"Bangunan semua selesai (hancur) semua. Rumah permanen dan semipermanen, hanyut ke laut," sambungnya.
Tak hanya menyapu rumah, banjir bandang juga membuat dua jembatan beton yang menghubungkan antar desa juga terputus.
"Satu pembangkit listrik juga padam. Karena itulah, warga Kelurahan Waiwerang maupun Desa Waiburak kini dalam kondisi terisolir," tambahnya.
Di wilayah ini, tim Basarnas mencatat tiga orang meninggal, empat orang luka-luka, dan lima dinyatakan hilang.
Puluhan warga yang terdampak, lanjut Wenchy, saat ini mengungsi di sebuah gedung sekolah dan sangat membutuhkan bantuan selimut serta susu untuk balita.
"Untuk sementara ini warga datangkan penanak nasi, masak untuk pengungsi. Besok baru diatur untuk membuat dapur umum,” pungkasnya.
Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hingga pukul 18.30 korban jiwa akibat banjir bandang longsor di Kabupaten Flores Timur, NTT setidaknya ada 41 orang.
Sementara korban luka-luka ada sembilan orang dan 27 orang dinyatakan masih hilang.
Baca Juga: Kabar Tak Menyenangkan dari Ashanty, Dokter Temukan Benjolan dalam Kandungan Aurel, Ibunda Arsy Syok
(Kompas TV/ Rizky L Pratama/ Isnaya Helmi/Christandi Dimas )