik yang menggugah, serta jaringan yang seluas dunia, Gereja Katolik adalah contoh praktik soft power yang mumpuni.

Paus Fransiskus lakukan aksi cium kaki pada pemimpin Sudan demi menyerukan perdamaian perang saudara negara tersebut

Mimpi untuk bertemu dan menyapa tokoh berpengaruh di dunia menjadi kenyataan bagi Dewi Praswida, gadis kelahiran Kota Semarang, Jawa Tengah. Dewi, panggilan akrabnya, tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan Pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus, salah satu tokoh berpengaruh di dunia, terutama bagi umat Katolik. Perempuan berhijab itu bertemu, bersalaman, hingga berdialog dengan sang tokoh.

“Kesannya luar biasa. Saya hanya orang kampung dan bukan siapa-siapa, tapi bertemu dan berjabat tangan dengan pemimpin umat Katolik Roma seluruh dunia. Jangankan ketemu Paus, mimpi ke Vatikan saja tidak,” ujar mahasiswa Pascasarjana Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, itu, Selasa (2/7/2019).

Baca Juga: Dapatkah Perempuan yang Usulkan Turunkan Foto Jokowi dan Pasang Foto Anies Baswedan di Sekolah Dituntut Secara Hukum?

Perempuan dengan nama lengkap Dewi Kartika Maharani Praswida ini mengatakan, kesempatan bertemu Paus adalah yang kedua kali dalam hidupnya. Pertemuan pertama terjadi pada Maret 2018 saat acara pre sinode meeting orang muda seluruh dunia di Vatikan, Roma.

KOMPAS.COM/ISTIMEWA
KOMPAS.COM/ISTIMEWA

Dewi Praswida, perempuan asal Indonesia bersalaman dan berdialog dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, 26 Juni 2019

Pada pertemuan pertama, Dewi mengaku bangga dapat melihat Paus secara langsung. Sayangnya, ia tidak mempunyai dokumentasi foto ataupun video kala itu. Pada pertemuan kedua, kesempatan itu tidak lagi disia-siakan. Begitu mendapat kesempatan untuk kembali ke Vatikan atas rekomendasi Keuskupan Agung Semarang, ia mempersiapkan segala hal, terutama bahasa.

“Pertemuan kedua (dengan Paus) hari Rabu, tanggal 26 Juni 2019, di St Peter Square, Vatikan, Roma, Italia. Pertemuan itu terjadi saat studi saya berakhir,” ujar gadis yang tumbuh dan besar di Kabupaten Wonogiri ini.

Saat bertemu kedua kali, Dewi mengaku sangat bahagia. Ia mengaku hanya satu-satunya yang berkesempatan bersalaman dan diberi kesempatan memperkenalkan diri. Dewi berkesempatan ke Vatikan untuk kedua kali setelah mendapat beasiswa dari Pemerintah Vatikan melalui Dewan Kepausan.

Baca Juga: Lihat Foto-foto Kehidupan Manusia Gua Asal Thailand Ini. Begini Alasannya Ia Selalu Didatangi Perempuan Cantik!

KOMPAS.COM/ISTIMEWA
KOMPAS.COM/ISTIMEWA

Dewi Praswida, perempuan asal Indonesia bersalaman dan berdialog dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, 26 Juni 2019

Di sana, ia belajar dialog lintas agama di Roma dan Vatikan selama enam bulan. “Saya saja yang salaman kala itu. Saya perkenalkan diri saya kepada Paus dan saya minta beliau doakan untuk saya dan untuk perdamaian dunia. Ini bukan kali pertama saya berjabat tangan dengan beliau, ini yang kedua,” katanya.

Dewi mengenalkan bahwa dia adalah Muslim dari Indonesia. “Beliau (Paus) katakan iya dan akan mendoakan. Dalam perkenalan, saya katakan bahwa saya Muslim dari Indonesia,” ujarnya.

“Kesan bertemu kedua, saya lebih berbahagia lagi karena untuk kedua kali juga saya bisa sedikit menyampaikan sesuatu. Saya merasa mendapat berkah luar biasa ketika didoakan,” ujarnya.

Baca Juga: Lihat Foto-foto Reaksi Satwa Ketika Gerhana Matahari Total Terjadi, Simpanse Pun Akan Menutup Matanya

Dialog lintas agama Dijelaskan Dewi, pengalaman bertemu Paus Fransiskus membuatnya semakin yakin bahwa Indonesia adalah negara yang cinta damai.

Menurut dia, dialog lintas agama yang dilakukannya tidak saja berkumpul dan mengobrol. Lebih dari itu, hidup bersama saling menghargai tanpa mempermasalahkan latar belakang agama. “Indonesia itu, meski saya masih muda, saya yakin aslinya adalah akur dan rukun,” ujarnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita di Balik Foto Viral Wanita Berhijab dari Semarang Bersalaman dengan Paus Fransiskus"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya